BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Perkembangan dan
perubahan yang cepat terjadi di dunia pelayanan kesehatan. Suatu institusi yang
bergerak di bidang kesehatan yaitu rumah sakit didirikan sebagai penyedia
layanan kesehatan yang diperlukan masyarakat. Suatu pelayanan kesehatan yang
berkualitas diberikan kepada masyarakat untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen selaku penerima jasa dari rumah sakit tersebut.
Salah satu unit pelayanan
di rumah sakit yang berperan penting sebagai sarana penunjang adalah rekam
medis. Rekam medis berperan dalam menyediakan informasi yang dapat dipakai
sebagai alat untuk menganalisa dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang
diberikan kepada pasien (Rustiyanto, 2010). Menurut pasal 1 PERMENKES
269/MENKES/PER/III/ 2008 rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien (Firdaus, 2008).
Rekam medis
dapat diartikan sebagai keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam
tentang identitas, anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosa serta
segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan pengobatan
baik yang rawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat
darurat. Proses kegiatan penyelenggaraan rekam medis dimulai pada saat
diterimanya pasien di rumah sakit, dilanjutkan dengan kegiatan pencatatan data
medis pasien oleh dokter atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lainnya yang
memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada pasien (Depkes, 2006).
Data rekam medis
merupakan sumber data statistik rumah sakit yang dapat digunakan untuk
keperluan manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan (Rustiyanto, 2010).
Indeks penyakit merupakan sumber data statistik rumah sakit yang dihasilkan
dari unit rekam medis. Dari indeks penyakit diketahui karakteristik pasien
rawat inap meliputi jenis kelamin, kelompok umur, cara masuk, cara pembayaran, lama
dirawat, dokter yang merawat, ruang, status kepulangan dan wilayah. Data indeks
penyakit dipakai juga untuk mempelajari kasus-kasus terdahulu dari satu
penyakit untuk memperoleh pengertian tentang penanggulangan terhadap
penyakit-penyakit atau masalah-masalah kesehatan pada saat ini.
Masalah
kesehatan di Indonesia salah satunya adalah penyakit diare. Penderita diare
masih sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dengan penderita yang banyak
dalam waktu yang singkat. Bahaya utama
diare adalah kematian yang disebabkan karena tubuh banyak kehilangan cairan.
Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta merupakan rumah sakit tipe C yang belum melakukan analisa
tentang karakteristik pasien rawat inap untuk satu penyakit. Berdasarkan
laporan data 10 besar penyakit pasien rawat inap per bulan di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta tahun 2011 untuk penyakit tertinggi adalah diare,
terjadi pada bulan Desember 2011.
Berikut adalah
data 10 besar penyakit pasien rawat inap bulan Desember 2011 dan jumlah pasien
rawat inap dengan diare pada tahun 2011 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta :
Tabel
1.1
Data
10 Besar Penyakit Pasien Rawat Inap Bulan Desember 2011
No.
|
Nama Penyakit
|
Total Pasien
|
1.
|
Diarrhoea and gastroenteritis of
presumed infectious origin
|
79
|
2.
|
Typoid fever
|
42
|
3.
|
Spontaneous vertex delivery
|
28
|
4.
|
Dyspepsia
|
26
|
5.
|
Urinary tract infection, site not
specified
|
25
|
6.
|
Prolonged pregnancy
|
21
|
7.
|
Blighted ovum and nonhydatidiform mole
|
21
|
8.
|
Premature repture of membranes, onset
of labour within
|
15
|
9.
|
Delivery by elective caesarean section
|
15
|
10.
|
Cerebral infraction, unspecified
|
15
|
Sumber
: Bagian Indeksing dan reporting
RS PKU Muhammadiyah Surakarta
Tabel
1.2
Jumlah Pasien
Rawat Inap Dengan Diare Per Bulan Tahun 2011
No.
|
Bulan
|
Total Pasien
|
1.
|
Januari
|
45
|
2.
|
Februari
|
41
|
3.
|
Maret
|
47
|
4.
|
April
|
44
|
5.
|
Mei
|
37
|
6.
|
Juni
|
58
|
7.
|
Juli
|
57
|
8.
|
Agustus
|
59
|
9.
|
September
|
34
|
10.
|
Oktober
|
43
|
11.
|
November
|
38
|
12.
|
Desember
|
79
|
Sumber : Bagian Indeksing dan reporting
RS PKU Muhammadiyah Surakarta
Berdasarkan pertimbangan
di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta dengan judul “Tinjauan Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Diare di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011”
B.
Rumusan
Masalah
Bagaimanakah
tinjauan karakteristik pasien rawat inap dengan diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta Bulan Desember 2011 ?
C.
Tujuan
Penelitian
1.
Tujuan Umum
Mengetahui tinjauan karakteristik
pasien rawat inap dengan diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan
Desember 2011.
2.
Tujuan Khusus
a. Mengetahui
prosentase jumlah pasien rawat inap dengan diare berdasarkan karakteristik jenis
kelamin di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011.
b. Mengetahui
prosentase jumlah pasien rawat inap dengan diare berdasarkan karakteristik kelompok
umur di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011.
c. Mengetahui
prosentase jumlah pasien rawat inap dengan diare berdasarkan karakteristik cara
masuk di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011.
d. Mengetahui
prosentase jumlah pasien rawat inap dengan diare berdasarkan karakteristik cara
pembayaran di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011.
e. Mengetahui
lama dirawat pasien rawat inap dengan diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta bulan Desember 2011.
f. Mengetahui
prosentase jumlah pasien rawat inap dengan diare berdasarkan karakteristik dokter
yang merawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011.
g. Mengetahui
prosentase jumlah pasien rawat inap dengan diare berdasarkan karakteristik ruang
perawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011.
h. Mengetahui
prosentase jumlah pasien rawat inap dengan diare berdasarkan karakteristik status
kepulangan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011.
i. Mengetahui
prosentase jumlah pasien rawat inap dengan diare berdasarkan karakteristik wilayah
di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta bulan Desember 2011.
D.
Manfaat
Penelitian
1. Penulis
Menambah
ilmu, pengetahuan dan pengalaman tentang rekam medis dan mengaplikasikan ilmu
yang diperoleh dibangku kuliah khususnya Statistik Rumah Sakit.
2. Akademik
a. Sebagai
referensi bagi perpustakaan APIKES Citra Medika Surakarta demi perkembangan
ilmu rekam medis.
b. Sebagai
sarana untuk mengukur seberapa jauh pemahaman mahasiswa terhadap teori yang
diberikan sehingga menjadi bahan evaluasi bagi akademik.
3. Rumah
Sakit
Sebagai
bahan masukan dan bahan evaluasi rumah sakit dalam pengambilan keputusan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
E.
Ruang
Lingkup
1. Lingkup
Keilmuan
Lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu rekam medis
dan informasi kesehatan.
2. Lingkup
Materi
Lingkup materi dalam penelitian ini adalah statistik rumah sakit
khususnya mengenai karakteristik pasien rawat inap berdasarkan indeks penyakit.
3. Lingkup
Lokasi
Lokasi dalam penelitian ini adalah bagian pelaporan di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
4. Lingkup
Metode
Penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian secara
deskriptif dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara.
5. Lingkup
Objek
Objek dalam penelitian ini adalah Sub. Bag. Rekam Medis bagian
pelaporan di PKU Muhammadiyah Surakarta.
6. Lingkup
Waktu
Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan Desember 2011 – Juni 2012.
F.
Keaslian
Penelitian
Penelitian tentang “Tinjauan Karakteristik Pasien
Rawat Inap Dengan Diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan
Desember 2011” sepengetahuan penulis
belum pernah dilakukan, yang hampir sama pernah dilakukan antara lain :
Tabel 1.3
Keaslian Penelitian
No
|
Judul KTI
|
Oleh\Tahun
|
Lokasi Penelitian
|
Variabel yang
diteliti
|
Metodologi
Penelitian
|
1.
|
Analisis
Rata-Rata Lama Tinggal Pasien Rawat Inap Berdasar Jenis Penyakit di Rumah
Sakit Simo Triwulan I – Triwulan IV Tahun 2009
|
Muhamad Danang Setyawan/2010/ Apikes
Citra Medika Surakarta
|
Rumah Sakit Simo
Boyolali
|
ALOS, Jumlah
hari perawatan pasien keluar tahun 2009, jumlah pasien keluar hidup dan mati
selama tahun 2009, 10 besar jenis penyakit, standar efisiensi ALOS menurut
Depkes
|
Penelitian
diskriptif dengan mengguna-kan pendekatan retrospektif
|
2.
|
Analisis
Rata-Rata Kunjungan Per Hari Pasien Rawat Jalan Per Bulan di Rumah Sakit Umi
Barokah Boyolali Periode tahun 2008-2009
|
Budi
Tusjiyanti/ 2010/Apikes Citra Medika Surakarta
|
Rumah Sakit
Umi Barokah
Boyolali
|
Sensus harian
rawat jalan, Jumlah kunjungan per hari pasien rawat jalan per bulan periode
tahun 2008-2009, rata-rata kunjungan per hari pasien rawat jalan per bulan
periode tahun 2009, gambaran cakupan pelayanan kesehatan dan pelayanan
administrasi.
|
Penelitian
diskriptif dengan tehnik pengumpulan data observasi dan wawancara
|
3.
|
Hubungan
Karakteristik Pasien dengan Lama Dirawat Kasus Gastroenteritis Akut di RSUD
Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri tahun 2009
|
Aflaha Musliha
Taati/2010/
Apikes Mitra
Husada Karanganyar
|
RSUD Soediran
Mangun Sumarso Wonogiri
|
Umur, Jenis
Kelamin, Cara Pembayaran, Lama Dirawat
|
Jenis
penelitian analitik atau cross
sectional serta pengumpulan data dengan observasi dan wawancara
|
1.
Muhamad Danang Setyawan (2007.031) yang
berjudul “Analisis Rata-Rata Lama Tinggal Pasien Rawat Inap Berdasar Jenis
Penyakit di Rumah Sakit Simo Triwulan I - Triwulan IV Tahun 2009”. Persamaan penelitian
ini adalah pada metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif. Perbedaan
penelitian ini adalah Muhamad Danang Setyawan (2007.031) menganalisis rata-rata
lama tinggal pasien rawat inap berdasarkan jenis penyakit selama Triwulan I -
Triwulan IV tahun 2009 sedangkan pada penelitian ini menganalisis tentang
karakteristik pasien rawat inap dengan diare berdasarkan indeks penyakit.
Selain itu pada penelitian ini juga mempunyai perbedaan dalam hal lokasi
penelitian, waktu dan jumlah sampel yang digunakan.
2.
Budi Tusjiyanti (2009.007) yang berjudul
“Analisis Rata-Rata Kunjungan Per Hari Pasien Rawat Jalan Per Bulan di Rumah
Sakit Umi Barokah Boyolali Periode tahun 2008-2009”. Persamaan penelitian ini
adalah pada metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif serta pengumpulan
data pada penelitian menggunakan observasi dan wawancara. Perbedaan penelitian
ini adalah Budi Tusjiyanti (2009.007) menganalisis rata-rata kunjungan per hari
pasien rawat jalan per bulan periode tahun 2008-2009 sedangkan pada penelitian
ini menganalisis tentang karakteristik pasien rawat inap dengan diare
berdasarkan indeks penyakit.
3.
Aflaha Musliha Taati (2010) yang
berjudul “Hubungan Karakteristik Pasien dengan Lama Dirawat Kasus
Gastroenteritis Akut di RSUD Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri tahun
2009”. Persamaan penelitian ini adalah pengumpulan data menggunakan metode
observasi dan wawancara. Perbedaan penelitian ini adalah pada penelitian Aflaha
Musliha Taati (2010) menganalisis hubungan karakteristik pasien dengan lama
dirawat untuk kasus gastroenteritis
akut tahun 2009 sedangkan pada penelitian ini menganalisis tentang
karakteristik pasien rawat inap dengan diare berdasarkan indeks penyakit.
G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan
pemahaman Karya Tulis Ilmiah, ditulis dengan sistematika sebagai berikut :
BAB
I PENDAHULUAN
Pada bab I berisi tentang
latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lingkup
penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.
BAB
II LANDASAN TEORI
Pada bab II ini dijelaskan tentang
rumah sakit, rekam medis, statistik rumah sakit, unit rawat inap, tabulasi (Indeksing), karakteristik, penyakit
diare, indikator mutu pelayanan medis, kerangka teori dan kerangka konsep.
BAB
III METODE PENELITIAN
Pada bab III ini dijelaskan tentang
jenis penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan
sampel, instrumen penelitian, pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data.
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini dijelaskan tentang
hasil dan pembahasan.
BAB
V KESIMPULAN SARAN
Pada bab V ini berisi
kesimpulan dan saran.
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Rumah Sakit
1. Definisi Rumah Sakit
Pengertian rumah sakit menurut UU Pasal 1 No. 44 tahun
2009 adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat.
2. Tujuan Rumah Sakit
Pengaturan penyelenggaraan rumah sakit menurut UU Pasal 3 No. 44 tahun
2009, rumah sakit bertujuan untuk :
a. Mempermudah akses masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.
b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan
pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah
sakit.
c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar
pelayanan rumah sakit.
d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien,
masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit dan rumah sakit.
3. Fungsi Rumah Sakit
Menurut UU Pasal 5 No. 44 tahun 2009 rumah sakit mempunyai fungsi sebagai
berikut :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan
pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan
serta penapisan tegnologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
B. Rekam
Medis
1.
Definisi
Rekam Medis
Menurut penjelasan pasal 46 ayat 1 UU Praktik
Kedokteran dalam Firdaus (2008) yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas
yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Sedangkan
pada pasal 1 Permenkes RI Nomor 269/Menkes/Per/III/ 2008 rekam medis adalah
berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang diberikan kepada
pasien.
2. Tujuan Rekam Medis
Tujuan rekam medis menurut Depkes RI (2006) adalah
menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan
pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa di dukung suatu sistem pengolahan
rekam medis yang baik dan benar, maka tidak akan teciptanya tertib administrasi
rumah sakit sebagaimana yang diharapkan.
3.
Kegunaan
Rekam Medis
Kegunaan rekam medis
secara umum menurut Depkes RI (2006) adalah :
a.
Sebagai
alat komunikasi antara dokter dengan tenaga ahli lainnya yang ikut ambil bagian
didalam proses pemberian pelayanan, pengobatan, dan perawatan kepada pasien.
b.
Sebagai
dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang harus diberikan kepada
seorang pasien.
c.
Sebagai
bukti tertulis maupun terekam atas segala tindakan pelayanan, pengobatan dan
pengembangan penyakit selama pasien berkunjung atau dirawat di rumah sakit.
d.
Sebagai
bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi terhadap kualitas
pelayanan yang telah diberikan kepada pasien.
e.
Melindungi
kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan
lainnya.
f.
Menyediakan
data-data khusus yang sangat berguna untuk kepentingan penelitian dan
pendidikan.
g.
Sebagai
dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis yang diterima oleh
pasien.
h.
Menjadi
sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan pertanggung
jawaban dan laporan.
C. Statistik
Rumah Sakit
1. Pengertian
a. Statistik
Pengertian statistik menurut Riduwan (2011)
merupakan rekapitulasi yang berbentuk
angka-angka disusun dalam bentuk tabel dan diagram yang mendiskripsikan suatu
permasalahan, sedangkan menurut Luknis dan Sutanto (2008) statistik adalah
sekumpulan konsep dan metode yang digunakan untuk mengumpulkan dan
menginterprestasi data tentang bidang kegiatan tertentu dan mengambil
kesimpulan dalam situasi dimana ada ketidakpastian dan variasi.
b. Statistik Kesehatan
Statistik kesehatan menurut Rustiyanto (2010)
merupakan sekumpulan keterangan berbentuk angka yang berhubungan dengan masalah
kesehatan. Sedangkan menurut Notoadmojo (2003) statistik kesehatan adalah semua
kegiatan yang berkaitan dengan pencatatan dalam penilaian kesehatan, baik
individu maupun masyarakat.
Kegunaan
statistik kesehatan menurut Rustiyanto (2010) meliputi :
1) Menentukan ada dan besarnya masalah
kesehatan.
2) Menentukan prioritas masalah.
3) Membuat perencanaan program kesehatan.
4) Mengadakan evaluasi pelaksanaan program
kesehatan.
5) Dokumentasi untuk mengadakan perbadingan
dimasa yang akan datang.
6) Mengadakan penelitian masalah kesehatan yang
belum diketahui dan menguji kebenaran suatu masalah kesehatan.
7) Memberikan penerangan tentang kesehatan
kepada masyarakat.
c. Statistik Rumah Sakit
Pengertian statistik rumah sakit menurut Rano
Indradi (2010) yaitu statistik yang menggunakan dan mengolah sumber data dan
pelayanan kesehatan di rumah sakit untuk menghasilkan informasi, fakta dan
pengetahuan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
2. Kegunaan Statistik Rumah Sakit
Menurut Rano Indradi (2010) Informasi dari statistik rumah sakit digunakan
untuk berbagai kepentingan antara lain :
a. Perencanaan, pemantauan pendapatan dan
pengeluaran dari pasien oleh pihak manajemen rumah sakit.
b. Pemantauan kinerja medis.
c. Pemantauan kinerja non medis.
3. Tujuan Statistik Rumah Sakit
Tujuan dalam statistik rumah sakit menurut
Rano Indradi (2010) adalah sebagai berikut :
a.
Mengetahui
alasan pasien datang berobat.
b.
Biaya
yang dibutuhkan untuk pelayanan terhadap pasien.
c.
Kualitas
dari pelayanan yang diberikan.
d.
Berbagai
informasi yang dibutuhkan oleh pihak penentu akreditasi.
e.
Berbagai
informasi yang dibutuhkan oleh penanggung biaya pelayanan.
f.
Penentuan
prioritas pelayanan.
g. Mengelola keberagaman layanan dokter
spesialis.
h. dan sebagainya.
4.
Sumber Data Statistik Rumah
Sakit
Sumber data statistik rumah sakit menurut Rustiyanto (2010) dihasilkan
dari data rekam medis yang ada di Unit Rekam Medis di rumah sakit. Adapun
sumber data yang dihasilkan dari unit rekam medis antara lain di :
a.
Tempat Penerimaan Pasien Rawat
Jalan atau TPPRJ
1)
Register pendaftaran rawat
jalan
2)
KIUP
b.
Unit Rawat Jalan atau URJ
1)
Register Pasien Rawat Jalan
2)
Sensus Harian Rawat Jalan
3)
Register atau catatan tindakan
pelayanan
4)
Rekapitulasi bulanan rawat
jalan
c.
Unit Gawat Darurat atau UGD
1)
Register Pasien gawat darurat
2)
Sensus Harian gawat darurat
3)
Register atau catatan tindakan
gawat darurat
d.
Tempat Penerimaan Pasien Rawat
Inap atau TPPRI
1)
Register pendaftaran rawat inap
2)
Catatan penggunaan tempat tidur
e.
Unit Rawat Inap atau URI
1)
Sensus harian rawat inap
2)
Register pasien rawat inap
3)
Register persalinan dan abortus
4)
Buku register tindakan medis
f.
Instalasi Pemeriksaan Penunjang
1)
Register penerimaan specimen
2)
Register pemeriksaan penunjang
3)
Sensus harian pemeriksaan
penunjang
g.
Assembling
1)
Catatan penggunaan formulir
rekam medis
2)
Kartu kendali
h.
Filling
1)
Buku catatan peminjaman dokumen
rekam medis
2)
Tracer
i.
Coding atau Indeksing
1)
Indeks penyakit
2)
Indeks kematian
3)
Indeks operasi
4)
Indeks dokter
5)
Indeks bayi
6)
Indeks kebidanan
D.
Unit Rawat Inap
Pengertian
Unit Rawat Inap (URI) menurut Shofari (2002) adalah salah satu bagian pelayanan
klinis yang melayani pasien karena keadaanya harus dirawat satu atau lebih.
Pelayanan rawat inap menurut Rustiyanto (2010) yaitu pelayanan kepada pasien
yang memerlukan observasi, diagnosis, terapi atau rehabilitasi yang perlu
menginap dan menggunakan tempat tidur serta mendapat makanan dan pelayanan
perawat terus menerus.
E. Tabulasi
(Indeksing)
Menurut Depkes RI (2006) indeksing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah
dibuat kedalam indeks-indeks (dapat menggunakan kartu indeks atau
komputerisasi). Didalam kartu indeks tidak boleh mencantumkan nama pasien.
Jenis
indeks yang dibuat :
1)
Indeks
Pasien
a.
Pengertian
Indeks pasien adalah satu tabulasi kartu katalog yang berisi nama semua
pasien yang pernah berobat di rumah sakit.
Informasi yang ada didalam kartu ini ialah :
Halaman depan : Nama Lengkap, Kelamin, Umur, Alamat, Tempat dan Tanggal
Lahir, Pekerjaan.
Halaman belakang : Tanggal Masuk, Tanggal Keluar, Hasil Penunjang Medis,
Dokter, No. Rekam Medis.
b. Ukuran
Ukuran kartu indeks penderita tergantung dari banyak sedikitnya penderita
yang berobat di rumah sakit. Ukuran yang dianjurkan adalah 12,5 x 7,5 cm. Untuk
rumah sakit yang sangat banyak penderita rawat jalannya dianjurkan menggunakan
kartu dengan ukuran (4,25 x 7,5 cm).
c.
Kegunaan
Kartu indeks penderita dapat digunakan sebagai kunci untuk menemukan berkas
rekam medis seorang penderita.
d.
Cara
Penyimpanan
Kartu indeks disusun alpabet seperti susunan
kata-kata dalam kamus. Jika seorang datang kembali dengan mengatakan bahwa dia
telah bersuami, kartu yang sekarang harus dibuat catatan petunjuk (tanda lihat
atau tanda X) dengan kartunya yang dulu dan sebaliknya.
Untuk mempercepat dan mempermudah
mengembalikan kartu indeks nama jika sewaktu-waktu dibutuhkan, penyusunan kartu
indeks harus diberi petunjuk dan dibelakang setiap petunjuk maksimum hanya
diletakkan dua kartu saja. Pengecekan terhadap penyimpanan kartu-kartu harus
dilakukan secara periodik untuk memperbaiki kekeliruan yang mungkin terjadi.
Untuk rumah sakit yang telah menggunakan
sistem komputerisasi tabulasi daftar nama pasien dapat dilakukan dengan
menggunakan komputer, dengan menggunakan sistem komputerisasi akan diperoleh
kemudahan serta kecepatan didalam proses tabulasi data.
e.
Lama
Penyimpanan
Lama penyimpanan kartu indeks penderita sama dengan lama penyimpanan berkas
rekam medis.
f. Alat Penyimpan
a) Menggunakan lemari 8 laci dengan 3 kotak pada
setiap laci. Rata-rata 100 kartu dapat diletakkan pada setiap 2,5 cm, sehingga
lemari beri 8 laci dengan 3 kotak tersebut dapat menyimpan 63.000 kartu.
b) Menggunakan alat yang berkotak-kotak yang
dapat diputar.
c) Penyimpanan data pasien yang menggunakan
sistem komputerisasi dapat disimpan sebagai data dasar pasien yang akan
tersimpan secara baku didalam data dasar pasien dirumah sakit.
2)
Indeks
Penyakit (Diagnosis) dan Operasi
a.
Pengertian
Pengertian indeks penyakit dan indeks operasi menurut Depkes RI (2006) adalah
tabulasi yang berisi kode penyakit dan kode operasi pasien yang berobat di
rumah sakit.
Informasi yang ada didalam kartu ini adalah :
a)
Nomor
kode
b)
Judul,
Bulan, Tahun
c)
Nomor
Penderita
d)
Jenis
Kelamin
e)
Umur
Untuk indeks operasi ditambah :
Dokter Bedah,
Dokter Anastesi, hari pra operasi, post operasi, pasien keluar (meninggal,
sembuh, cacat).
Untuk
indeks penyakit ditambah :
Diagnosa
lain, dokter lain, hari perawatan, meninggal atau keluar (sembuh, cacat).
b.
Kegunaan
1.
Untuk
mengambil berkas rekam medis tertentu, guna keperluan sebagai berikut :
a)
Mempelajari
kasus-kasus terdahulu dari satu penyakit untuk memperoleh pengertian tentang
penanggulangan terhadap penyakit-penyakit atau masalah-masalah kesehatan pada
saat ini.
b)
Untuk
menguji teori-teori membandingkan data-data tentang penyakit atau pengobatan
dalam rangka penyuguhan tulisan-tulisan ilmiah.
c)
Menyuguhkan
data menggunakan fasilitas rumah sakit untuk menyususun keperluan alat-alat
baru, tempat tidur dan lain-lain.
d)
Menilai
kualitas pelayanan yang diberikan rumah sakit.
2. Menyuguhkan data pelayanan yang diperlukan
dalam survey kemampuan rumah sakit.
3. Menemukan berkas rekam medis dimana dokternya
hanya ingat diagnosa atau operasinya, sedangkan nama pasien yang bersangkutan
lupa.
4. Menyediakan materi pendidikan untuk mahasiswa
kedokteran, perawat, dll.
c. Cara Penyimpanan
Kartu-kartu indeks disimpan dalam laci
menurut nomor urut. Secara periodik harus diamati kemungkinan kesalahan
penyimpanan kartu-kartu indeks, kartu indeks harus tampak rapi, tulisannya
gampang dibaca, pengisiannya harus dengan tinta atau dengan mesin ketik. Pada
akhir tahun baris terakhir dibawahnya dibuat garis warna merah pada setiap
kartu.
3)
Indeks
Dokter
a. Pengertian
Indeks dokter adalah satu tabulasi data yang
berisi nama dokter yang memberikan pelayanan medik kepada pasien.
b. Kegunaan
a) Untuk menilai kinerja dokter
b) Bukti pengadilan
4)
Indeks Kematian
Informasi yang tetap dalam indeks kematian menurut
Depkes RI (2006) adalah :
a. Nama Penderita
b. Nomor Rekam Medis
c. Jenis Kelamin
d. Umur
e. Kematian : kurang dari satu jam post operasi
f. Dokter yang merawat
g. Hari Perawatan
h. Wilayah
F.
Karakteristik
a.
Pengertian Karakteristik
Karakteristik menurut tesis Wike
Diah (2009) adalah ciri khusus yang mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan
tertentu. Ciri khusus ini dapat berupa fisik seperti pekerjaan, pemilikan dan
pendapatan, maupun non fisik seperti pengalaman dan kebutuhan yang dapat
beraneka ragam. Jenis kelamin, umur, paritas, etnis, agama, status perkawinan,
status sosial meliputi pendidikan, pekerjaan, pendapatan, kepadatan rumah,
tempat tinggal yang meliputi desa-kota dan morbiditas merupakan
variabel-variabel universal yang harus diperhitungkan untuk diikut sertakan
dalam suatu penelitian meskipun tidak secara otomatis digunakan sebagai
variabel penelitian. Jumlah variabel sebanyak yang diperlukan dan sesedikit
mungkin.
Umur, jenis kelamin, status
perkawinan, jumlah keluarga, pendidikan, pekerjaan serta pendapatan berkaitan
dengan kebutuhan pencarian pelayanan kesehatan. Kebutuhan terkait dengan hal
yang nyata seperti penggunaan fasilitas, persepsi pasien terhadap kualitas pelayananan
dan hubungan antara pasien dan petugas pelayanan kesehatan. Tingkat pendidikan
dapat digunakan untuk mengidentifikasi status sosial ekonomi. Pendidikan
mempengaruhi apa yang akan dilakukan yang tercermin dari pengetahuan, sikap dan
perilaku. Pendidikan yang rendah berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan yang rendah. Angka kesakitan sangat berbeda jumlahnya pada pendidikan
rendah dan pekerjaan yang tidak memadai. Hampir semua penyakit teridentifikasi
diantara populasi dengan tingkat pendidikan rendah, dan bila dibandingkan
dengan pendidikan tinggi perbedaan itu tampak nyata. Pendidikan dan sosio ekonomi
menentukan tingkat kesehatan seseorang. Pendidikan dapat memperbaiki perilaku
kesehatan serta membantu mencegah penyakit. Uang dapat digunakan untuk membeli
pelayanan kesehatan dan perbaikan lingkungan. Pendidikan, kekayaan dan status
sosial berhubungan dengan kesakitan dan kematian khususnya pada mayoritas warga
pedesaaan yang miskin (Wike Diah, 2009).
Pekerjaan mempengaruhi komunitas
di mana mereka bergaul. Istri yang tidak bekerja dengan pendidikan rendah
biasanya lebih mempertahankan nilai-nilai tradisional. Sikap mereka terhadap
kesehatan pribadi, kepercayaan mengenal nilai medis semuanya diperoleh dari
orang tua. Kelas perawatan adalah tingkatan fasilitas ruangan perawatan yang
dipilih pasien dengan disesuaikan dengan pendapatan yang dimiliki, semakin baik
fasilitasnya maka nilai nominal yang dikeluarkan semakin tinggi. Penyakit
adalah apa yang didapatnya sepulang dari dokter (Wike Diah, 2009).
b. Variabel Karakteristik
Menurut Notoadmojo (2003) variabel karakteristik terdiri dari :
1) Umur
Merupakan variabel yang selalu diperhatikan di dalam
penyelidikan-penyelidikan. Untuk keperluan perbandinagn maka WHO menganjurkan
pembagian-pembagian umur sebagai berikut :
1.
Menurut
tingkat kedewasaan
0 - 14 :
Bayi dan anak-anak
15 - 49 :
Orang muda dan dewasa
50 tahun ke atas : Orang
tua
2.
Interval
5 tahun
1 – 4
5 – 9
10 – 14
Dan sebagainya
3.
Untuk
mempelajari penyakit anak
0 – 4 bulan
5 – 10 bulan
11 – 23 bulan
2 – 4 tahun
5 – 9 tahun
9 – 14 tahun
2) Jenis Kelamin
Merupakan variabel yang terdiri dari
laki-laki dan perempuan. Angka-angka
dari luar negeri menunjukan bahwa angka kesakitan lebih tinggi di kalangan
perempuan sedangkan angka kematian lebih tinggi di kalangan laki-laki pada
semua golongan umur. Untuk indonesia masih perlu dipelajari lebih lanjut (Notoadmojo,
2003).
3) Kelas Sosial
Merupakan variabel yang sering dilihat
hubungannya dengan angka kesakitan atau kematian, variabel ini menggambarkan
tingkat kehidupan seseorang. Kelas sosial ditentukan oleh unsur-unsur seperti
pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan tempat tinggal.
4) Tempat atau Wilayah
Merupakan
mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk perencanaan
pelayanan kesehatan.
G. Penyakit
Diare
1. Pengertian Penyakit Diare
Pengertian
diare menurut Aesculapius (2000) adalah
defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan atau tanpa darah yang
disertai lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara
mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya
sehat.
Menurut skripsi Sanusi (2011) diare lebih dominan menyerang balita karena daya tahan tubuh balita yang
masih lemah sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran virus penyebab
diare. Diare merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan
tertinggi pada anak, terutama pada balita.
2. Etiologi Diare
Etiologi
diare menurut Aesculapius (2000) yaitu :
a. Infeksi : virus (Rotavirus,
Norwalk), bakteri (Shigella, Salmonella, E.Coli,Vibrio), parasit (Protozoa, E. Histolycita, G, Lamblia,
Balamtidium coli, cacing perut, Askaris,
Trikuris, Strongiloideus, dan jumur/kandida).
b. Malabsorpsi : karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak atau
protein.
c. Makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Imunodefisiensi.
e. Psikologis : rasa takut dan cemas.
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
penunjang bagi penderita diare menurut Aesculapius (2000) meliputi:
a. Pemeriksaan tinja : mikroskopis dan mikroskopik, pH dan
kadar gula jika diduga ada intoleransi (sugar
intolerance), biakan kuman untuk mencari kuman penyakit dan uji resistensi
terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).
b. Pemeriksaan darah : darah perifer lengkap, analisis gas
darah dan elektrolit (terutama, Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai
kejang).
c. Pemeriksaan kadar ureum
dan kreatinin darah untuk mengetahui
faal ginjal.
d. Duodenal
intubation, untuk menegtahui kuman
penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.
H.
Indikator Mutu Pelayanan Medis
1. Pengertian Indikator
Pengertian indikator menurut Sabarguna (2005) adalah
variabel yang dapat ditentukan ukurannya, seperti ukuran
hasil (log indikator), ukuran pemicu
kerja (lead indikator). Keduanya perlu
diuraikan untuk masing-masing perspektif sehingga merupakan informasi yang
relavan untuk bahan melakukan tindakan.
2. Manfaat Indikator Mutu Pelayanan Rumah Sakit
Menurut Depkes RI (2006) indikator
mutu pelayanan rumah sakit memiliki manfaat yang sangat besar bagi pengelola
rumah sakit, terutama untuk mengukur kinerja rumah sakit itu sendiri. Manfaat
tersebut antara lain sebagai alat melaksanakan manajemen kontrol dan alat untuk
mendukung pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan kegiatan pada masa yang
akan datang.
I.
Kerangka Teori
Pengambilan Keputusan
|
Indeksing
|
DRM RI
|
Indeks Penyakit
|
1.
Jenis
kelamin pasien rawat inap dengan diare.
2.
Kelompok
umur pasien rawat inap dengan diare.
3.
Cara masuk
pasien rawat inap dengan diare.
4.
Cara
pembayaran pasien rawat inap dengan diare
5.
Lama
dirawat pasien rawat inap dengan diare.
6.
Dokter
yang merawat pasien rawat inap dengan diare.
7.
Ruang perawatan
pasien rawat inap dengan diare.
8.
Status
kepulangan pasien rawat inap dengan diare.
9.
Wilayah
pasien rawat inap dengan diare.
|
Unit Rekam Medis
|
Gambar 2.1 Kerangka Teori
J.
Kerangka Konsep
OUTPUT
1. Jenis kelamin pasien rawat inap dengan diare.
2. Kelompok umur pasien rawat inap dengan diare.
3. Cara masuk pasien rawat inap dengan diare.
4. Cara pembayaran pasien rawat inap dengan diare.
5. Lama dirawat pasien rawat inap dengan diare.
6. Dokter yang merawat pasien rawat inap dengan diare.
7. Ruang perawatan pasien rawat inap dengan diare.
8. Status kepulangan pasien rawat inap dengan diare.
9. Wilayah pasien rawat inap dengan diare.
|
PROSES
Karakteristik pasien rawat inap dengan diare.
|
INPUT
1. Indeks penyakit pasien rawat inap dengan diare
2. Dokumen rekam medis pasien rawat inap dengan
diare.
|
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Jenis
Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, menurut
Notoadmojo (2005) penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi tentang
suatu keadaan yang objektif. Sedangkan metode pengambilan data yang digunakan
adalah observasi yaitu penelitian dengan melihat secara langsung dan mencatat
jumlah dengan cara sistematis terhadap kegiatan yang berhubungan dengan masalah
yang diteliti.
Selain menggunakan metode observasi
penulis juga menggunakan metode wawancara, menurut Notoadmojo (2005) metode
wawancara yaitu metode yang digunakan untuk mengumpulkan data, dimana peneliti
mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari sesorang sasaran
penelitian (responden) atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang
tersebut (face to face).
Adapun pendekatan yang digunakan
dalam pengambilan data adalah studi retrospektif, menurut Notoadmojo (2005)
studi restospektif yaitu penelitian yang berusaha melihat ke belakang (backward looking), artinya pengumpulan
data dimulai dari efek atau akibat yang sudah terjadi. Kemudian dari efek
tersebut ditelusuri penyebabnya atau variabel-variabel yang mempengaruhi akibat
tersebut.
B.
Variabel
Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
1. Jenis
Kelamin.
2. Kelompok
Umur.
3. Cara
Masuk.
4. Cara
Pembayaran.
5. Lama
Dirawat.
6. Dokter
yang Merawat.
7. Ruang
Perawatan.
8. Status
Kepulangan.
9. Wilayah.
C.
Definisi
Operasional
Tabel 3.1
Definisi
Operasional
No
|
Variabel
|
Definisi
|
1.
|
Jenis
Kelamin
|
|
2.
|
Kelompok
Umur
|
Penggolongan umur terdiri dari :
a.
0-28 hari
b.
28 hari - < 1 tahun
c.
1-4 tahun
d.
5-14 tahun
e.
15-24 tahun
f.
25-44 tahun
g.
45-64 tahun
h.
65+ tahun
|
3.
|
Cara
Masuk
|
Suatu cara dimana pasien masuk untuk
mendapatkan perawatan di rumah sakit, cara masuk di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta meliputi :
a.
RS Pemerintah
b.
RS Swasta
c.
Puskesmas
d.
Puskesmas Pembantu
e.
Dokter Umum
f.
Dokter Ahli
g.
Pasien Pribadi
h.
Paramedis
i.
Datang Sendiri
|
4.
|
Cara
Pembayaran
|
Cara pengganti seluruh jumlah biaya
perawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta terdiri dari :
a.
Askes
b.
Asuransi Lain
c.
Bayar Sendiri
d.
Jamkesmas
e.
PKMS
|
5.
|
Lama
Dirawat
|
Berapa hari lamanya seorang pasien
dirawat inap pada satu episode perawatan. Satuan untuk LD adalah hari.
|
6.
|
Dokter
yang Merawat
|
Seseorang yang bertanggung jawab
terhadap pencatatan dan perawatan pasien di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta.
|
7.
|
Ruang
Perawatan
|
Tempat pasien dirawat yang
berdasarkan ruangan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
|
8.
|
Status
Kepulangan
|
Suatu keadaan dimana pasien keluar
setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit, yang terdiri dari :
a.
Sembuh
b.
Ijin Dokter
c.
Pulang Paksa
d.
Pindah RS lain
e.
Melarikan Diri
f.
Meninggal Dunia
|
9.
|
Wilayah
|
D.
Populasi
dan Sampel
1. Populasi
Penelitian (universe)
Pengertian
populasi menurut Notoadmojo (2005) adalah keseluruhan objek penelitian atau
objek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah indeks penyakit
pasien rawat inap dengan penyakit diare bulan Desember 2011 dan dokumen rekam
medis pasien rawat inap dengan diagnosa utama diare bulan Desember 2011.
2. Sampel
Penelitian
Menurut
Notoadmojo (2005) sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan
obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Sampel dalam penelitian
ini adalah total populasi yaitu indeks penyakit pasien rawat inap dengan
penyakit diare dan 79 dokumen rekam medis pasien rawat inap dengan penyakit
diare.
E.
Instrumen
Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian adalah :
1. Pedoman
observasi dan wawancara
a. Pedoman
Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk
mendapatkan prosedur dan hasil analisa karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit
diare bulan Desember tahun 2011 (Lampiran 1).
b. Pedoman
observasi
Pengertian observasi menurut
Riduwan (2011) yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian
untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Pedoman observasi pada
lampiran 2.
2. Tabel
kerja yang digunakan untuk mencatat data tentang karakteristik pasien rawat
inap penyakit diare bulan Desember tahun 2011 berdasarkan jenis kelamin,
kelompok umur, cara masuk, cara pembayaran, lama dirawat, dokter yang merawat,
ruang, status kepulangan dan wilayah.
3. Kalkulator
untuk menghitung prosentase pasien rawat inap penyakit diare berdasarkan
karakteristik pada formulir indeks penyakit.
4. Peralatan
Tulis
Alat yang digunakan untuk membantu
dalam melakukan kegiatan atau merekap suatu data. Contohnya ialah bolpoin,
pensil, penghapus dan buku tulis.
F.
Pengumpulan
Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :
1. Data
Primer
Menurut
Notoadmojo (2005) data primer yaitu sumber informasi yang langsung berasal dari
yang mempunyai wewenang dan bertanggung jawab terhadap data tersebut. Dalam
penelitian ini data primer diperoleh dengan observasi langsung terhadap petugas
rekam medis dan wawancara. Sedangkan data primer dalam penelitian ini adalah dokumen
rawat inap pasien dengan penyakit diare.
2. Data
sekunder
Menurut
Notoadmojo (2005) data sekunder yaitu sumber informasi yang bukan dari tangan
pertama, dan bukan mepunyai wewenang dan tanggung jawab terhadap informasi atau
data tersebut. Dalam penelitian ini data sekunder adalah indeks penyakit diare,
protap rumah sakit, profil rumah sakit, struktur organisasi rumah sakit.
G.
Pengolahan
Data
1. Collecting
Pengumpulan data pasien rawat inap
dengan penyakit diare bulan Desember 2011.
2. Editing
Mengoreksi data pasien rawat inap
dengan penyakit diare bulan Desember 2011 yang telah dikumpulkan sebagai bahan
penelitian.
3. Klasifikasi
Mengklasifikasikan data yang
diperoleh sesuai kelompok masing-masing untuk memudahkan menganalisa.
4. Tabulasi
Memindahkan data dalam bentuk tabel
yang telah dikumpulkan dari hasil penelitian.
5. Perhitungan
Data yang telah terkumpul digunakan
untuk menghitung prosentase pasien rawat inap dengan penyakit diare berdasarkan
karakteristik pada formulir indeks penyakit serta formulir lembar masuk dan
keluar.
6. Penyajian
Data
Data disajikan dalam bentuk tabel
dan diagram.
H.
Analisis
Data
Hasil
penelitian ini dianalisis secara deskriptif, menurut Notoadmojo (2005)
penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan
tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi tentang suatu keadaan yang
objektif. Data yang didapat dari indeks penyakit dan dokumen rekam medis pasien
rawat inap dengan diare kemudian dikumpulkan dan diolah berdasarkan
karakteristik serta hasilnya disajikan dengan tabel dan diagram.
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
A.
Hasil
1. Sejarah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Surakarta berdiri sekitar tahun 1927 dengan nama Balai
Pengobatan Mata Penolong Kesengsaraan Oemoem (BPMPKO), namun belum mempunyai
tempat dan masih menempati rumah Bapak Kyai Muhtar Buchori di Kauman Surakarta,
kemudian pindah di Kantor Muhammadiyah Keprabon Surakarta. Jenis aktifitas
pelayanan kesehatan yang ditawarkan adalah poliklinik mata dan Telinga Hidung Tenggorokan (THT). Pada tahun 1933 pindah di daerah
Kusumayudan Surakarta, jenis pelayanan kesehatan yang diberikan
bertambah yaitu poliklinik Mata, THT, poliklinik umum, apotek, rumah bersalin dan namanya berubah menjadi Balai
Kesehatan Pembina Kesejahteraan Oemoem (BKPKO).
Selain
perkembangan fisik dan penambahan pelayanan kesehatan Pembina Kesejahteraan
Oemat (PKOM) juga menghasilkan perkembangan bagi kesejahteraan karyawan, dengan
mendirikan Koperasi. BKPKOM berusaha menjadi lembaga kesehatan yang
menyelenggarakan kesehatan bagi masyarakat luas dengan berusaha mewujudkan
tujuan dan cita-cita semula yaitu ingin memberikan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat agar tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik
jasmani, rohani dan sosial sehingga mampu melaksanakan perintah agama. Pada
tahun 1978 BKPKOM mulai mengajukan izin untuk menjadi rumah sakit.
Izin untuk
menyelenggarakan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, dari DEPKES RI keluar
tanggal 7 Februari 1986 dengan nomor:023/YAN/MED/RS.KS/1986 dengan nama Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta yang beralamatkan di Jalan Ronggowarsito No.
130 Surakarta Jawa Tengah, dengan nomor telepon 0271-714578 dan fax 0271-719745, sedangkan status kepemilikannya
adalah milik Persyarikatan Muhammadiyah
Surakarta. Kemudian izin tersebut diperbaharui dengan nomor: 0150/YAN.MED/RS.KS/PA/1992.
Tahun 1998
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta mendapatkan akreditasi penuh untuk 5
bidang pelayanan, meliputi pelayanaan medis, administrasi manajemen, instalasi
gawat darurat, keperawatan, dan rekam medis. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta mempunyai tiga satelit pelayanan kesehatan, yaitu :
a. RSIA PKU Sampangan di Sampangan Pasar Kliwon.
b. BP Solo Utara di Nusukan.
c. RB atau BP PKU Simo di Simo
Boyolali.
Jenis pelayanan
kesehatan bertambah dengan adanya pelayanan
poliklinik kandungan, poliklinik mata, jiwa (psikiatri), syaraf, konsultasi
psikologi, klinik pemondokan umum, bersalin, Telinga Hidung Tenggorokan (THT), anak (pediatri), paru, jantung, orthopedi (bedah tulang), operasi syaraf, Intensive Care Unit (ICU) dan Intensive Cardiac Care Unit (ICCU). Saat ini Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta
telah memiliki unit-unit layanan kesehatan seperti poliklinik penunjang medik
dan unit-unit pelayanan non medik. Untuk rawat inap terbagi beberapa kelas
(VVIP, VIP, kelas I, kelas II, kelas III). Kapasitas tempat tidur yang tersedia
di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sebanyak 157 tempat tidur. Sedangkan
sarana pelayanan penunjang yang tersedia adalah: laboratorium patologi klinik, laboratorium patologi anatomi, X-Ray, Ultra Sono
Graphy (USG), endoskopi, Electro Cardio
Graphy (ECG), Trans Urethral Resection (TUR), bedah syaraf, konsultasi gizi, farmasi, kamar bedah, dan yang terbaru adalah pelayanan hemodialisa.
Sumber daya
insani di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta ada 2 kategori yaitu karyawan
medis terdiri dari dokter, perawat, bidan dan karyawan non medis terdiri tenaga penunjang medis, administrasi,
dan bagian umum dengan jumlah 590 orang seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.1
Jumlah Tenaga
Medis, Perawat, dan Non Medis
Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta Tahun 2011
No
|
Nama
|
Jumlah
|
1
|
Dokter Umum
|
17 orang
|
2
|
Dokter Spesialis
|
60 orang
|
3
|
Dokter Gigi dan Spesialis Gigi
|
4 orang
|
4
|
Perawat
|
212 orang
|
5
|
Paramedis Non Perawat
|
23 orang
|
6
|
Non Medis
|
274 orang
|
Jumlah
|
590 orang
|
Sumber : Buku
Profil Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta
2. Falsafah, Visi, Misi, Tujuan, dan Motto Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
a. Falsafah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta adalah perwujudan iman kepada Allah SWT sebagai amal
sholeh dan menjadikannya sarana ibadah.
b.
Visi Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta adalah menjadi Rumah Sakit dalam pelayanan yang Paripurna dan Islami
c.
Misi Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta adalah memberikan Pelayanan
promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif yang berkualitas, nyaman, aman, tentram dalam
perawatan, cepat,
akurat serta senyum ramah dalam pelayanan.
d.
Tujuan Rumah Sakit PKU Muhmmadiyah Surakarta yaitu mewujudkan derajat kesehatan setinggi-tingginya secara
menyeluruh sesuai dengan peraturan perundang-undangan serta tuntunan ajaran
islam dengan tidak memandang agama, golongan dan kedudukan.
e.
Motto Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta adalah Sehat, Sejahtera, Islami (SEHATI)
3. Data 10 Besar Penyakit Pasien Rawat Inap Dengan
Diare dan Jumlah Pasien Rawat Inap Dengan Diare Pada Tahun 2011.
Data 10 besar
penyakit pasien rawat inap dan jumlah pasien rawat inap pada tahun 2011 di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel
4.2
Data 10 Besar Penyakit Pasien Rawat Inap Bulan Desember 2011
No.
|
Nama Penyakit
|
Total Pasien
|
1.
|
Diarrhoea
and gastroenteritis of presumed infectious origin
|
79
|
2.
|
Typoid
fever
|
42
|
3.
|
Spontaneous
vertex delivery
|
28
|
4.
|
Dyspepsia
|
26
|
5.
|
Urinary
tract infection, site not specified
|
25
|
6.
|
Prolonged
pregnancy
|
21
|
7.
|
Blighted
ovum and nonhydatidiform mole
|
21
|
8.
|
Premature
repture of membranes, onset of labour within
|
15
|
9.
|
Delivery
by elective caesarean section
|
15
|
10.
|
Cerebral
infraction, unspecified
|
15
|
Sumber : Bagian Indeksing dan reporting
RS PKU Muhammadiyah Surakarta
Tabel
4.3
Jumlah Pasien
Rawat Inap Dengan Diare Per Bulan Tahun 2011
No.
|
Bulan
|
Total Pasien
|
1.
|
Januari
|
45
|
2.
|
Februari
|
41
|
3.
|
Maret
|
47
|
4.
|
April
|
44
|
5.
|
Mei
|
37
|
6.
|
Juni
|
58
|
7.
|
Juli
|
57
|
8.
|
Agustus
|
59
|
9.
|
September
|
34
|
10.
|
Oktober
|
43
|
11.
|
November
|
38
|
12.
|
Desember
|
79
|
Sumber : Bagian Indeksing dan reporting
RS PKU Muhammadiyah Surakarta
4. Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Diare di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011.
Karakteristik
pasien diperoleh dari indeks penyakit dan dokumen rekam medis pada formulir lembar
masuk dan keluar. Karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare
meliputi :
a. Jenis Kelamin
Perhitungan
karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare berdasarkan jenis kelamin
diperoleh hasil pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit Diare
Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan
Desember 2011
No.
|
Jenis Kelamin
|
Pasien
|
Prosentase (%)
|
1.
|
Laki-laki
|
29
|
36,71
|
2.
|
Perempuan
|
50
|
63,29
|
Jumlah
|
79
|
100
|
Jumlah pasien rawat
inap dengan penyakit diare bulan Desember 2011 pada perempuan adalah 50 pasien atau
63,29% dan jumlah pasien laki-laki adalah 29 pasien atau 36,71%. Berdasarkan
tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram berikut :
|
|
Gambar 4.1
Diagram Jenis Kelamin Pasien Rawat Inap Dengan Diare
di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta
Bulan Desember 2011
b. Kelompok Umur
Perhitungan
karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare berdasarkan kelompok umur
diperoleh hasil pada tabel berikut :
Tabel 4.5
Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit Diare
Berdasarkan Kelompok Umur di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan
Desember 2011
No.
|
Kelompok Umur (Tahun)
|
Pasien
|
Prosentase (%)
|
1.
|
1 – 4
|
32
|
40,50
|
2.
|
5 – 14
|
16
|
20,25
|
3.
|
15 – 24
|
3
|
3,80
|
4.
|
25 – 44
|
8
|
10,13
|
5.
|
45 – 64
|
12
|
15,19
|
6.
|
65 +
|
8
|
10,13
|
Jumlah
|
79
|
100
|
Pasien rawat inap dengan penyakit diare bulan
Desember 2011 tertinggi pada kelompok umur 1-4 tahun yaitu 32 pasien atau 40,50%
dan terendah pada kelompok umur 15-24 tahun yaitu 3 pasien atau 3,80%.
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam tabel berikut :
|
|
Gambar 4.2
Diagram Kelompok Umur Pasien Rawat Inap Dengan Diare
di
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta
Bulan Desember 2011
c. Cara Masuk
Perhitungan karakteristik pasien rawat
inap dengan penyakit diare berdasarkan cara masuk diperoleh hasil pada tabel
berikut :
Tabel 4.6
Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit Diare
Berdasarkan Cara Masuk di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember
2011
No.
|
Cara Masuk
|
Pasien
|
Prosentase (%)
|
1
|
Datang Sendiri
|
70
|
88,61
|
2
|
RS. Swasta
|
2
|
2,53
|
3.
|
Pasien Pribadi
|
4
|
5,06
|
4.
|
dr. Ahli
|
1
|
1,27
|
5.
|
dr. Umum
|
2
|
2,53
|
Jumlah
|
79
|
100
|
Pasien rawat inap dengan penyakit
diare bulan Desember 2011 tertinggi pada pasien datang sendiri yaitu 70 pasien
atau 88,61% dan terendah pada pasien rujukan dari dokter ahli yaitu 1 pasien
atau 1,27%. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram berikut :
|
|
Gambar 4.3
Diagram Cara Masuk Pasien Rawat Inap Dengan Diare
di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011
d. Cara Pembayaran
Perhitungan
karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare berdasarkan cara
pembayaran diperoleh hasil pada tabel berikut :
Tabel 4.7
Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit Diare
Berdasarkan Cara Pembayaran di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan
Desember 2011
No.
|
Cara Pembayaran
|
Pasien
|
Prosentase (%)
|
1
|
Bayar
sendiri
|
56
|
70,88
|
2
|
ASKES
|
11
|
13,92
|
3.
|
JAMKESMAS
|
1
|
1,27
|
4.
|
PKMS
|
3
|
3,80
|
5.
|
Asuransi
|
8
|
10,13
|
Jumlah
|
79
|
100
|
Pasien rawat inap
dengan penyakit diare bulan Desember 2011 tertinggi pada cara pembayaran bayar
sendiri yaitu 56 pasien atau 70,88% dan terendah pada cara pembayaran JAMKESMAS
yaitu 1 pasien atau 1,27%. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam
diagram berikut:
|
|
Gambar 4.4
Diagram Cara Bayar Basien Rawat Inap Dengan Diare
di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011
e. Lama Dirawat
Perhitungan
karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare berdasarkan lama dirawat
diperoleh hasil pada tabel berikut :
Tabel 4.8
Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit Diare Berdasarkan
Lama Dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011
No.
|
Lama Dirawat (Hari)
|
Pasien
|
Rata-Rata Lama Dirawat (Hari)
|
1.
|
231
|
79
|
3
|
Jumlah
|
79
|
3
|
Rata-rata lama
dirawat pasien rawat inap dengan penyakit diare
bulan Desember 2011 adalah 3 hari.
f. Dokter yang Merawat
Perhitungan
karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare berdasarkan dokter yang
merawat diperoleh hasil pada tabel berikut :
Tabel 4.9
Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit Diare
Berdasarkan Dokter yang Merawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan
Desember 2011
No.
|
Dokter
|
Pasien
|
Prosentase (%)
|
1.
|
A
|
29
|
36,71
|
2.
|
B
|
4
|
5,06
|
3.
|
C
|
6
|
7,59
|
4.
|
D
|
6
|
7,59
|
5.
|
E
|
2
|
2,53
|
6.
|
F
|
8
|
10,13
|
7.
|
G
|
3
|
3,80
|
8.
|
H
|
7
|
8,86
|
9.
|
I
|
12
|
15,19
|
10.
|
J
|
1
|
1,27
|
11.
|
K
|
1
|
1,27
|
Jumlah
|
79
|
100
|
Pasien rawat inap dengan penyakit
diare bulan Desember 2011 tertinggi dirawat oleh dokter A yaitu 29 pasien atau
36,71% dan terendah dirawat oleh dokter
J dan K yaitu 1 pasien atau 1,27%. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan
dalam diagram berikut :
|
|
Gambar 4.5
Diagram Dokter yang Merawat Pasien Rawat Inap
Dengan Diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta
Bulan Desember 2011
g. Ruang Perawatan
Perhitungan
karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare berdasarkan ruang
perawatan diperoleh hasil pada tabel berikut :
Tabel 4.10
Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit Diare
berdasarkan Ruang Perawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan
Desember 2011
No.
|
Ruang Perawatan
|
Pasien
|
Prosentase (%)
|
1.
|
Mina
|
40
|
50,64
|
2.
|
Umar
|
10
|
12,67
|
3.
|
Firdaus
|
7
|
8,86
|
4.
|
Ustman
|
6
|
7,59
|
5.
|
Arofah
|
6
|
7,59
|
6.
|
Multazam
|
6
|
7,59
|
7.
|
Sofa
|
4
|
5,06
|
Jumlah
|
79
|
100
|
Pasien rawat inap
dengan penyakit diare bulan Desember 2011 tertinggi menempati ruang perawatan
Mina yaitu 40 pasien atau 50,64% dan terendah menempati ruang perawatan Sofa
yaitu 4 pasien atau 5,06%. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam
diagram berikut :
|
||||
|
Gambar 4.6
Diagram Ruang Perawatan Pasien Rawat Inap Dengan Diare
di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011
h. Status Kepulangan
Perhitungan
karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare berdasarkan status
kepulangan diperoleh hasil pada tabel berikut :
Tabel 4.11
Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit Diare berdasarkan
Status Kepulangan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011
No.
|
Status Kepulangan
|
Pasien
|
Prosentase (%)
|
1.
|
Sembuh
|
56
|
70,88
|
2.
|
Ijin Dokter
|
18
|
22,78
|
3.
|
Pulang Paksa
|
3
|
3,80
|
4.
|
Dirujuk
|
1
|
1,27
|
5.
|
Meninggal Dunia
|
1
|
1,27
|
Jumlah
|
79
|
100
|
Pasien rawat inap
dengan penyakit diare bulan Desember 2011 tertinggi pada pasien dengan status
kepulangan sembuh yaitu 56 pasien atau 70,88% dan terendah pada pasien dengan
status kepulangan dirujuk dan meninggal dunia yaitu 1 pasien atau 1,27%. Berdasarkan
tabel di atas dapat digambarkan dalam diagram berikut :
|
|
Gambar 4.7
Diagram Status Kepulangan Pasien Rawat Inap Dengan
Diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011
i. Wilayah
Perhitungan
karakteristik pasien rawat inap dengan penyakit diare berdasarkan wilayah
diperoleh hasil pada tabel berikut :
Tabel 4.12
Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit Diare Berdasarkan
Wilayah di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011
No.
|
Wilayah
|
Pasien
|
Prosentase (%)
|
1.
|
Surakarta
|
39
|
49,37
|
2.
|
Sukoharjo
|
10
|
12,67
|
3.
|
Boyolali
|
13
|
16,45
|
4.
|
Sragen
|
4
|
5,06
|
5.
|
Karanganyar
|
11
|
13,92
|
6.
|
Lain-Lain
|
2
|
2,53
|
Jumlah
|
79
|
100
|
Pasien rawat inap
dengan penyakit diare bulan Desember 2011 tertinggi dari wilayah Surakarta
yaitu 39 pasien atau 49,37% dan terendah dari wilayah lain-lain yaitu 2 pasien
atau 2,53%. Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan dalam tabel berikut :
|
|
Gambar 4.8
Diagram Wilayah Pasien Rawat Inap Dengan Diare di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember 2011
B.
Pembahasan
Karakteristik
pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta meliputi jenis kelamin, kelompok umur, cara masuk, cara pembayaran,
lama dirawat, dokter yang merawat ruang perawatan, status kepulangan dan
wilayah. Karakteristik pasien di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta dapat
diketahui dari indeks penyakit dan dokumen rekam medis pasien rawat inap. Indeks
penyakit di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sudah dibuat secara
komputerisasi, namun item-item yang terdapat pada format output indeks penyakit hanya terdiri dari beberapa karakteristik
pasien yaitu tanggal masuk RS, tanggal keluar RS, nomor RM, nama, umur, jenis
kelamin, alamat atau wilayah. Untuk mempermudah dalam pengolahan indeks
penyakit dan memberikan informasi maka diperlukan penambahan beberapa item
karakteristik pasien pada format output
indeks penyakit seperti dokter yang merawat, ruang perawatan dan status
kepulangan, sehingga apabila akan melakukan analisis karakteristik pasien rawat
inap berdasarkan penyakit tertentu pada indeks penyakit tidak perlu lagi
membuka dokumen rekam medis pasien rawat inap. Berdasarkan hasil pengamatan
yang telah dilakukan didapat pembahasan karakteristik pasien rawat inap dengan
penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sebagai berikut :
1. Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Diare
Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan
Desember 2011.
Berdasarkan jenis
kelamin, pasien dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta
lebih banyak diderita oleh pasien perempuan yaitu 50 pasien atau 63,29% dari
pada pasien laki-laki yaitu 29 pasien atau 36,71%. Menurut Notoadmojo (2003) angka kesakitan lebih tinggi di kalangan
perempuan sedangkan angka kematian lebih tinggi di
kalangan laki-laki. Sehingga dari
pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa perempuan lebih rentan terkena
bakteri penyebab diare dari pada laki-laki. Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta
pada masing-masing bangsal dipisahkan antara ruang laki-laki dan perempuan.
Dengan demikian dilihat dari hasil tersebut rumah sakit dapat mengambil
keputusan bila ada penambahan ruangan pada setiap bangsal maka bangsal
khususnya untuk perempuan dapat dipertimbangkan.
2. Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Diare
Berdasarkan Kelompok Umur di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan
Desember 2011.
Berdasarkan kelompok
umur, pasien rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta dibagi
menjadi 6 kelompok umur yaitu umur 1-4 tahun, 5-14 tahun, 15-24 tahun, 25-44
tahun, 45-64 tahun dan lebih dari 65 tahun. Untuk pasien rawat inap dengan
penyakit diare tertinggi diderita oleh
balita umur 1-4 tahun yaitu 32 pasien atau 40,50%. Menurut skripsi Sanusi
(2011) kelompok usia balita lebih rentan terhadap penyakit, karena daya tahan tubuh balita yang
masih lemah sehingga balita sangat rentan terhadap penyebaran bakteri penyebab diare. Faktor lain
disebabkan juga
dari musim penghujan yang terjadi pada bulan Desember. Pada musim penghujan
penyebaran bakteri penyebab diare dapat mudah menyerang apabila perilaku hidup masyarakat dan
keadaan lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya.
Sesuai kegunaan indeks penyakit dengan adanya keadaan ini maka perlu diadakan
penyuluhan tentang penyakit diare khususnya pada orang tua yang mempunyai balita
agar memperhatikan faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap adanya penyakit
diare. Dengan demikian dilihat dari
hasil tersebut rumah sakit dapat mengambil keputusan bila ada penambahan
ruangan pada bangsal maka bangsal untuk anak-anak dapat dipertimbangkan serta
adanya penambahan stok obat-obatan yang khususnya untuk anak-anak dapat
dipersiapkan.
3. Karakteristik Pasien Rawat
Inap Dengan Diare Berdasarkan Cara Masuk di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta Bulan Desember 2011.
Berdasarkan cara masuk, pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta tertinggi pada datang sendiri yaitu 70 pasien
atau 88,61%. Datang sendiri yaitu pasien langsung datang sendiri ke rumah sakit
untuk mendapatkan perawatan tanpa sebelumnya ada rujukan dari rumah sakit lain
atau dokter lain. Kejadian tersebut disebabkan kepercayaan pasien yang tinggi
terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta dan sebagian
besar pasien berasal dari Surakarta.
4. Karakteristik Pasien Rawat
Inap Dengan Diare Berdasarkan Cara Pembayaran di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta Bulan Desember 2011.
Cara pembayaran
pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta terdiri dari bayar sendiri, ASKES, JAMKESMAS, PKMS dan Asuransi. Cara
pembayaran pasien rawat inap dengan penyakit diare tertinggi menggunakan cara
pembayaran umum (bayar sendiri) yaitu 56 pasien atau 70,88%. Cara pembayaran umum
(bayar sendiri) yaitu pembayaran yang dilakukan secara langsung oleh pasien
sendiri tanpa syarat apapun setelah pasien mendapatkan pelayanan kesehatan dari
instalasi layanan kesehatan tertentu. Dari cara pembayaran tersebut dapat
diketahui tingkat kehidupan seseorang. Menurut Notoadmojo (2003) tingkat
kehidupan seseorang dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti
pemeliharaan kesehatan. Adanya persyaratan yang dibutuhkan untuk cara
pembayaran menggunakan asuransi dan jaminan kesehatan lainnya menjadi pengaruh tingginya
pasien yang menggunakan cara pembayaran umum. Hal itu disebabkan pasien yang
tidak ingin repot dengan pengurusan syarat-syarat untuk asuransi atau jaminan
kesehatan.
5. Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Diare
Berdasarkan Lama Dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan
Desember 2011.
Lama dirawat
pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta bulan Desember 2011 dari 79 pasien mempunyai rata-rata hari perawatan
3 hari. Menurut Rano Indradi (2010) untuk nilai efisien rata-rata lama dirawat pasien
adalah 3-12 hari. Dari hasil perhitungan rata-rata hari perawatan pasien rawat
inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta sudah
sesuai dengan standart efisiensi yang telah ditentukan
6. Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Penyakit
Diare Berdasarkan Dokter yang Merawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta
Bulan Desember 2011.
Berdasarkan dokter
yang merawat, pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta tertinggi dirawat
oleh dokter A yaitu 29 pasien atau 36,71%.
Dari hasil penelitian yang dilakukan dokter A merupakan dokter spesialis anak yang
ada di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, dan pada bulan Desember 2011
kasus diare yang terbanyak diderita oleh pasien anak-anak atau balita sesuai
dengan karakteristik pasien berdasarkan kelompok umur yang sebagian besar
adalah kelompok umur 1-4 tahun.
7. Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Diare
Berdasarkan Ruang Perawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan
Desember 2011.
Berdasarkan ruang
perawatan, pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta tertinggi menempati ruang perawatan Mina yaitu 40 pasien
atau 50,64%. Dari hasil penelitian yang dilakukan ruang Mina adalah ruang untuk
perawatan anak-anak di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta. Karena jumlah
pasien rawat inap dengan penyakit diare pada bulan Desember 2011 sebagian besar
adalah anak-anak atau balita yaitu kelompok umur 1-4 tahun maka pasien
anak-anak atau balita ditempatkan pada ruang perawatan Mina.
8. Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Diare
Berdasarkan Status Kepulangan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan
Desember 2011.
Status kepulangan
pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta terdiri dari sembuh, ijin dokter, pulang paksa, dirujuk dan meninggal
dunia. Pasien pulang tertinggi pada status kepulangan dengan keadaan sembuh yaitu
56 pasien atau 70,88%. Keadaan sembuh berarti kondisi pasien telah benar-benar
baik setelah mendapatkan perawatan dan dengan angka sembuh yang tinggi
menunjukkan pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit kepada pasien adalah baik.
Untuk pasien ijin dokter yaitu dengan jumlah 18 pasien atau 23%. Pasien dengan
status kepulangan ijin dokter yaitu pasien sudah dalam keadaan membaik dan
mendapatkan ijin pulang oleh dokter yang merawat. Pasien dengan penyakit diare
yang meninggal dunia berjumlah 1 pasien atau 1,27%, hal ini disebabkan adanya
penyakit lain yang diderita oleh pasien selain penyakit diare. Pasien ini
adalah balita laki-laki yang berumur 1 tahun dengan diagnosa utama meningoencephalitis.
9. Karakteristik Pasien Rawat Inap Dengan Diare
Berdasarkan Wilayah di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta Bulan Desember
2011.
Berdasarkan tempat
atau wilayah, pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta tertinggi berasal dari wilayah Surakarta yaitu 39 pasien atau 49,37%.
Hal ini disebabkan lokasi Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Surakarta terletak di kota Surakarta. Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Surakarta mempunyai jenis pelayanan kesehatan yang bermacam-macam
dan peralatan penunjang yang lengkap sehingga mampu memenuhi kebutuhan layanan kesehatan
bagi masyarakat. Tingkat kepercayaan yang tinggi pada masyarakat terhadap
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta juga mempengaruhi
pasien kembali untuk mendapatkan perawatan kesehatan.
BAB
V
KESIMPULAN
SARAN
A.
Kesimpulan
1. Karakteristik
pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta bulan Desember 2011 berdasarkan jenis kelamin untuk jumlah perempuan
yaitu 50 pasien atau 63,29% dan jumlah laki-laki yaitu 29 pasien atau 36,71%.
2. Karakteristik
pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta bulan Desember 2011 berdasarkan kelompok umur tertinggi pada kelompok
umur 1-4 tahun yaitu 32 pasien atau
40,50% dan terendah pada kelompok umur 15-24 tahun yaitu 3 pasien atau 3,80%.
3. Karakteristik
pasien rawat inap dengan penyakit diare di rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta bulan Desember 2011 berdasarkan cara masuk tertinggi pada pasien
datang sendiri yaitu 70 pasien atau 88,61% dan terendah pada pasien rujukan
dari dokter ahli yaitu 1 pasien atau 1,27%.
4. Karakteristik
pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta bulan Desember 2011 berdasarkan cara pembayaran tertinggi pada cara
pembayaran bayar sendiri yaitu 56 pasien atau 70,88% dan terendah pada cara
pembayaran JAMKESMAS yaitu 1 pasien atau
1,27%.
5. Karakteristik
pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta bulan Desember 2011 berdasarkan lama dirawat dari hasil perhitungan
yang dilakukan adalah 3 hari dari 79 pasien.
6. Karakteristik
pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta bulan Desember 2011 berdasarkan dokter yang merawat tertinggi dirawat
oleh dokter A yaitu 29 pasien atau 36,71% dan terendah dirawat oleh dokter J
dan dokter K yaitu 1 pasien atau 1,27%.
7. Karakteristik
pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta bulan Desember 2011 berdasarkan ruang perawatan tertinggi menempati
ruang perawatan Mina yaitu 40 pasien atau 50,64% dan terendah menempati ruang
perawatan Sofa yaitu 4 pasien atau 5,06%.
8. Karakteristik
pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta bulan Desember 2011 berdasarkan status kepulangan tertinggi dengan
status kepulangan sembuh yaitu 56 pasien atau 70,88% dan terendah dengan status
kepulangan di rujuk rumah sakit lain dan meninggal dunia yaitu 1 pasien atau 1,27%.
9. Karakteristik
pasien rawat inap dengan penyakit diare di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta bulan Desember 2011 berdasarkan wilayah tertinggi dari wilayah
Surakarta yaitu 39 pasien atau 49,37% dan terendah dari wilayah lain-lain yaitu
2 pasien 2,53%.
B.
Saran
1. Untuk
mempermudah dalam pengelolahan analisa karakteristik pasien rawat inap
berdasarkan indeks penyakit di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta, sebaiknya
pada format output formulir indeks
penyakit ditambah beberapa item tentang karakteristik pasien misalnya dokter
yang merawat, ruang perawatan dan status kepulangan.
2. Sebaiknya
rumah sakit rutin melakukan analisa tentang satu penyakit setiap tahunnya, hal
ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit.
3. Berdasarkan indeks penyakit diare dengan adanya jumlah pasien yang lebih
banyak pada kelompok umur 1-4 tahun atau balita maka perlu adanya penambahan tempat tidur dan
obat-obatan khususnya untuk anak-anak atau balita.
BY : ANA MARLUPI DEWI (2009.002)
No comments:
Post a Comment