loading...

Saturday, April 28, 2018

STATISTIK "TINJAUAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DENGAN DIARE DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA BULAN DESEMBER 2011"

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Perkembangan dan perubahan yang cepat terjadi di dunia pelayanan kesehatan. Suatu institusi yang bergerak di bidang kesehatan yaitu rumah sakit didirikan sebagai penyedia layanan kesehatan yang diperlukan masyarakat. Suatu pelayanan kesehatan yang berkualitas diberikan kepada masyarakat untuk memberikan kepuasan kepada konsumen selaku penerima jasa dari rumah sakit tersebut.
Salah satu unit pelayanan di rumah sakit yang berperan penting sebagai sarana penunjang adalah rekam medis. Rekam medis berperan dalam menyediakan informasi yang dapat dipakai sebagai alat untuk menganalisa dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien (Rustiyanto, 2010). Menurut pasal 1 PERMENKES 269/MENKES/PER/III/ 2008 rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien (Firdaus, 2008).
Rekam medis dapat diartikan sebagai keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa serta segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang rawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Proses kegiatan penyelenggaraan rekam medis dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, dilanjutkan dengan kegiatan pencatatan data medis pasien oleh dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lainnya yang memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada pasien (Depkes, 2006).
Data rekam medis merupakan sumber data statistik rumah sakit yang dapat digunakan untuk keperluan manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan (Rustiyanto, 2010). Indeks penyakit merupakan sumber data statistik rumah sakit yang dihasilkan dari unit rekam medis. Dari indeks penyakit diketahui karakteristik pasien rawat inap meliputi jenis kelamin, kelompok umur, cara masuk, cara pembayaran, lama dirawat, dokter yang merawat, ruang, status kepulangan dan wilayah. Data indeks penyakit dipakai juga untuk mempelajari kasus-kasus terdahulu dari satu penyakit untuk memperoleh pengertian tentang penanggulangan terhadap penyakit-penyakit atau masalah-masalah kesehatan pada saat ini.
Masalah kesehatan di Indonesia salah satunya adalah penyakit diare. Penderita diare masih sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.  Bahaya utama diare adalah kematian yang disebabkan karena tubuh banyak kehilangan cairan.
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta merupakan rumah sakit tipe C yang belum melakukan analisa tentang karakteristik pasien rawat inap untuk satu penyakit. Berdasarkan laporan data 10 besar penyakit pasien rawat inap per bulan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta tahun 2011 untuk penyakit tertinggi adalah diare, terjadi pada bulan Desember 2011.
Berikut adalah data 10 besar penyakit pasien rawat inap bulan Desember 2011 dan jumlah pasien rawat inap dengan diare pada tahun 2011 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta :
Tabel 1.1
Data 10 Besar Penyakit Pasien Rawat Inap Bulan Desember 2011

No.
Nama Penyakit
Total Pasien
1.
Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious origin
79
2.
Typoid fever
42
3.
Spontaneous vertex delivery
28
4.
Dyspepsia
26
5.
Urinary tract infection, site not specified
25
6.
Prolonged pregnancy
21
7.
Blighted ovum and nonhydatidiform mole
21
8.
Premature repture of membranes, onset of labour within
15
9.
Delivery by elective caesarean section
15
10.
Cerebral infraction, unspecified
15
Sumber : Bagian Indeksing  dan reporting RS PKU Muhammadiyah Surakarta  

Tabel 1.2
Jumlah Pasien Rawat Inap Dengan Diare Per Bulan Tahun 2011

No.
Bulan
Total Pasien
1.
Januari
45
2.
Februari
41
3.
Maret
47
4.
April
44
5.
Mei
37
6.
Juni
58
7.
Juli
57
8.
Agustus
59
9.
September
34
10.
Oktober
43
11.
November
38
12.
Desember
79
Sumber : Bagian Indeksing  dan reporting RS PKU Muhammadiyah Surakarta
Berdasarkan pertimbangan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta dengan judul “Tinjauan Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011”

B.       Rumusan Masalah
Bagaimanakah tinjauan karakteristik pasien rawat inap dengan diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011 ?

C.      Tujuan Penelitian
1.   Tujuan Umum
Mengetahui tinjauan karakteristik pasien rawat inap dengan diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011.
2.        Tujuan Khusus
a.    Mengetahui prosentase jumlah pasien rawat inap dengan diare berdasarkan karakteristik jenis kelamin di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011.
b.    Mengetahui prosentase jumlah pasien rawat inap dengan diare berdasarkan karakteristik kelompok umur di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011.
c.    Mengetahui prosentase jumlah pasien rawat inap dengan diare berdasarkan karakteristik cara masuk di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011.
d.   Mengetahui prosentase jumlah pasien rawat inap dengan diare berdasarkan karakteristik cara pembayaran di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011.
e.    Mengetahui lama dirawat pasien rawat inap dengan diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011.
f.     Mengetahui prosentase jumlah pasien rawat inap dengan diare berdasarkan karakteristik dokter yang merawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011.
g.    Mengetahui prosentase jumlah pasien rawat inap dengan diare berdasarkan karakteristik ruang perawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011.
h.    Mengetahui prosentase jumlah pasien rawat inap dengan diare berdasarkan karakteristik status kepulangan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011.
i.      Mengetahui prosentase jumlah pasien rawat inap dengan diare berdasarkan karakteristik wilayah di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011.

D.      Manfaat Penelitian
1.    Penulis
Menambah ilmu, pengetahuan dan pengalaman tentang rekam medis dan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah khususnya Statistik Rumah Sakit.
2.    Akademik
a.    Sebagai referensi bagi perpustakaan APIKES Citra Medika Surakarta demi perkembangan ilmu rekam medis.
b.    Sebagai sarana untuk mengukur seberapa jauh pemahaman mahasiswa terhadap teori yang diberikan sehingga menjadi bahan evaluasi bagi akademik.
3.    Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan dan bahan evaluasi rumah sakit dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

E.       Ruang Lingkup
1.    Lingkup Keilmuan
     Lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu rekam medis dan informasi kesehatan.
2.    Lingkup Materi
     Lingkup materi dalam penelitian ini adalah statistik rumah sakit khususnya mengenai karakteristik pasien rawat inap berdasarkan indeks penyakit.
3.    Lingkup Lokasi
     Lokasi dalam penelitian ini adalah bagian pelaporan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
4.    Lingkup Metode
     Penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian secara deskriptif dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara.
5.    Lingkup Objek
     Objek dalam penelitian ini adalah Sub. Bag. Rekam Medis bagian pelaporan di PKU Muhammadiyah Surakarta.
6.    Lingkup Waktu
     Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2011 – Juni 2012.


















F.       Keaslian Penelitian
Penelitian tentang “Tinjauan Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011”  sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan, yang hampir sama pernah dilakukan antara lain :
Tabel 1.3
Keaslian Penelitian
No
             Judul KTI
Oleh\Tahun
Lokasi Penelitian
Variabel yang diteliti
Metodologi Penelitian
1.
Analisis Rata-Rata Lama Tinggal Pasien Rawat Inap Berdasar Jenis Penyakit di Rumah Sakit Simo Triwulan I – Triwulan IV Tahun 2009
Muhamad Danang Setyawan/2010/ Apikes Citra Medika Surakarta
Rumah Sakit Simo Boyolali
ALOS, Jumlah hari perawatan pasien keluar tahun 2009, jumlah pasien keluar hidup dan mati selama tahun 2009, 10 besar jenis penyakit, standar efisiensi ALOS menurut Depkes
Penelitian diskriptif dengan mengguna-kan pendekatan retrospektif
2.
Analisis Rata-Rata Kunjungan Per Hari Pasien Rawat Jalan Per Bulan di Rumah Sakit Umi Barokah Boyolali Periode tahun 2008-2009
Budi Tusjiyanti/ 2010/Apikes Citra Medika Surakarta
Rumah Sakit
Umi Barokah
Boyolali
Sensus harian rawat jalan, Jumlah kunjungan per hari pasien rawat jalan per bulan periode tahun 2008-2009, rata-rata kunjungan per hari pasien rawat jalan per bulan periode tahun 2009, gambaran cakupan pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi.
Penelitian diskriptif dengan tehnik pengumpulan data observasi dan wawancara
3.
Hubungan Karakteristik Pasien dengan Lama Dirawat Kasus Gastroenteritis Akut di RSUD Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri tahun 2009
Aflaha Musliha Taati/2010/
Apikes Mitra Husada Karanganyar
RSUD Soediran Mangun Sumarso Wonogiri
Umur, Jenis Kelamin, Cara Pembayaran, Lama Dirawat

Jenis penelitian analitik atau cross sectional serta pengumpulan data dengan observasi dan wawancara


1.    Muhamad Danang Setyawan (2007.031) yang berjudul “Analisis Rata-Rata Lama Tinggal Pasien Rawat Inap Berdasar Jenis Penyakit di Rumah Sakit Simo Triwulan I - Triwulan IV Tahun 2009”. Persamaan penelitian ini adalah pada metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif. Perbedaan penelitian ini adalah Muhamad Danang Setyawan (2007.031) menganalisis rata-rata lama tinggal pasien rawat inap berdasarkan jenis penyakit selama Triwulan I - Triwulan IV tahun 2009 sedangkan pada penelitian ini menganalisis tentang karakteristik pasien rawat inap dengan diare berdasarkan indeks penyakit. Selain itu pada penelitian ini juga mempunyai perbedaan dalam hal lokasi penelitian, waktu dan jumlah sampel yang digunakan.
2.    Budi Tusjiyanti (2009.007) yang berjudul “Analisis Rata-Rata Kunjungan Per Hari Pasien Rawat Jalan Per Bulan di Rumah Sakit Umi Barokah Boyolali Periode tahun 2008-2009”. Persamaan penelitian ini adalah pada metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif serta pengumpulan data pada penelitian menggunakan observasi dan wawancara. Perbedaan penelitian ini adalah Budi Tusjiyanti (2009.007) menganalisis rata-rata kunjungan per hari pasien rawat jalan per bulan periode tahun 2008-2009 sedangkan pada penelitian ini menganalisis tentang karakteristik pasien rawat inap dengan diare berdasarkan indeks penyakit.
3.    Aflaha Musliha Taati (2010) yang berjudul “Hubungan Karakteristik Pasien dengan Lama Dirawat Kasus Gastroenteritis Akut di RSUD Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri tahun 2009”. Persamaan penelitian ini adalah pengumpulan data menggunakan metode observasi dan wawancara. Perbedaan penelitian ini adalah pada penelitian Aflaha Musliha Taati (2010) menganalisis hubungan karakteristik pasien dengan lama dirawat untuk kasus gastroenteritis akut tahun 2009 sedangkan pada penelitian ini menganalisis tentang karakteristik pasien rawat inap dengan diare berdasarkan indeks penyakit.





G.      Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman Karya Tulis Ilmiah, ditulis dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I        PENDAHULUAN
                   Pada bab I berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lingkup penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II       LANDASAN TEORI
                   Pada bab II ini dijelaskan tentang rumah sakit, rekam medis, statistik rumah sakit, unit rawat inap, tabulasi (Indeksing), karakteristik, penyakit diare, indikator mutu pelayanan medis, kerangka teori dan kerangka konsep.
BAB III     METODE PENELITIAN
                   Pada bab III ini dijelaskan tentang jenis penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, instrumen penelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data.
BAB IV     HASIL DAN PEMBAHASAN
                   Pada bab IV ini dijelaskan tentang hasil dan pembahasan.
BAB V       KESIMPULAN SARAN
                   Pada bab V ini berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


BAB II
LANDASAN TEORI

A.      Rumah Sakit
1.    Definisi Rumah Sakit
Pengertian rumah sakit menurut UU Pasal 1 No. 44 tahun 2009 adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
2.    Tujuan Rumah Sakit
Pengaturan penyelenggaraan rumah sakit menurut UU Pasal 3 No. 44 tahun 2009, rumah sakit bertujuan untuk :
a.    Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
b.    Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.
c.    Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit.
d.   Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit dan rumah sakit.
3.    Fungsi Rumah Sakit
Menurut UU Pasal 5 No. 44 tahun 2009 rumah sakit mempunyai fungsi sebagai berikut :
a.    Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b.    Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c.    Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
d.   Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan tegnologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

B.       Rekam Medis
1.   Definisi Rekam Medis
Menurut penjelasan pasal 46 ayat 1 UU Praktik Kedokteran dalam Firdaus (2008) yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Sedangkan pada pasal 1 Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/ 2008 rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien.

2.   Tujuan Rekam Medis
Tujuan rekam medis menurut Depkes RI (2006) adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa di dukung suatu sistem pengolahan rekam medis yang baik dan benar, maka tidak akan teciptanya tertib administrasi rumah sakit sebagaimana yang diharapkan.
3.   Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan rekam medis secara umum menurut Depkes RI (2006) adalah :
a.    Sebagai alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang ikut ambil bagian didalam proses pemberian pelayanan, pengobatan, dan perawatan kepada pasien.
b.    Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.
c.    Sebagai bukti tertulis maupun terekam atas segala tindakan pelayanan, pengobatan dan pengembangan penyakit selama pasien berkunjung atau dirawat di rumah sakit.
d.   Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang telah diberikan kepada pasien.
e.    Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
f.     Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk kepentingan penelitian dan pendidikan.
g.    Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis yang diterima oleh pasien.
h.    Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan.

C.      Statistik Rumah Sakit
1.   Pengertian
a.    Statistik
Pengertian statistik menurut Riduwan (2011) merupakan  rekapitulasi yang berbentuk angka-angka disusun dalam bentuk tabel dan diagram yang mendiskripsikan suatu permasalahan, sedangkan menurut Luknis dan Sutanto (2008) statistik adalah sekumpulan konsep dan metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan menginterprestasi data tentang bidang kegiatan tertentu dan mengambil kesimpulan dalam situasi dimana ada ketidakpastian dan variasi.
b.    Statistik Kesehatan
Statistik kesehatan menurut Rustiyanto (2010) merupakan sekumpulan keterangan berbentuk angka yang berhubungan dengan masalah kesehatan. Sedangkan menurut Notoadmojo (2003) statistik kesehatan adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan pencatatan dalam penilaian kesehatan, baik individu maupun masyarakat.


Kegunaan statistik kesehatan menurut Rustiyanto (2010) meliputi :
1)   Menentukan ada dan besarnya masalah kesehatan.
2)   Menentukan prioritas masalah.
3)   Membuat perencanaan program kesehatan.
4)   Mengadakan evaluasi pelaksanaan program kesehatan.
5)   Dokumentasi untuk mengadakan perbadingan dimasa yang akan datang.
6)   Mengadakan penelitian masalah kesehatan yang belum diketahui dan menguji kebenaran suatu masalah kesehatan.
7)   Memberikan penerangan tentang kesehatan kepada masyarakat.
c.    Statistik Rumah Sakit
Pengertian statistik rumah sakit menurut Rano Indradi (2010) yaitu statistik yang menggunakan dan mengolah sumber data dan pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk menghasilkan informasi, fakta dan pengetahuan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
2.    Kegunaan Statistik Rumah Sakit
Menurut Rano Indradi (2010) Informasi dari statistik rumah sakit digunakan untuk berbagai kepentingan antara lain :
a.    Perencanaan, pemantauan pendapatan dan pengeluaran dari pasien oleh pihak manajemen rumah sakit.
b.    Pemantauan kinerja medis.
c.    Pemantauan kinerja non medis.
3.    Tujuan Statistik Rumah Sakit
Tujuan dalam statistik rumah sakit menurut Rano Indradi (2010) adalah sebagai berikut :
a.    Mengetahui alasan pasien datang berobat.
b.    Biaya yang dibutuhkan untuk pelayanan terhadap pasien.
c.    Kualitas dari pelayanan yang diberikan.
d.   Berbagai informasi yang dibutuhkan oleh pihak penentu akreditasi.
e.    Berbagai informasi yang dibutuhkan oleh penanggung biaya pelayanan.
f.     Penentuan prioritas pelayanan.
g.    Mengelola keberagaman layanan dokter spesialis.
h.    dan sebagainya.
4.    Sumber Data Statistik Rumah Sakit
Sumber data statistik rumah sakit menurut Rustiyanto (2010) dihasilkan dari data rekam medis yang ada di Unit Rekam Medis di rumah sakit. Adapun sumber data yang dihasilkan dari unit rekam medis antara lain di :
a.    Tempat Penerimaan Pasien Rawat Jalan atau TPPRJ
1)   Register pendaftaran rawat jalan
2)   KIUP
b.    Unit Rawat Jalan atau URJ
1)   Register Pasien Rawat Jalan
2)   Sensus Harian Rawat Jalan
3)   Register atau catatan tindakan pelayanan
4)   Rekapitulasi bulanan rawat jalan
c.    Unit Gawat Darurat atau UGD
1)   Register Pasien gawat darurat
2)   Sensus Harian gawat darurat
3)   Register atau catatan tindakan gawat darurat
d.   Tempat Penerimaan Pasien Rawat Inap atau TPPRI
1)   Register pendaftaran rawat inap
2)   Catatan penggunaan tempat tidur
e.    Unit Rawat Inap atau URI
1)   Sensus harian rawat inap
2)   Register pasien rawat inap
3)   Register persalinan dan abortus
4)   Buku register tindakan medis
f.     Instalasi Pemeriksaan Penunjang
1)   Register penerimaan specimen
2)   Register pemeriksaan penunjang
3)   Sensus harian pemeriksaan penunjang
g.    Assembling
1)   Catatan penggunaan formulir rekam medis
2)   Kartu kendali
h.    Filling
1)   Buku catatan peminjaman dokumen rekam medis
2)   Tracer

i.      Coding atau Indeksing
1)   Indeks penyakit
2)   Indeks kematian
3)   Indeks operasi
4)   Indeks dokter
5)   Indeks bayi
6)   Indeks kebidanan

D.      Unit Rawat Inap
Pengertian Unit Rawat Inap (URI) menurut Shofari (2002) adalah salah satu bagian pelayanan klinis yang melayani pasien karena keadaanya harus dirawat satu atau lebih. Pelayanan rawat inap menurut Rustiyanto (2010) yaitu pelayanan kepada pasien yang memerlukan observasi, diagnosis, terapi atau rehabilitasi yang perlu menginap dan menggunakan tempat tidur serta mendapat makanan dan pelayanan perawat terus menerus.

E.       Tabulasi (Indeksing)
Menurut Depkes RI (2006) indeksing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat kedalam indeks-indeks (dapat menggunakan kartu indeks atau komputerisasi). Didalam kartu indeks tidak boleh mencantumkan nama pasien.


Jenis indeks yang dibuat :
1)   Indeks Pasien
a.    Pengertian
Indeks pasien adalah satu tabulasi kartu katalog yang berisi nama semua pasien yang pernah berobat di rumah sakit.
Informasi yang ada didalam kartu ini ialah :
Halaman depan : Nama Lengkap, Kelamin, Umur, Alamat, Tempat dan Tanggal Lahir, Pekerjaan.
Halaman belakang : Tanggal Masuk, Tanggal Keluar, Hasil Penunjang Medis, Dokter, No. Rekam Medis.
b.    Ukuran
Ukuran kartu indeks penderita tergantung dari banyak sedikitnya penderita yang berobat di rumah sakit. Ukuran yang dianjurkan adalah 12,5 x 7,5 cm. Untuk rumah sakit yang sangat banyak penderita rawat jalannya dianjurkan menggunakan kartu dengan ukuran (4,25 x 7,5 cm).
c.    Kegunaan
Kartu indeks penderita dapat digunakan sebagai kunci untuk menemukan berkas rekam medis seorang penderita.
d.   Cara Penyimpanan
Kartu indeks disusun alpabet seperti susunan kata-kata dalam kamus. Jika seorang datang kembali dengan mengatakan bahwa dia telah bersuami, kartu yang sekarang harus dibuat catatan petunjuk (tanda lihat atau tanda X) dengan kartunya yang dulu dan sebaliknya.
Untuk mempercepat dan mempermudah mengembalikan kartu indeks nama jika sewaktu-waktu dibutuhkan, penyusunan kartu indeks harus diberi petunjuk dan dibelakang setiap petunjuk maksimum hanya diletakkan dua kartu saja. Pengecekan terhadap penyimpanan kartu-kartu harus dilakukan secara periodik untuk memperbaiki kekeliruan yang mungkin terjadi.
Untuk rumah sakit yang telah menggunakan sistem komputerisasi tabulasi daftar nama pasien dapat dilakukan dengan menggunakan komputer, dengan menggunakan sistem komputerisasi akan diperoleh kemudahan serta kecepatan didalam proses tabulasi data.
e.    Lama Penyimpanan
Lama penyimpanan kartu indeks penderita sama dengan lama penyimpanan berkas rekam medis.
f.     Alat Penyimpan
a)    Menggunakan lemari 8 laci dengan 3 kotak pada setiap laci. Rata-rata 100 kartu dapat diletakkan pada setiap 2,5 cm, sehingga lemari beri 8 laci dengan 3 kotak tersebut dapat menyimpan 63.000 kartu.
b)   Menggunakan alat yang berkotak-kotak yang dapat diputar.
c)    Penyimpanan data pasien yang menggunakan sistem komputerisasi dapat disimpan sebagai data dasar pasien yang akan tersimpan secara baku didalam data dasar pasien dirumah sakit.


2)   Indeks Penyakit (Diagnosis) dan Operasi
a.    Pengertian
Pengertian indeks penyakit dan indeks operasi menurut Depkes RI (2006) adalah tabulasi yang berisi kode penyakit dan kode operasi pasien yang berobat di rumah sakit.
Informasi yang ada didalam kartu ini adalah :
a)    Nomor kode
b)   Judul, Bulan, Tahun
c)    Nomor Penderita
d)   Jenis Kelamin
e)    Umur
Untuk indeks operasi ditambah :
Dokter Bedah, Dokter Anastesi, hari pra operasi, post operasi, pasien keluar (meninggal, sembuh, cacat).
Untuk indeks penyakit ditambah :
Diagnosa lain, dokter lain, hari perawatan, meninggal atau keluar (sembuh, cacat).
b.    Kegunaan
1.    Untuk mengambil berkas rekam medis tertentu, guna keperluan sebagai berikut :
a)    Mempelajari kasus-kasus terdahulu dari satu penyakit untuk memperoleh pengertian tentang penanggulangan terhadap penyakit-penyakit atau masalah-masalah kesehatan pada saat ini.
b)   Untuk menguji teori-teori membandingkan data-data tentang penyakit atau pengobatan dalam rangka penyuguhan tulisan-tulisan ilmiah.
c)    Menyuguhkan data menggunakan fasilitas rumah sakit untuk menyususun keperluan alat-alat baru, tempat tidur dan lain-lain.
d)   Menilai kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit.
2.    Menyuguhkan data pelayanan yang diperlukan dalam survey kemampuan rumah sakit.
3.    Menemukan berkas rekam medis dimana dokternya hanya ingat diagnosa atau operasinya, sedangkan nama pasien yang bersangkutan lupa.
4.    Menyediakan materi pendidikan untuk mahasiswa kedokteran, perawat, dll.
c.    Cara Penyimpanan
Kartu-kartu indeks disimpan dalam laci menurut nomor urut. Secara periodik harus diamati kemungkinan kesalahan penyimpanan kartu-kartu indeks, kartu indeks harus tampak rapi, tulisannya gampang dibaca, pengisiannya harus dengan tinta atau dengan mesin ketik. Pada akhir tahun baris terakhir dibawahnya dibuat garis warna merah pada setiap kartu.



3)   Indeks Dokter
a.    Pengertian
Indeks dokter adalah satu tabulasi data yang berisi nama dokter yang memberikan pelayanan medik kepada pasien.
b.    Kegunaan
a)    Untuk menilai kinerja dokter
b)   Bukti pengadilan
4)   Indeks Kematian
Informasi yang tetap dalam indeks kematian menurut Depkes RI (2006) adalah :
a.    Nama Penderita
b.    Nomor Rekam Medis
c.    Jenis Kelamin
d.   Umur
e.    Kematian : kurang dari satu jam post operasi
f.     Dokter yang merawat
g.    Hari Perawatan
h.    Wilayah





F.       Karakteristik
a.    Pengertian Karakteristik
Karakteristik menurut tesis Wike Diah (2009) adalah ciri khusus yang mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu. Ciri khusus ini dapat berupa fisik seperti pekerjaan, pemilikan dan pendapatan, maupun non fisik seperti pengalaman dan kebutuhan yang dapat beraneka ragam. Jenis kelamin, umur, paritas, etnis, agama, status perkawinan, status sosial meliputi pendidikan, pekerjaan, pendapatan, kepadatan rumah, tempat tinggal yang meliputi desa-kota dan morbiditas merupakan variabel-variabel universal yang harus diperhitungkan untuk diikut sertakan dalam suatu penelitian meskipun tidak secara otomatis digunakan sebagai variabel penelitian. Jumlah variabel sebanyak yang diperlukan dan sesedikit mungkin.
Umur, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah keluarga, pendidikan, pekerjaan serta pendapatan berkaitan dengan kebutuhan pencarian pelayanan kesehatan. Kebutuhan terkait dengan hal yang nyata seperti penggunaan fasilitas, persepsi pasien terhadap kualitas pelayananan dan hubungan antara pasien dan petugas pelayanan kesehatan. Tingkat pendidikan dapat digunakan untuk mengidentifikasi status sosial ekonomi. Pendidikan mempengaruhi apa yang akan dilakukan yang tercermin dari pengetahuan, sikap dan perilaku. Pendidikan yang rendah berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang rendah. Angka kesakitan sangat berbeda jumlahnya pada pendidikan rendah dan pekerjaan yang tidak memadai. Hampir semua penyakit teridentifikasi diantara populasi dengan tingkat pendidikan rendah, dan bila dibandingkan dengan pendidikan tinggi perbedaan itu tampak nyata. Pendidikan dan sosio ekonomi menentukan tingkat kesehatan seseorang. Pendidikan dapat memperbaiki perilaku kesehatan serta membantu mencegah penyakit. Uang dapat digunakan untuk membeli pelayanan kesehatan dan perbaikan lingkungan. Pendidikan, kekayaan dan status sosial berhubungan dengan kesakitan dan kematian khususnya pada mayoritas warga pedesaaan yang miskin (Wike Diah, 2009).
Pekerjaan mempengaruhi komunitas di mana mereka bergaul. Istri yang tidak bekerja dengan pendidikan rendah biasanya lebih mempertahankan nilai-nilai tradisional. Sikap mereka terhadap kesehatan pribadi, kepercayaan mengenal nilai medis semuanya diperoleh dari orang tua. Kelas perawatan adalah tingkatan fasilitas ruangan perawatan yang dipilih pasien dengan disesuaikan dengan pendapatan yang dimiliki, semakin baik fasilitasnya maka nilai nominal yang dikeluarkan semakin tinggi. Penyakit adalah apa yang didapatnya sepulang dari dokter (Wike Diah, 2009).





b.    Variabel Karakteristik
Menurut Notoadmojo (2003) variabel karakteristik terdiri dari :
1)   Umur
Merupakan variabel yang selalu diperhatikan di dalam penyelidikan-penyelidikan. Untuk keperluan perbandinagn maka WHO menganjurkan pembagian-pembagian umur sebagai berikut :
1.    Menurut tingkat kedewasaan
0 - 14                              : Bayi dan anak-anak
15 - 49                            : Orang muda dan dewasa
50 tahun ke atas             : Orang tua
2.    Interval 5 tahun
1 – 4
5 – 9
10 – 14
Dan sebagainya
3.    Untuk mempelajari penyakit anak
0 – 4 bulan
5 – 10 bulan
11 – 23 bulan
2 – 4 tahun
5 – 9 tahun
9 – 14 tahun

2)   Jenis Kelamin
Merupakan variabel yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Angka-angka dari luar negeri menunjukan bahwa angka kesakitan lebih tinggi di kalangan perempuan sedangkan angka kematian lebih tinggi di kalangan laki-laki pada semua golongan umur. Untuk indonesia masih perlu dipelajari lebih lanjut (Notoadmojo, 2003).
3)   Kelas Sosial
Merupakan variabel yang sering dilihat hubungannya dengan angka kesakitan atau kematian, variabel ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang. Kelas sosial ditentukan oleh unsur-unsur seperti pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan tempat tinggal.
4)   Tempat atau Wilayah
Merupakan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan pelayanan kesehatan.

G.      Penyakit Diare
1.    Pengertian Penyakit Diare
Pengertian diare menurut  Aesculapius (2000) adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa darah yang disertai lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.
Menurut skripsi Sanusi (2011) diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuh balita yang masih lemah sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran virus penyebab diare. Diare merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama pada balita.
2.    Etiologi Diare
Etiologi diare menurut Aesculapius (2000) yaitu :
a.    Infeksi : virus (Rotavirus, Norwalk), bakteri (Shigella, Salmonella, E.Coli,Vibrio), parasit (Protozoa, E. Histolycita, G, Lamblia, Balamtidium coli, cacing perut, Askaris, Trikuris, Strongiloideus, dan jumur/kandida).
b.    Malabsorpsi : karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak atau protein.
c.    Makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d.   Imunodefisiensi.
e.    Psikologis : rasa takut dan cemas.
3.    Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang bagi penderita diare menurut Aesculapius (2000) meliputi:
a.    Pemeriksaan tinja : mikroskopis dan mikroskopik, pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi (sugar intolerance), biakan kuman untuk mencari kuman penyakit dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).
b.    Pemeriksaan darah : darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama, Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai kejang).
c.    Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.
d.   Duodenal intubation, untuk menegtahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.

H.      Indikator Mutu Pelayanan Medis
1.    Pengertian Indikator
Pengertian indikator menurut Sabarguna (2005) adalah variabel yang dapat ditentukan ukurannya, seperti ukuran hasil (log indikator), ukuran pemicu kerja (lead indikator). Keduanya perlu diuraikan untuk masing-masing perspektif sehingga merupakan informasi yang relavan untuk bahan melakukan tindakan.
2.    Manfaat Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit
Menurut Depkes RI (2006) indikator mutu pelayanan rumah sakit memiliki manfaat yang sangat besar bagi pengelola rumah sakit, terutama untuk mengukur kinerja rumah sakit itu sendiri. Manfaat tersebut antara lain sebagai alat melaksanakan manajemen kontrol dan alat untuk mendukung pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan kegiatan pada masa yang akan datang.




I.         Kerangka Teori
Pengambilan Keputusan
Indeksing
DRM RI
Indeks Penyakit
1.    Jenis kelamin pasien rawat inap dengan diare.
2.    Kelompok umur pasien rawat inap dengan diare.
3.    Cara masuk pasien rawat inap dengan diare.
4.    Cara pembayaran pasien rawat inap dengan diare
5.    Lama dirawat pasien rawat inap dengan diare.
6.    Dokter yang merawat pasien rawat inap dengan diare.
7.    Ruang perawatan pasien rawat inap dengan diare.
8.    Status kepulangan pasien rawat inap dengan diare.
9.    Wilayah pasien rawat inap dengan diare.
Unit Rekam Medis
 







































Gambar 2.1 Kerangka Teori
J.        Kerangka Konsep
OUTPUT

1.    Jenis kelamin pasien rawat inap dengan diare.
2.    Kelompok umur pasien rawat inap dengan diare.
3.    Cara masuk pasien rawat inap dengan diare.
4.    Cara pembayaran pasien rawat inap dengan diare.
5.    Lama dirawat pasien rawat inap dengan diare.
6.    Dokter yang merawat pasien rawat inap dengan diare.
7.    Ruang perawatan pasien rawat inap dengan diare.
8.    Status kepulangan pasien rawat inap dengan diare.
9.      Wilayah pasien rawat inap dengan diare.
PROSES

Karakteristik pasien rawat inap dengan diare.
INPUT

1.    Indeks penyakit pasien rawat inap dengan diare
2.    Dokumen rekam medis pasien rawat inap dengan diare.
 











































Gambar 2.2 Kerangka Konsep


BAB III
METODE PENELITIAN

A.      Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, menurut Notoadmojo (2005) penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi tentang suatu keadaan yang objektif. Sedangkan metode pengambilan data yang digunakan adalah observasi yaitu penelitian dengan melihat secara langsung dan mencatat jumlah dengan cara sistematis terhadap kegiatan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Selain menggunakan metode observasi penulis juga menggunakan metode wawancara, menurut Notoadmojo (2005) metode wawancara yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari sesorang sasaran penelitian (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face).
Adapun pendekatan yang digunakan dalam pengambilan data adalah studi retrospektif, menurut Notoadmojo (2005) studi restospektif yaitu penelitian yang berusaha melihat ke belakang (backward looking), artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang sudah terjadi. Kemudian dari efek tersebut ditelusuri penyebabnya atau variabel-variabel yang mempengaruhi akibat tersebut.

B.       Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.    Jenis Kelamin.
2.    Kelompok Umur.
3.    Cara Masuk.
4.    Cara Pembayaran.
5.    Lama Dirawat.
6.    Dokter yang Merawat.
7.    Ruang Perawatan.
8.    Status Kepulangan.
9.    Wilayah.












C.      Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional

No
Variabel
Definisi
1.
Jenis Kelamin
Kelas atau kelompok yang terdiri dari  laki-laki dan perempuan.
2.
Kelompok Umur
Penggolongan umur terdiri dari :
a.    0-28 hari
b.    28 hari - < 1 tahun
c.    1-4 tahun
d.   5-14 tahun
e.    15-24 tahun
f.     25-44 tahun
g.    45-64 tahun
h.    65+ tahun
3.
Cara Masuk
Suatu cara dimana pasien masuk untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit, cara masuk di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta meliputi :
a.     RS Pemerintah
b.     RS Swasta
c.     Puskesmas
d.    Puskesmas Pembantu
e.     Dokter Umum
f.      Dokter Ahli
g.     Pasien Pribadi
h.     Paramedis
i.       Datang Sendiri
4.
Cara Pembayaran
Cara pengganti seluruh jumlah biaya perawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta terdiri dari :
a.    Askes
b.    Asuransi Lain
c.    Bayar Sendiri
d.   Jamkesmas
e.    PKMS
5.
Lama Dirawat
Berapa hari lamanya seorang pasien dirawat inap pada satu episode perawatan. Satuan untuk LD adalah hari.
6.
Dokter yang Merawat
Seseorang yang bertanggung jawab terhadap pencatatan dan perawatan pasien di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
7.
Ruang Perawatan
Tempat pasien dirawat yang berdasarkan ruangan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
8.
Status Kepulangan
Suatu keadaan dimana pasien keluar setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit, yang terdiri dari :
a.       Sembuh
b.      Ijin Dokter
c.       Pulang Paksa
d.      Pindah RS lain
e.       Melarikan Diri
f.       Meninggal Dunia
9.
Wilayah
Sebuah daerah yang dikuasai atau menjadi teritorial dari sebuah kedaulatan.


D.      Populasi dan Sampel
1.    Populasi Penelitian (universe)
Pengertian populasi menurut Notoadmojo (2005) adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah indeks penyakit pasien rawat inap dengan penyakit diare bulan Desember 2011 dan dokumen rekam medis pasien rawat inap dengan diagnosa utama diare bulan Desember 2011.
2.    Sampel Penelitian
Menurut Notoadmojo (2005) sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah total populasi yaitu indeks penyakit pasien rawat inap dengan penyakit diare dan 79 dokumen rekam medis pasien rawat inap dengan penyakit diare.


E.       Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah :
1.    Pedoman observasi dan wawancara
a.    Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mendapatkan prosedur dan hasil analisa karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare bulan Desember tahun 2011 (Lampiran 1).
b.    Pedoman observasi
Pengertian observasi menurut Riduwan (2011) yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Pedoman observasi pada lampiran 2.
2.    Tabel kerja yang digunakan untuk mencatat data tentang karakteristik pasien rawat inap penyakit diare bulan Desember tahun 2011 berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur, cara masuk, cara pembayaran, lama dirawat, dokter yang merawat, ruang, status kepulangan dan wilayah.
3.    Kalkulator untuk menghitung prosentase pasien rawat inap penyakit diare berdasarkan karakteristik pada formulir indeks penyakit.
4.    Peralatan Tulis
Alat yang digunakan untuk membantu dalam melakukan kegiatan atau merekap suatu data. Contohnya ialah bolpoin, pensil, penghapus dan buku tulis.


F.       Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.    Data Primer
Menurut Notoadmojo (2005) data primer yaitu sumber informasi yang langsung berasal dari yang mempunyai wewenang dan bertanggung jawab terhadap data tersebut. Dalam penelitian ini data primer diperoleh dengan observasi langsung terhadap petugas rekam medis dan wawancara. Sedangkan data primer dalam penelitian ini adalah dokumen rawat inap pasien dengan penyakit diare.
2.    Data sekunder
Menurut Notoadmojo (2005) data sekunder yaitu sumber informasi yang bukan dari tangan pertama, dan bukan mepunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi atau data tersebut. Dalam penelitian ini data sekunder adalah indeks penyakit diare, protap rumah sakit, profil rumah sakit, struktur organisasi rumah sakit.

G.      Pengolahan Data
1.    Collecting
Pengumpulan data pasien rawat inap dengan penyakit diare bulan Desember 2011.
2.    Editing
Mengoreksi data pasien rawat inap dengan penyakit diare bulan Desember 2011 yang telah dikumpulkan sebagai bahan penelitian.
3.    Klasifikasi
Mengklasifikasikan data yang diperoleh sesuai kelompok masing-masing untuk memudahkan menganalisa.
4.    Tabulasi
Memindahkan data dalam bentuk tabel yang telah dikumpulkan dari hasil penelitian.
5.    Perhitungan
Data yang telah terkumpul digunakan untuk menghitung prosentase pasien rawat inap dengan penyakit diare berdasarkan karakteristik pada formulir indeks penyakit serta formulir lembar masuk dan keluar.
6.    Penyajian Data
Data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.

H.      Analisis Data
Hasil penelitian ini dianalisis secara deskriptif, menurut Notoadmojo (2005) penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi tentang suatu keadaan yang objektif. Data yang didapat dari indeks penyakit dan dokumen rekam medis pasien rawat inap dengan diare kemudian dikumpulkan dan diolah berdasarkan karakteristik serta hasilnya disajikan dengan tabel dan diagram.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil
1.      Sejarah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta berdiri sekitar tahun 1927 dengan nama Balai Pengobatan Mata Penolong Kesengsaraan Oemoem (BPMPKO), namun belum mempunyai tempat dan masih menempati rumah Bapak Kyai Muhtar Buchori di Kauman Surakarta, kemudian pindah di Kantor Muhammadiyah Keprabon Surakarta. Jenis aktifitas pelayanan kesehatan yang ditawarkan adalah poliklinik mata dan Telinga Hidung Tenggorokan (THT). Pada tahun 1933 pindah di daerah Kusumayudan Surakarta, jenis pelayanan kesehatan yang diberikan bertambah yaitu poliklinik Mata, THT, poliklinik umum, apotek, rumah bersalin dan namanya berubah menjadi Balai Kesehatan Pembina Kesejahteraan Oemoem (BKPKO).
Selain perkembangan fisik dan penambahan pelayanan kesehatan Pembina Kesejahteraan Oemat (PKOM) juga menghasilkan perkembangan bagi kesejahteraan karyawan, dengan mendirikan Koperasi. BKPKOM berusaha menjadi lembaga kesehatan yang menyelenggarakan kesehatan bagi masyarakat luas dengan berusaha mewujudkan tujuan dan cita-cita semula yaitu ingin memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat agar tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani dan sosial sehingga mampu melaksanakan perintah agama. Pada tahun 1978 BKPKOM mulai mengajukan izin untuk menjadi rumah sakit.
Izin untuk menyelenggarakan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, dari DEPKES RI keluar tanggal 7 Februari 1986 dengan nomor:023/YAN/MED/RS.KS/1986 dengan nama Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta yang beralamatkan di Jalan Ronggowarsito No. 130 Surakarta Jawa Tengah, dengan nomor telepon 0271-714578 dan fax 0271-719745, sedangkan status kepemilikannya adalah milik  Persyarikatan Muhammadiyah Surakarta. Kemudian izin tersebut diperbaharui dengan  nomor: 0150/YAN.MED/RS.KS/PA/1992.
Tahun 1998 Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta mendapatkan akreditasi penuh untuk 5 bidang pelayanan, meliputi pelayanaan medis, administrasi manajemen, instalasi gawat darurat, keperawatan, dan rekam medis. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta mempunyai tiga satelit pelayanan kesehatan, yaitu :
a.       RSIA PKU Sampangan di Sampangan Pasar Kliwon.
b.      BP Solo Utara di Nusukan.
c.       RB atau BP PKU Simo di Simo Boyolali.
Jenis pelayanan kesehatan bertambah dengan adanya pelayanan poliklinik kandungan, poliklinik mata, jiwa (psikiatri), syaraf, konsultasi psikologi, klinik pemondokan umum, bersalin, Telinga Hidung Tenggorokan (THT), anak (pediatri), paru, jantung, orthopedi (bedah tulang), operasi syaraf, Intensive Care Unit (ICU) dan Intensive Cardiac Care Unit (ICCU). Saat ini Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta telah memiliki unit-unit layanan kesehatan seperti poliklinik penunjang medik dan unit-unit pelayanan non medik. Untuk rawat inap terbagi beberapa kelas (VVIP, VIP, kelas I, kelas II, kelas III). Kapasitas tempat tidur yang tersedia di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sebanyak 157 tempat tidur. Sedangkan sarana pelayanan penunjang yang tersedia adalah: laboratorium patologi klinik, laboratorium patologi anatomi, X-Ray, Ultra Sono Graphy (USG), endoskopi, Electro Cardio Graphy (ECG), Trans Urethral Resection (TUR), bedah syaraf, konsultasi gizi, farmasi, kamar bedah, dan yang terbaru adalah pelayanan hemodialisa.
Sumber daya insani di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta ada 2 kategori yaitu karyawan medis terdiri dari dokter, perawat, bidan dan karyawan non medis terdiri tenaga penunjang medis, administrasi, dan bagian umum dengan jumlah 590 orang seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Jumlah Tenaga Medis, Perawat, dan Non Medis
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Tahun 2011

No
Nama
Jumlah
1
Dokter Umum
17 orang
2
Dokter Spesialis
60 orang
3
Dokter Gigi dan Spesialis Gigi
4 orang
4
Perawat
212 orang
5
Paramedis Non Perawat
23 orang
6
Non Medis
274 orang
Jumlah
590 orang
Sumber : Buku Profil Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta
2.      Falsafah, Visi, Misi, Tujuan, dan Motto Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
a.       Falsafah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta adalah perwujudan iman kepada Allah SWT sebagai amal sholeh dan menjadikannya sarana ibadah.
b.      Visi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta adalah menjadi Rumah Sakit dalam pelayanan yang Paripurna dan Islami
c.       Misi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta adalah memberikan Pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif yang berkualitas, nyaman, aman, tentram dalam perawatan, cepat, akurat serta senyum ramah dalam pelayanan.
d.      Tujuan Rumah Sakit PKU Muhmmadiyah Surakarta yaitu mewujudkan derajat kesehatan setinggi-tingginya secara menyeluruh sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta tuntunan ajaran islam dengan tidak memandang agama, golongan dan kedudukan.
e.       Motto Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta adalah Sehat, Sejahtera, Islami (SEHATI)
3.      Data 10 Besar Penyakit Pasien Rawat Inap Dengan Diare dan Jumlah Pasien Rawat Inap Dengan Diare Pada Tahun 2011.
Data 10 besar penyakit pasien rawat inap dan jumlah pasien rawat inap pada tahun 2011 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut :


Tabel 4.2
Data 10 Besar Penyakit Pasien Rawat Inap Bulan Desember 2011

No.
Nama Penyakit
Total Pasien
1.
Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious origin
79
2.
Typoid fever
42
3.
Spontaneous vertex delivery
28
4.
Dyspepsia
26
5.
Urinary tract infection, site not specified
25
6.
Prolonged pregnancy
21
7.
Blighted ovum and nonhydatidiform mole
21
8.
Premature repture of membranes, onset of labour within
15
9.
Delivery by elective caesarean section
15
10.
Cerebral infraction, unspecified
15
Sumber : Bagian Indeksing  dan reporting RS PKU Muhammadiyah Surakarta

Tabel 4.3
Jumlah Pasien Rawat Inap Dengan Diare Per Bulan Tahun 2011

No.
Bulan
Total Pasien
1.
Januari
45
2.
Februari
41
3.
Maret
47
4.
April
44
5.
Mei
37
6.
Juni
58
7.
Juli
57
8.
Agustus
59
9.
September
34
10.
Oktober
43
11.
November
38
12.
Desember
79
Sumber : Bagian Indeksing  dan reporting RS PKU Muhammadiyah Surakarta




4.      Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011.
Karakteristik pasien diperoleh dari indeks penyakit dan dokumen rekam medis pada formulir lembar masuk dan keluar. Karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare meliputi :
a.    Jenis Kelamin
Perhitungan karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare berdasarkan jenis kelamin diperoleh hasil pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit Diare Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011

No.
Jenis Kelamin
Pasien
Prosentase (%)
1.
Laki-laki
29
36,71
2.
Perempuan
50
63,29
Jumlah
79
100

Jumlah pasien rawat inap dengan penyakit diare bulan Desember 2011 pada perempuan adalah 50 pasien atau 63,29% dan jumlah pasien laki-laki adalah 29 pasien atau 36,71%. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram berikut :







Jenis Kelamin
 
Prosentase
Jumlah Pasien
 


Gambar 4.1
Diagram Jenis Kelamin Pasien Rawat Inap Dengan Diare di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta
Bulan Desember 2011

b.    Kelompok Umur
Perhitungan karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare berdasarkan kelompok umur diperoleh hasil pada tabel berikut :
Tabel 4.5
Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit Diare Berdasarkan Kelompok Umur di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011

No.
Kelompok Umur (Tahun)
Pasien
Prosentase (%)
1.
1 – 4
32
40,50
2.
5 – 14
16
20,25
3.
15 – 24
3
3,80
4.
25 – 44
8
10,13
5.
45 – 64
12
15,19
6.
65 +
8
10,13
Jumlah
79
100

     Pasien rawat inap dengan penyakit diare bulan Desember 2011 tertinggi pada kelompok umur 1-4 tahun yaitu 32 pasien atau 40,50% dan terendah pada kelompok umur 15-24 tahun yaitu 3 pasien atau 3,80%. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam tabel berikut :

Kelompok Umur
 
Prosentase
Jumlah Pasien
 


Gambar 4.2
Diagram Kelompok Umur Pasien Rawat Inap Dengan Diare di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta
Bulan Desember 2011

c.    Cara Masuk
Perhitungan karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare berdasarkan cara masuk diperoleh hasil pada tabel berikut :
Tabel 4.6
Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit Diare Berdasarkan Cara Masuk di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011

No.
Cara Masuk
Pasien
Prosentase (%)
1
Datang Sendiri
70
88,61
2
RS. Swasta
2
2,53
3.
Pasien Pribadi
4
5,06
4.
dr. Ahli
1
1,27
5.
dr. Umum
2
2,53
Jumlah
79
100
           
            Pasien rawat inap dengan penyakit diare bulan Desember 2011 tertinggi pada pasien datang sendiri yaitu 70 pasien atau 88,61% dan terendah pada pasien rujukan dari dokter ahli yaitu 1 pasien atau 1,27%. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram berikut :

Cara Masuk
 
Prosentase
Jumlah Pasien
 

Gambar 4.3
Diagram Cara Masuk Pasien Rawat Inap Dengan Diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011


d.   Cara Pembayaran
Perhitungan karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare berdasarkan cara pembayaran diperoleh hasil pada tabel berikut :










Tabel 4.7
Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit Diare Berdasarkan Cara Pembayaran di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011

No.
Cara Pembayaran
Pasien
Prosentase (%)
1
Bayar sendiri
56
70,88
2
ASKES
11
13,92
3.
JAMKESMAS
1
1,27
4.
PKMS
3
3,80
5.
Asuransi
8
10,13
Jumlah
79
100

Pasien rawat inap dengan penyakit diare bulan Desember 2011 tertinggi pada cara pembayaran bayar sendiri yaitu 56 pasien atau 70,88% dan terendah pada cara pembayaran JAMKESMAS yaitu 1 pasien atau 1,27%. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram berikut:
Cara Pembayaran
 
Prosentase
Jumlah Pasien
 
 


Gambar 4.4
Diagram Cara Bayar Basien Rawat Inap Dengan Diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011


e.    Lama Dirawat
Perhitungan karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare berdasarkan lama dirawat diperoleh hasil pada tabel berikut :
Tabel 4.8
Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit Diare Berdasarkan Lama Dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011

No.
Lama Dirawat (Hari)
Pasien
Rata-Rata Lama Dirawat (Hari)
1.
231
79
3
Jumlah
79
3

Rata-rata lama dirawat pasien rawat inap dengan penyakit diare
bulan Desember 2011 adalah 3 hari.
f.     Dokter yang Merawat
Perhitungan karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare berdasarkan dokter yang merawat diperoleh hasil pada tabel berikut :
Tabel 4.9
Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit Diare Berdasarkan Dokter yang Merawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011

No.
Dokter
Pasien
Prosentase (%)
1.
A
29
36,71
2.
B
4
5,06
3.
C
6
7,59
4.
D
6
7,59
5.
E
2
2,53
6.
F
8
10,13
7.
G
3
3,80
8.
H
7
8,86
9.
I
12
15,19
10.
J
1
1,27
11.
K
1
1,27
Jumlah
79
100
            Pasien rawat inap dengan penyakit diare bulan Desember 2011 tertinggi dirawat oleh dokter A yaitu 29 pasien atau 36,71% dan terendah  dirawat oleh dokter J dan K yaitu 1 pasien atau 1,27%. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram berikut :

Dokter
 
Prosentase
Jumlah Pasien
 

Gambar 4.5
Diagram Dokter yang Merawat Pasien Rawat Inap Dengan Diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta
Bulan Desember 2011

g.    Ruang Perawatan
Perhitungan karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare berdasarkan ruang perawatan diperoleh hasil pada tabel berikut :












Tabel 4.10
Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit Diare berdasarkan Ruang Perawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011

No.
Ruang Perawatan
Pasien
Prosentase (%)
1.
Mina
40
50,64
2.
Umar
10
12,67
3.
Firdaus
7
8,86
4.
Ustman
6
7,59
5.
Arofah
6
7,59
6.
Multazam
6
7,59
7.
Sofa
4
5,06
Jumlah
79
100

Pasien rawat inap dengan penyakit diare bulan Desember 2011 tertinggi menempati ruang perawatan Mina yaitu 40 pasien atau 50,64% dan terendah menempati ruang perawatan Sofa yaitu 4 pasien atau 5,06%. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram berikut :
Prosentase
Jumlah Pasien
 
Ruang
 













Gambar 4.6
Diagram Ruang Perawatan Pasien Rawat Inap Dengan Diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011


h.    Status Kepulangan
Perhitungan karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare berdasarkan status kepulangan diperoleh hasil pada tabel berikut :

Tabel 4.11
Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit Diare berdasarkan Status Kepulangan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011

No.
Status Kepulangan
Pasien
Prosentase (%)
1.
Sembuh
56
70,88
2.
Ijin Dokter
18
22,78
3.
Pulang Paksa
3
3,80
4.
Dirujuk
1
1,27
5.
Meninggal Dunia
1
1,27
Jumlah
79
100

Pasien rawat inap dengan penyakit diare bulan Desember 2011 tertinggi pada pasien dengan status kepulangan sembuh yaitu 56 pasien atau 70,88% dan terendah pada pasien dengan status kepulangan dirujuk dan meninggal dunia yaitu 1 pasien atau 1,27%. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram berikut :








Status Kepulangan
 
Prosentase
Jumlah Pasien
 
Gambar 4.7
Diagram Status Kepulangan Pasien Rawat Inap Dengan Diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011

i.      Wilayah
Perhitungan karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare berdasarkan wilayah diperoleh hasil pada tabel berikut :

Tabel 4.12
Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit Diare Berdasarkan Wilayah di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011

No.
Wilayah
Pasien
Prosentase (%)
1.
Surakarta
39
49,37
2.
Sukoharjo
10
12,67
3.
Boyolali
13
16,45
4.
Sragen
4
5,06
5.
Karanganyar
11
13,92
6.
Lain-Lain
2
2,53
Jumlah
79
100

Pasien rawat inap dengan penyakit diare bulan Desember 2011 tertinggi dari wilayah Surakarta yaitu 39 pasien atau 49,37% dan terendah dari wilayah lain-lain yaitu 2 pasien atau 2,53%. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam tabel berikut :
Wilayah
 
Prosentase
Jumlah Pasien
 
Gambar 4.8
Diagram Wilayah Pasien Rawat Inap Dengan Diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011

B.       Pembahasan
Karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta meliputi jenis kelamin, kelompok umur, cara masuk, cara pembayaran, lama dirawat, dokter yang merawat ruang perawatan, status kepulangan dan wilayah. Karakteristik pasien di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta dapat diketahui dari indeks penyakit dan dokumen rekam medis pasien rawat inap. Indeks penyakit di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sudah dibuat secara komputerisasi, namun item-item yang terdapat pada format output indeks penyakit hanya terdiri dari beberapa karakteristik pasien yaitu tanggal masuk RS, tanggal keluar RS, nomor RM, nama, umur, jenis kelamin, alamat atau wilayah. Untuk mempermudah dalam pengolahan indeks penyakit dan memberikan informasi maka diperlukan penambahan beberapa item karakteristik pasien pada format output indeks penyakit seperti dokter yang merawat, ruang perawatan dan status kepulangan, sehingga apabila akan melakukan analisis karakteristik pasien rawat inap berdasarkan penyakit tertentu pada indeks penyakit tidak perlu lagi membuka dokumen rekam medis pasien rawat inap. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan didapat pembahasan karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sebagai berikut :
1.    Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Diare Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011.
Berdasarkan jenis kelamin, pasien dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta lebih banyak diderita oleh pasien perempuan yaitu 50 pasien atau 63,29% dari pada pasien laki-laki yaitu 29 pasien atau 36,71%. Menurut Notoadmojo (2003) angka kesakitan lebih tinggi di kalangan perempuan sedangkan angka kematian lebih tinggi di kalangan laki-laki. Sehingga dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa perempuan lebih rentan terkena bakteri penyebab diare dari pada laki-laki. Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta pada masing-masing bangsal dipisahkan antara ruang laki-laki dan perempuan. Dengan demikian dilihat dari hasil tersebut rumah sakit dapat mengambil keputusan bila ada penambahan ruangan pada setiap bangsal maka bangsal khususnya untuk perempuan dapat dipertimbangkan.
2.    Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Diare Berdasarkan Kelompok Umur di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011.
Berdasarkan kelompok umur, pasien rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta dibagi menjadi 6 kelompok umur yaitu umur 1-4 tahun, 5-14 tahun, 15-24 tahun, 25-44 tahun, 45-64 tahun dan lebih dari 65 tahun. Untuk pasien rawat inap dengan penyakit diare tertinggi  diderita oleh balita umur 1-4 tahun yaitu 32 pasien atau 40,50%. Menurut skripsi Sanusi (2011) kelompok usia balita lebih rentan terhadap penyakit, karena daya tahan tubuh balita yang masih lemah sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran bakteri penyebab diare. Faktor lain disebabkan juga dari musim penghujan yang terjadi pada bulan Desember. Pada musim penghujan penyebaran bakteri penyebab diare dapat mudah menyerang apabila perilaku hidup masyarakat dan keadaan lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya.
Sesuai kegunaan indeks penyakit dengan adanya keadaan ini maka perlu diadakan penyuluhan tentang penyakit diare khususnya pada orang tua yang mempunyai balita agar memperhatikan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap adanya penyakit diare. Dengan demikian dilihat dari hasil tersebut rumah sakit dapat mengambil keputusan bila ada penambahan ruangan pada bangsal maka bangsal untuk anak-anak dapat dipertimbangkan serta adanya penambahan stok obat-obatan yang khususnya untuk anak-anak dapat dipersiapkan.
3.    Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Diare Berdasarkan Cara Masuk di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011.
Berdasarkan cara masuk, pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta tertinggi pada datang sendiri yaitu 70 pasien atau 88,61%. Datang sendiri yaitu pasien langsung datang sendiri ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan tanpa sebelumnya ada rujukan dari rumah sakit lain atau dokter lain. Kejadian tersebut disebabkan kepercayaan pasien yang tinggi terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta dan sebagian besar pasien berasal dari Surakarta.
4.    Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Diare Berdasarkan Cara Pembayaran di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011.
Cara pembayaran pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta terdiri dari bayar sendiri, ASKES, JAMKESMAS, PKMS dan Asuransi. Cara pembayaran pasien rawat inap dengan penyakit diare tertinggi menggunakan cara pembayaran umum (bayar sendiri) yaitu 56 pasien atau 70,88%. Cara pembayaran umum (bayar sendiri) yaitu pembayaran yang dilakukan secara langsung oleh pasien sendiri tanpa syarat apapun setelah pasien mendapatkan pelayanan kesehatan dari instalasi layanan kesehatan tertentu. Dari cara pembayaran tersebut dapat diketahui tingkat kehidupan seseorang. Menurut Notoadmojo (2003) tingkat kehidupan seseorang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti pemeliharaan kesehatan. Adanya persyaratan yang dibutuhkan untuk cara pembayaran menggunakan asuransi dan jaminan kesehatan lainnya menjadi pengaruh tingginya pasien yang menggunakan cara pembayaran umum. Hal itu disebabkan pasien yang tidak ingin repot dengan pengurusan syarat-syarat untuk asuransi atau jaminan kesehatan.
5.    Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Diare Berdasarkan Lama Dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011.
Lama dirawat pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011 dari 79 pasien mempunyai rata-rata hari perawatan 3 hari. Menurut Rano Indradi (2010) untuk nilai efisien rata-rata lama dirawat pasien adalah 3-12 hari. Dari hasil perhitungan rata-rata hari perawatan pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sudah sesuai dengan standart efisiensi yang telah ditentukan
6.    Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit Diare Berdasarkan Dokter yang Merawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011.
Berdasarkan dokter yang merawat, pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta tertinggi  dirawat oleh dokter A yaitu 29 pasien atau  36,71%. Dari hasil penelitian yang dilakukan dokter A merupakan dokter spesialis anak yang ada di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, dan pada bulan Desember 2011 kasus diare yang terbanyak diderita oleh pasien anak-anak atau balita sesuai dengan karakteristik pasien berdasarkan kelompok umur yang sebagian besar adalah kelompok umur 1-4 tahun.
7.    Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Diare Berdasarkan Ruang Perawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011.
Berdasarkan ruang perawatan, pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta tertinggi menempati ruang perawatan Mina yaitu 40 pasien atau 50,64%. Dari hasil penelitian yang dilakukan ruang Mina adalah ruang untuk perawatan anak-anak di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Karena jumlah pasien rawat inap dengan penyakit diare pada bulan Desember 2011 sebagian besar adalah anak-anak atau balita yaitu kelompok umur 1-4 tahun maka pasien anak-anak atau balita ditempatkan pada ruang perawatan Mina.
8.    Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Diare Berdasarkan Status Kepulangan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011.
Status kepulangan pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta terdiri dari sembuh, ijin dokter, pulang paksa, dirujuk dan meninggal dunia. Pasien pulang tertinggi pada status kepulangan dengan keadaan sembuh yaitu 56 pasien atau 70,88%. Keadaan sembuh berarti kondisi pasien telah benar-benar baik setelah mendapatkan perawatan dan dengan angka sembuh yang tinggi menunjukkan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit kepada pasien adalah baik. Untuk pasien ijin dokter yaitu dengan jumlah 18 pasien atau 23%. Pasien dengan status kepulangan ijin dokter yaitu pasien sudah dalam keadaan membaik dan mendapatkan ijin pulang oleh dokter yang merawat. Pasien dengan penyakit diare yang meninggal dunia berjumlah 1 pasien atau 1,27%, hal ini disebabkan adanya penyakit lain yang diderita oleh pasien selain penyakit diare. Pasien ini adalah balita laki-laki yang berumur 1 tahun dengan diagnosa utama meningoencephalitis.
9.    Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Diare Berdasarkan Wilayah di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011.
Berdasarkan tempat atau wilayah, pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta tertinggi berasal dari wilayah Surakarta yaitu 39 pasien atau 49,37%. Hal ini disebabkan  lokasi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta terletak di kota Surakarta. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta mempunyai jenis pelayanan kesehatan yang bermacam-macam dan peralatan penunjang yang lengkap sehingga mampu memenuhi kebutuhan layanan kesehatan bagi masyarakat. Tingkat kepercayaan yang tinggi pada masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta juga mempengaruhi pasien kembali untuk mendapatkan perawatan kesehatan.

BAB V
KESIMPULAN SARAN

A.      Kesimpulan
1.    Karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011 berdasarkan jenis kelamin untuk jumlah perempuan yaitu 50 pasien atau 63,29% dan jumlah laki-laki yaitu 29 pasien atau 36,71%.
2.    Karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011 berdasarkan kelompok umur tertinggi pada kelompok umur 1-4 tahun yaitu  32 pasien atau 40,50% dan terendah pada kelompok umur 15-24 tahun yaitu 3 pasien atau 3,80%.
3.    Karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare di rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011 berdasarkan cara masuk tertinggi pada pasien datang sendiri yaitu 70 pasien atau 88,61% dan terendah pada pasien rujukan dari dokter ahli yaitu 1 pasien atau 1,27%.
4.    Karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011 berdasarkan cara pembayaran tertinggi pada cara pembayaran bayar sendiri yaitu 56 pasien atau 70,88% dan terendah pada cara pembayaran JAMKESMAS yaitu  1 pasien atau 1,27%.
5.    Karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011 berdasarkan lama dirawat dari hasil perhitungan yang dilakukan adalah 3 hari dari 79 pasien.
6.    Karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011 berdasarkan dokter yang merawat tertinggi dirawat oleh dokter A yaitu 29 pasien atau 36,71% dan terendah dirawat oleh dokter J dan dokter K yaitu 1 pasien atau 1,27%.
7.    Karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011 berdasarkan ruang perawatan tertinggi menempati ruang perawatan Mina yaitu 40 pasien atau 50,64% dan terendah menempati ruang perawatan Sofa yaitu 4 pasien atau 5,06%.
8.    Karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011 berdasarkan status kepulangan tertinggi dengan status kepulangan sembuh yaitu 56 pasien atau 70,88% dan terendah dengan status kepulangan di rujuk rumah sakit lain dan meninggal dunia yaitu 1 pasien atau 1,27%.
9.    Karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011 berdasarkan wilayah tertinggi dari wilayah Surakarta yaitu 39 pasien atau 49,37% dan terendah dari wilayah lain-lain yaitu 2 pasien 2,53%.


B.       Saran
1.    Untuk mempermudah dalam pengelolahan analisa karakteristik pasien rawat inap berdasarkan indeks penyakit di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, sebaiknya pada format output formulir indeks penyakit ditambah beberapa item tentang karakteristik pasien misalnya dokter yang merawat, ruang perawatan dan status kepulangan.
2.    Sebaiknya rumah sakit rutin melakukan analisa tentang satu penyakit setiap tahunnya, hal ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit.
3.    Berdasarkan indeks penyakit diare dengan adanya jumlah pasien yang lebih banyak pada kelompok umur 1-4 tahun atau balita maka perlu adanya penambahan tempat tidur dan obat-obatan khususnya untuk anak-anak atau balita.

BY : ANA MARLUPI DEWI (2009.002)

No comments:

Post a Comment