loading...

Friday, April 27, 2018

ERGONOMI "Kebutuhan Tenaga Kerja dan Efektivitas Kerja

AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMATIKA KESEHATAN
(APIKES) CITRA MEDIKA
SURAKARTA
2014
ABSTRAK

RICO NOVICA SANDI
Tinjauan Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan Beban Kerja dan Efektivitas Waktu Kerja Petugas Pendaftaran Pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri

Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri merupakan rumah sakit tipe D. di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri jumlah petugas pendaftaran pasien sebanyak 4 orang, semua petugas pendaftaran merangkap tugas dibagian filing. Jumlah pasien dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, sehingga beban kerja petugas di rumah sakit semakin tinggi. Dengan beban kerja yang tinggi petugas tetap memperhatikan waktu pelayanan yang diberikan kepada pasien. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui jumlah kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja dan efektivitas waktu kerja petugas pendaftaran pasien yang dapat dihitung dengan rumus work load indicator staff need (WISN) dan Charge Performance Index (CPI) di rumah sakit muhammadiyah selogiri.
Jenis penelitian deskriptif, metode observasi dan pendekatan crossecional. Populasi sebesar 4 orang, menggunakan sampel jenuh. Instrument penelitian ini menggunakan pedoman observasi, wawancara dan stopwatch. Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan sekunder. analisis data menggunakan analisis deskripsi.
Hasil pengamatan diketahui waktu kerja tersedia dibagian pendaftaran pasien poliklinik atau rawat jalan sebesar 1.674 jam per tahun sedangkan dibagian pendaftaran pasien gawat darurat, rawat inap dan filing sebesar 1.792 jam per tahun, penetapan unit kerja 4 petugas di pendaftaran dan merangkap tugas dibagian filing. Standar beban kerja di tempat pendaftaran pasien baru rawat jalan sebesar 226,94 jam per tahun, tempat pendaftaran pasien lama rawat jalan sebesar 305,49 jam per tahun, tempat pendaftaran pasien baru rawat inap sebesar 231,23 jam per tahun, tempat pendaftaran pasien lama rawat inap sebesar 341,98 jam per tahun dan filing 441,26 jam per tahun. Standar kelonggaran pada bagian pendaftaran dan filing sebesar 0,039 menit per tahun. Kebutuhan tenaga kerja pendaftaran pasien poliklinik atau rawat jalan sebanyak 2 orang, di rumah sakit muhammadiyah selogiri 1 orang jadi perlu 1 orang petugas lagi. Waktu pelayanan di tempat pendaftaran pasien baru rawat jalan, pendaftaran pasien lama rawat jalan, pendaftaran pasien baru rawat inap, pendaftaran pasien lama rawat inap dan filing sudah efektif.



Kata Kunci : Ergonomi beban kerja, kebutuhan kerja, efektivitas waktu kerja

BAB I

PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang

Menurut American Hospital Association, bahwa rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien (Rustiyanto, 2009:37).
Rumah sakit dituntut agar dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu, untuk mencapai hal tersebut rumah sakit harus mampu mengelola unit rekam medis secara efektif dan efisien sehingga tercapai daya guna dan hasil guna yang optimal. Dalam rangka menunjang terselenggaranya rekam medis yang baik disetiap institusi pelayanan kesehatan, pemerintah dalam hal ini departemen kesehatan RI telah mengeluarkan peraturan menteri kesehatan nomor : 269/Menkes/Per/III2008 yang mengatur tata cara penyelenggaraan, pemikiran dan pemanfaatan isi rekam medis, pengorganisasian serta sangsi atas pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku (Firdaus, 2008:57). Unit rekam medis diselenggarakan mulai dari tempat pendaftaran pasien rawat jalan maupun rawat inap, setelah pasien pulang dokumen masuk ke unit rekam medis yang terdiri dari bagian assembling, bagian coding, bagian indeksing, bagian filing dan bagian pelaporan untuk diolah menjadi informasi kesehatan yang dibutuhkan oleh berbagai pihak. Bagian-bagian dalam unit rekam medis tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya (Shofari, 2002:10-17).
Tempat pendaftaran pasien merupakan gerbang pelayanan pertama disuatu fasilitas pelayanan kesehatan. Beberapa pasien memutuskan berobat di suatu pelayanan kesehatan dengan mempertimbangkan tempat penerimaan pasien yang nyaman dan petugas yang memuaskan. Selain fasilitas yang mendukung, petugas penerimaan pasien harus menguasai alur penerimaan pasien, alur berkas rekam medis dan prosedur penerimaan pasien, sehingga petugas dapat memberikan pelayanan dan informasi yang tepat dan cepat (Savitri, 2011:32).
Dengan demikian dokumen rekam medis yang diciptakan oleh institusi pelayanan kesehatan mulai dari tempat pendaftaran pasien hingga penyimpanan dokumen ke filing diharapkan dapat dikelola oleh sumber daya manusia yang profesional dan efektif agar dapat menghasilkan suatu rekam medis atau informasi kesehatan yang tepat, akurat, utuh, berkesinambungan dan cepat tersedia sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh para manager rumah sakit dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan (Shofari, 2002:10).
Sumber daya manusia yang kurang profesional dibidangnya akan berakibat pekerjaan yang dihasilkan kurang baik dan kurang dapat dipertanggung jawabkan. Kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas dalam mengelola rekam medis akan berakibat lamanya proses terselesainya setiap jenis kegiatan tugas dan proses pelayanan akan terhambat. Banyaknya sumber daya manusia tetapi tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dengan efektif akan berakibat banyaknya pengelolaan rekam medis yang tertunda, yang seharusnya diselesaikan pada hari itu juga namun masih tersisa, akibatnya lama- kelamaan pekerjaan menjadi menumpuk dan produktivitas tidak bisa dicapai pada tingkat yang dikehendaki. Disamping itu, rekam medis dan informasi kesehatan yang dihasilkan masih belum maksimal, belum merupakan informasi yang utuh, lengkap berkesinambungan dan pengelolaanya belum efektif sehingga belum cepat tersedia setiap saat diperlukan (Methis, Robert L & John H. J, 2001:106)
Menurut Griffith J.R, bahwa manajemen sumber daya manusia di rumah sakit meliputi perencanaan, pemeliharaan, kompensasi dan mengatasi masalah hukum sehubungan dengan tenaga kerja. Perencanaan ini dimaksudkan untuk menentukan kegiatan dalam menetapkan tujuan organisasi dan memilih cara yang terbaik untuk mencapai tujuan organisasi. Agar tercipta kinerja seimbang, produktivitas meningkat dan pelayanan rekam medis atau informasi kesehatan yang tepat, akurat, utuh berkesinambungan dan cepat tersedia. Manajemen unit rekam medis harus memperhatikan beberapa aspek antara lain jumlah tenaga kerja dan beban kerja yang ada, beban kerja yang terlampau berat atau tidak sesuai dengan kemampuan akan berdampak pada produktivitas atau hasil yang didapat oleh kinerja petugas. Semua itu tergantung dari kesesuaian antara jumlah tenaga kerja, beban kerja dan waktu kerja yang ada (Aditama, 2007:37).
Beban kerja sangat berkaitan erat dengan produktivitas tenaga kesehatan, dimana 53,2% waktu yang benar-banar produktif yang digunakan untuk pelayanan kesehatan langsung dan sisanya digunakan untuk kegiatan penunjang, analisa beban kerja dapat dilihat dari aspek-aspek seperti tugas yang dikerjakan, tambahan pekerjaan, waktu kerja yang digunakan untuk melakukan pekerjaan yang berlangsung dalam setiap harinya, serta fasilitas yang tersedia, beban kerja dapat menimbulkan kecemasan, ketidak puasan kerja, timbulnya emosi, produktivitas rumah sakit dan tenaga rekam medis dan cenderung meninggalkan pekerjaannya. Disamping beban kerja seseorang juga dapat dipengaruhi oleh waktu kerjanya, apabila waktu kerja yang ditanggung petugas rekam medis melebihi kapasitasnya maka akan berdampak buruk bagi produktivitas petugas tersebut, standar beban kerja tenaga kesehatan berdasarkan standar nasional yaitu jumlah jam kerja dalam waktu satu minggu yaitu 40 jam, kalau hari kerja efektif 5 hari per minggu, maka 40/5 = 8 jam per hari, kalau hari kerja efektif 6 hari per minggu, maka 40/6 = 6,6. ( Sadariah 2006 ).
Pada Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri yang terletak di Jl. Lama Nambangan, Selogiri, Wonogiri berdasarkan hasil survai dan wawancara yang peneliti lakukan di Rumah Sakit Muhammadiyah Nambangan Selogiri pada tanggal 15 Februari 2014, bahwa jumlah seluruh tenaga kerja yang ada di unit rekam medis sebanyak 7 orang dengan rincian 2 petugas rekam medis lulusan D3 rekam medis, dan yang lainnya merupakan lulasan sekolah menengah atas, dengan pembagian, 1 petugas dibagian assembling dan indeksing, 1 petugas dibagian coding, analising dan reporting, 1 petugas dibagian rekomendasi dan 4 orang petugas ditempat pendaftaran pasien. Di Rumah Sakit Muhammadiyah Nambangan Selogiri jumlah kunjungan pasien baik pasien rawat inap dan rawat jalan terkadang mengalami peningkatan dan terkadang mengalami penurunan. Dalam evaluasi laporan intern Rumah Sakit Muhammadiyah Nambangan Selogiri tahun 2011-2013, pada tahun 2011 dengan jumlah kunjungan pasien rawat inap berjumlah 2.324 pasien dan pasien rawat jalan berjumlah 13.043 pasien, pada tahun 2012 dengan jumlah kunjungan pasien rawat inap berjumlah 2.717 pasien dan pasien rawat jalan berjumlah 12.985 pasien, dan pada tahun 2013 dengan jumlah kunjungan pasien rawat inap berjumlah 3.000 pasien dan pasien rawat jalan berjumlah 16.998 pasien. Rata-rata petugas di pendaftaran memerlukan waktu kurang lebih 6 menit untuk pasien baru mulai dari mendaftar, mencatat data dasar pasien  pada buku register sampai dengan pendistribusian dokumen  rekam medis pasien ke poliklinik yang dituju, dan 5 menit untuk pasien lama mulai dari mendaftar, mencarikan dokumen rekam medis pasien dibagian filing, mencatat data pasien  pada buku register sampai dengan pendistribusian dokumen  rekam medis pasien ke poliklinik yang dituju. Dengan pengunjung perhari 70-85 pasien tentu saja dengan 3 orang petugas dibagian pendaftaran akan sangat ringan dan beban kerja petugas sangat ringan. Jika per hari ada 80 pasien maka tiap-tiap petugas akan melayani 17 pasien, jadi untuk 17 pasien dengan rata-rata pelayanan 5-6 menit per pasien, maka satu petugas hanya butuh waktu 2,5 jam per hari untuk melayani pasien. Akan tetapi dalam satu hari petugas terbagi menjadi 3 sift, sift pagi pukul 07:00-14:00 1 orang, sift siang pukul14:00-21:00 satu orang dan sift malam pukul 21:00-07:00 satu orang. Hal ini menyebabkan petugas pendaftaran mempunyai beban kerja yang berbeda-beda, karena jumlah kunjungan pasien rawat jalan jauh lebih banyak dari pada pasien rawat inap maupun gawat darurat. Sedangkan poliklinik dibuka mulai jam 14:00-17:00 maka untuk petugas sift siang akan mempunyai beban kerja yang tinggi dibandingkan dengan sift-sift lainnya.
Mengingat betapa pentingnya sistem manajemen unit rekam medis rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan terhadap keefektivitasan dalam memanfaatkan sumber daya manusia untuk bisa mengelola tempat pendaftaran pasien dengan baik sesuai dengan tujuan organisasi, maka penulis  tertarik melakukan penelitian  dengan judul “Tinjauan Kebutuhan Tenaga Kerja Berdasarkan Beban Kerja dan Efektivitas Waktu Kerja Petugas Pendaftaran Pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Tahun 2014”.

B.            Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan: Berapakah kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja dan bagaimanakah efektivitas waktu kerja petugas pendaftaran pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Tahun 2014?

C.           Tujuan Penelitian

1.             Tujuan Umum
Mengetahui kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja dan efektivitas waktu kerja petugas pendaftaran pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Tahun 2014.
2.             Tujuan Khusus
a.     Mengetahui penetapan waktu kerja tersedia petugas pendaftaran pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Wonogiri Tahun 2014.
b.    Mengetahui kategori sumber daya manusia (SDM) di tempat pendaftaran pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Wonogiri Tahun 2014.
c.     Mengetahui penyusunan standar beban kerja petugas di tempat pendaftaran pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri Wonogiri tahun 2014.
d.    Mengetahui penyusunan standar kelonggaran petugas pendaftaran pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri tahun 2014.
e.     Mengetahui perhitungan kebutuhan tenaga kerja di tempat pendaftaran pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri tahun 2014
f.     Mengetahui efektivitas waktu kerja petugas pendaftaran pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri tahun 2014.

D.           Manfaat Penelitian
1.             Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan dalam perbaikan-perbaikan terhadap kekurangan yang ada terutama berkaitan dengan beban kerja dan efektivitas waktu kerja petugas pendaftaran pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri tahun 2014.
2.             Bagi Akademik
Sebagai bahan evaluasi akademik dalam meningkatkan mutu pendidikan dan sebagai penambahan referensi perpustakaan.
3.             Bagi Mahasiswa
a.    Menambah pengalaman dan wawasan dalam penerapan ilmu ergonomi  khususnya tentang beban kerja efektivitas waktu kerja.
b.    Dapat menerapkan dan membandingkan antara teori dengan pelaksanaan di lapangan tentang beban kerja dan efektivitas waktu kerja petugas pendaftaran pasien.

E.       Ruang Lingkup
1.    Lingkup Keilmuan
Lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah rekam medis dan informatika kesehatan
2.    Lingkup Materi
Lingkup materi dalam penelitian ini adalah ergonomi khususnya tentang kebutuhan tenaga kerja.
3.    Lingkup Obyek
Obyek penelitian ini adalah petugas pendaftaran pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri.
4.    Lingkup Lokasi
Lokasi penelitian dilakukan di tempat pendaftaran pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri.
5.    Lingkup Metode
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara.
6.    Lingkup Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Desember 2013-selesai.

F.            Keaslian Penelitian
Tinjauan terhadap Karya Tulis Ilmiah yang relevan dengan kopetensi yang diambil dengan tujuan membandingkan keaslian Karya Tulis Ilmiah sebelumnya. Adapun judul karya tulis ilmiah sebelumnya,  yang dianggap masih berhubungan dengan Karya Tulis Ilmiah adalah :
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
No
Judul KTI
Oleh/
Tahun
Lokasi Penelitian
Variabel Penelitian
Metode Penelitian
1






Lanjutan tabel 1.1 dihalaman 10
 
 

Lanjutan tabel 1.1 dihalaman 9
 
No
kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja bagian pendaftaran rawat jalan

Judul KTI
Tri Setyowati/2013/ Apikes Citra Medika


Oleh/
Tahun
RSUD Surakarta






Lokasi Penelitian
Petugas bagian pendaftaran





Variabel Penelitian
Penelitian menggunakan  metode deskriptif,dengan pendekatan cross sectional


Metode Penelitian
2
Prediksi kebutuhan tenaga kerja dengan menggunakan rumus WISN bagian filing
Distyan Ruth/ 2012/ Apikes Mitra husada
Bagian filing RSUD dr. Moewardi
Petugas bagian filing
Penelitian menggunakan  metode deskriptif dengan pendekatan retrospektif
3
The ergonomic and the environment of word
Silva andrea/ 2008 portugal
Institusi pekerja laki-laki di Portugal
Tenaga laki-laki di institusi portugal
Penelitian menggunakan penelitian deskriptif

Deskripsi singkatnya dari tabel diatas adalah :
1.        Penelitian yang dilakukan oleh Tri Setyowati (2013) dengan judul “Tinjauan Kebutuhan Jumlah Tenaga Kerja Berdasarkan Beban Kerja di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan RSUD Surakarta”. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan crossectional dan objek yang diteliti menitik beratkan pada kebutuhan tenaga kerja di bagian pendaftaran rawat jalan. sedangkan penulis dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan crossecional dengan menitik beratkan kebutuhan tenaga kerja di tempat pendaftaran dan efektivitas waktu kerja petugas pendaftaran pasien.
2.        Penelitian yang dilakukan oleh Distyan Ruth (2012) dengan judul “Prediksi Kebutuhan Tenaga Kerja dengan Menggunakan Rumus WISN pada bagian Filing”. Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan retrospektif, sedangkan penulis dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan crossecional.
3.        Pada jurnal oleh Silva Andrea (2008) “the ergnomic and the environment word” yang dilaksanakan di institusi pekerja laki-laki diportugal yang diteliti disini adalah petugas laki-laki, dan menggunakan metode deskriptif. Sedangkan penulis yang diteliti adalah beban kerja pada petugas unit rekam medis.

G.           Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam pemahaman Karya Tulis Ilmiah ini, maka disusun menjadi sistematika sebagai berikut :
BAB I    : PENDAHULUAN
Pada bagian ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, lingkup penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II  : LANDASAN TEORI
Pada bagian ini berisikanpengertian rekam medis, kegunaan dan fungsi rekam medis, Ergonomi, Beban kerja, Waktu kerja, kapasitas kerja, kelelahan, waktu longgar, sistem pelayanan unit rekam medis, kerangka teori dan kerangka konsep.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian ini dijelaskan tentang jenis penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional, populasi dan sampel, instrumen penelitian, cara pengumpulan data, pengolahan dan analisis data.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisikan Sejarah Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri, Hasil dan Pembahasan
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan Kesimpulan dan Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


BAB II
LANDASAN TEORI

A.            Ergonomi
1.        Definisi Ergonomi
Menurut Nurmianto, Eko (2008:1), istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu “ergon” (kerja) dan “nomos” (hukum alam) sehingga dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering manajemen dan desain atau perancangan.
Menurut Wignjosoebroto, Sritomo (2008:54), ergonomi atau ergonomic sebenarnya berasal dari kata yunani yaitu ergo yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi adalah disiplin keilmuan yang mempelajari manusia dalam kaitanya dengan pekerjaan.
Menurut suma’mur (1996:172), ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersama-sama dengan ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain secara optimal dari manusia terhadap pekerjaanya, yang manfaat dari padanya  diukur dengan effisiensi dan kesejahteraan kerja.
Ergonomi dapat mengurangi beban kerja dengan evaluasi fisiologi, psikologi atau cara-cara tidak langsung. Beban kerja dapat diukur dan dianjurkan modifikasi yang sesuai antara kapasitas kerja dengan beban kerja dan beban tambahan (suma’mur, 1996:173).
Ergonomi juga dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek–aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, psikologi, engineering, manajemen dan desain atau perancangan. Ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkunganya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan susunan kerja dengan manusianya (Nurmianto, 2004:1).
2.        Tujuan Ergonomi
Tujuan utama ergonomi adalah untuk menjamin kesehatan kerja, tetapi dengan itu produktivitas juga ditingkatkan. Dalam evaluasi kapasitas dan isi kerja, perhatian terutama perlu diberikan kepada kegiatan fisik, yaitu :
a.         Intensitas.
b.        Tempo.
c.         Jam kerja dan waktu istirahat.
d.        Pengaruh keadaan lingkungan (kelembaban, suhu, gerakan udara, kebisingan, penerangan, warna, debu, dll).
e.         Data biologis (modefikasi makan dan minum, pemulihan setelahtidur dan istirahat, perubahan kapasitas kerja oleh karena usia).
f.         Kekhususan-kekhususan pekerjaan (misal getaran mekanis, kerja malam dan kerja bergilir) (suma’mur, 1996:173).
3.        Prinsip Ergonomi
Ergonomi dapat digunakan untuk mentelaah sistem manusia dan produksinya yang komplek, dalam penerapanya perlu diadakan modifikasi pengolahan data secara mekanis atau elektronis agar pekerja lebih mudah dalam melakukan pekerjaanya.
Adapun prinsip-prinsip ergonomi:
a.         Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk, susunan, ukuran dan penempatan mesin-mesin, penempatan alat-alat petunjuk, cara- cara harus melayani mesin (mesin gerak, arah dan kekuatan).
b.        Untuk normalisasi ukuran mesin dan alat-alat industri, harus diambil ukuran terbesar sebagai dasar serta diatur dengan suatu cara, sehingga ukuran tersebut dapat dikecilkan dan dapat dilayani oleh tenaga kerja yang lebih kecil.
Contoh: kursi dapat dinaik-turunkan, tempat duduk disetel maju atau mundur dan lain-lain.
c.         Ukuran-ukuran antopometri terpenting seperti dasar ukuran-ukuran dan alat-alat industri.
d.        Pembebanan sebaiknya dipilih yang optimum, yaitu beban yang dapat dikerjakan dengan pengarahan tenaga paling efisiensi.
e.         Kemampuan seseorang bekerjanya sehari adalah 8-10 jam, lebih dari itu efisiensi dan kualitas kerja sangat menurun.
f.         Waktu istirahat didasarkan kepada keperluan atas dasar pertimbangan ergonomi. Harus dihindari istirahat-istirahat sekehendak tenaga kerja, istirahat oleh karena turunnya kapasitas tubuh dan istirahat cutian.
g.        Beban tambahan akibat lingkungan sebaiknya ditekan seminimal mungkin (suma’mur, 1996:174-176).

B.            Beban Kerja
Beban kerja adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh tubuh manusia dengan berat ringannya beban kerja sangat mempengaruhi energi. Beban dapat menentukan berapa lama seseorang dapat bekerja sesuai dengan kapasitas kinerja. Makin besar beban makin pendek waktu seseorang untuk dapat bekerja tanpa kelelahan atau gangguan.
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi pelakunya. Beban dimaksud mungkin fisik, mental dan sosial. Seorang tenaga kerja memiliki kemampuan tersendiri dalam hubunganya dengan beban kerja (fisik, mental dan sosial) sampai batas tertentu. Inilah pentingnya menempatkan kerja yang tepat sesuai bidang pekerjaan yang tepat pada saat yang tepat saat kondisi kerja yang sesuai.
Seorang tenaga kerja memiliki kemampuan tersendiri dalam hubungannya dengan beban kerja. mungkin diantara mereka lebih cocok untuk beban fisik, mental atau sosial. Namun sebagai persamaan yang umum, mereka hanya mampu memikul beban sampai suatu berat tertentu. Bahkan ada beban yang dirasa optimal bagi seseorang. Inilah maksud penempatan seorang tenaga kerja yang tepat pada pekerjaan yang tepat. Atau pemilihan tenaga kerja tersebut untuk pekerjaan yang tersehat pula. Derajat tepat suatu penempatan meliputi kecocokan pengalaman, keterampilan, motivasi dan lain-lain sebagainya (suma’mur 1996:48). Sebagai tambahan kepada beban kerja yang langsung akibat pekerjaan sebenarnya  suatu pekerjaan biasanya dilakukan dalam suatu lingkungan atau situasi, yang ber akibat beban tambahan pada jasmani dan rohani tenaga kerja. Ada 5 faktor yang menjadi beban tambahan yaitu :
a.         Fisik meliputi: penerangan, suhu, kelembaban, cepat rambat udara, suara, fibrasi mekanis, radiasi dan tekanan udara.
b.        Kimia meliputi: gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan dan benda padat.
c.         Biologi meliputi: tumbuhan dan hewan yang menyebabkan pandangan tidak enak dan mengganggu misalnmya nyamuk, lalat, kecoa, lumut, tanaman yang tidak teratur dan sebagainya.
d.        Fisiologi meliputi: konstruksi mesin, sikap dan cara kerja, peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh atau anggota badan, misalnya meja atau kursi yang terlalu tinggi atau pendek.
e.         Mental psikologi meliputi: suasana kerja, hubungan kerja dengan pengusaha, pemilihan kerja dan lain-lain.
Kesehatan tenaga kerja dan produktifitas dapat terjamin dengan adanya keseimbangan yang menguntungkan antara beban kerja, beban tambahan dan kapasitas kerja (suma’mur , 1996:49).
Menurut jurnal pelayanan kesehatan (2006) tentang pedoman penyusunan perencanaan SDM kesehatan ditingkat provinsi, kab/kota serta rumah sakit, untuk menentukan beban kerja dapat dilakukan dengan membandingkan waktu kerja efektif dibandingkan dengan waktu kerja yang tersedia. Langkah perhitungan tenaga berdasarkan Work Load Indicator of Staff Need (WISN) meliputi 5 langkah yaitu :
1.             Menetapkan waktu kerja tersedia.
Waktu kerja tersedia = {A-(B+C+D+E)} x F

 
Waktu kerja tersedia bertujuan untuk memperoleh waktu kerja dari masing-masing sumber tenaga manusia yang bekerja di unit pelayanan selama kurun waktu satu tahun. Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan:
       A: Hari kerja (6 hari kerja/minggu x 52 minggu/tahun)
       B: Cuti tahunan
       C: Pendidikan dan pelatihan
D : Hari libur nasional
       E: Ketidak hadiran kerja
       F: Waktu kerja

2.             Menetapkan unit kerja dan kategori SDM.
Tujuan penetapan ini agar diperoleh sumber daya manusia yang bertangung jawab dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan perseorangan pada pasien.
3.             Menetapkan standar beban kerja
 
Standar beban kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan seseorang tenaga kesehatan dalam satu tahun kerja sesuai dengan standar profesional dan perhitungan waktu libur, sakit, ijin dan cuti. Untuk menghitung standar beban kerja dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :


4.             Menetapkan standar kelonggaran
 
Adalah suatu volume kegiatan yang terkait atau tidak terkait langsung dengan kegiatan pelayanan meliputi jenis kegiatan, waktu yang dibutuhkan untuk menyesuaikan kegiatan kategori sumber daya manusia selama kurun waktu satu tahun. Adapun rumus untuk menghitung standar kelonggaran sebagai berikut :


5.             Perhitungan tenaga/unit kerja.
Kebutuhan perhitungan tenaga per unit bertujuan untuk memperoleh jumlah sumber daya manusia per unit kerja sesuai  dengan beban kerja selama satu tahun. Data yang dibutuhkan adalah waktu kerja tersedia, standar beban kerja, standar kelonggaran masing-masing sumber daya manusia. Adapun rumus untuk menghitung kebutuhan tenaga per unit adalah :
 
 



C.           Efisiensi dan Efektivitas Kerja
1.             Pengertian Efisien
Sedangkan arti kata efisien menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu tepat atau sesuai untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga, biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna, bertepat guna. Sedangkan definisi dari efisien yaitu Sedangkan efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi berarti bertindak dgn cara yg dapat meminamilisir kerugian atau pemborosan sumber daya dalam melaksanakan atau menghasilkan sesuatu Efisiensi menganggap bahwa tujuan-tujuan yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara-cara yang paling baik untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Efisiensi hanya dapat dievaluasi dengan penilaian-penilaian relatif, membandingkan antara masukan dan keluaran yang diterima
2.             Pengertian Efektivitas
Dalam setiap organisasi, efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan. Dengan kata lain suatu aktivitas disebut efektif, apabila tercapainya tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Soewarno yang mengatakan bahwa efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Chaster I. Bernard, bahwa efektivitas adalah tercapainya sasaran yang telah disepakati bersama (Bernard, 1992:27).
Secara komprehensif, efektivitas dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan suatu lembaga atau organisasi untuk dapat melaksanakan semua tugas-tugas pokoknya atau untuk dapat mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya (Cambel, 1989:47). Sementara itu menurut Richard M.Steers, bahwa efektivitas merupakan suatu tingkatan kemampuan organisasi untuk dapat melaksanakan seluruh tugas-tugas pokoknya atau pencapaian sasaranya.
Sedangkan menurut Sondang P. Siagian, (2002:171) efektivitas adalah menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Artinya bahwa efektivitas berhubungan dengan dimensi waktu atau penyelesaian pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Apabila tujuan atau sasaran dapat dicpai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya maka dikatakan efektif, akan tetapi apabila tujuan atau sasaran yang dihasilkan tidak tepat waktu yang telah ditentukan maka dikatakan tidak efektif.
3.             Analisis Tingkat Efektivitas
 
Perhitungan efektivitas (hasil guna) digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pencapaian terget yang telah ditetapkan, metode yang digunakan adalah metode Charge Performance Index (CPI) yaitu merupakan perbandingan atau rasio antara realisasi pelayanan dengan target penerimaan yang direncanakan. Bila diformulasikan dalam rumus adalah sebagai berikut (Sidik, 1994).


Efektivitas realisasi penerimaan dikatakan efektif bilamana persentase yang diperoleh dari rumus di atas semakin besar atau diatas 100 persen demikian pula sebaliknya efektivitas realisasi penerimaan dikatakan tidak efektif bilamana prosentasenya yang diperoleh dari rumus di atas semakin kecil atau kurang dari 60 persen, berikut disajikan pedoman kriteria penilaian efektivitas penerimaan retribusi pelayanan seperti pada Tabel 2.1 kriteria efektivitas penerimaan retribusi pelayanan.

Tabel 2.1
Kriteria Efektivitas
Efektivitas Penerimaan Waktu
Pelayanan
Kriteria Efektivitas Waktu Pelayanan
Diatas 100%
91% - 100%
81%- 90%
61% - 80%
Kurang dari 60%
Sangat efektif
Efektif
Cukup efektif
Kurang efektif
Tidak efektif
  sumber: Kepmendagri nomor. 690.900 tahun 1996
D.           Waktu Kerja
Waktu kerja bagi seseorang menentukan efisiensi dan produktifitasnya. Segi- segi penting dalam persoalan waktu kerja meliputi:
1.        Lamanya seorang mampu bekerja dengan baik.
2.        Hubungan antara waktu kerja dan istirahat.
3.        Waktu bekerja sehari menurut periode yang meliputi pagi, siang dan malam.
Lamanya seseorang bekerja seharian secara baik umumnya adalah 6-8 jam, sehingga seseorang dalam seminggu dapat bekerja dengan baik selama 40-50 jam. Tapi pada umumnya produktifitas mulai menurun sesudah 4 jam bekerja, oleh karena itu perlu adanya istirahat ½ jam sesudah bekerja selama 4 jam terus-menerus (Suma’mur 1996:193).

E.            Kapasitas Kerja
Kemampuan kerja seseorang tenaga kerja berbeda satu dengan yang lainnya dan sangat tergantung kepada keterampilan, keadaan gizi, jenis kelamin, usia dan ukuran-ukuran tubuh. Semakin tinggi keterampilan kerja yang dimiliki, semakin efisien badan dan jiwa bekerja sehingga beban kerja menjadi relatif sedikit (Suma’mur 1996:50).

F.            Kelelahan
Kelelahan dapat menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semua berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Terdapat dua jenis kelelahan yaitu kelelahan otot dan kelelahan umum. Kelelahan otot merupakan tremor pada otot atau perasaan nyeri yang terdapat pada otot. Kelelahan umum ditandai dengan berkurangnya kemampuan untuk bekerja, yang sebabnya adalah persyaratan atau psikis. Sebab-sebab kelelahan umum adalah monotomi, intensitas, dan lamanya kerja mental dan fisik, keadaan lingkungan, sebab-sebab mental seperti tanggung jawab, kekhawatiran dan konflik serta penyakit-penyakit. Pengruh-pengaruh ini seperti berkumpul didalam tubuh dan mengakibatkan perasaan lelah. Perasaan ini tepat menyebabkan seseorang berhenti bekerja seperti halnya kelelahan fisioligis berakibatkan tidur. Kelelahan mudah ditiadakan dengan istirahat tetapi, jika dipaksakan terus, kelelahan akan bertambah dan sangat mengganggu. Istirahat sebagai usaha pemulihan dapat dilakukan dengan berhenti bekerja sewaktu-waktu sebentar sampai dengan tidur waktu dimalam hari.
Suatu daftar gejala-gejala atau perasaan-perasaan yang ada hubunganya dengan kelelahan adalah :

1.        Perasaan  berat dikepala
2.        Menjadi lelah seluruh badan
3.        Kaki merasa berat
4.        Menguap
5.        Merasa kacau pikiran
6.        Menjadi mengantuk
7.        Marasa beban pada mata
8.        Kaku dan canggung dalam gerakan
9.        Tidak seimbang dalam berdiri
10.    Mau berbaring
11.    Merasa susah pikiran
12.    Lelah berbicara
13.    Menjadi gugup
14.    Tidak dapat berkonsentrasi
15.    Tidak dapat mempunyai perhatian terhadap sesuatu
16.    Cenderung untuk lupa
17.    Kurang kepercayaan
18.    Cemas  terhadap sesuatu
19.    Tidak dapat mengontrol sikap
20.    Tidak dapat tekun dalam pekerjaan
21.    Sakit kepala
22.    Kekakuan di bahu
23.    Merasa nyeri di punggung
24.    Merasa ernafasan tertekan
25.    Haus
26.    Suara serak
27.    Merasa pening
28.    Spasme dari kelopak mata
29.    Tremor pada anggota badan
30.    Merasa kurang sehat
Pertanyaan-pertanyaan 1-10 menunjukkan pelemahan kegiatan, 11-20 menunjukkan pelemahan motivasi dan 21-30 gambaran kelelahan fisik akibat keadaan umum.
Kelelahan dapat dikurangi dengan berbagai cara yang ditunjukkan kepada keadaan umum dan lingkungan fisik di tempat kerja, misalnya, banyak hal dapat dicapai dengan pengaturan jam kerja, pemberian kesempatan istirahat yang tepat, kamar-kamar istirahat, masa-masa libur dan rekreasi (suma’mur 1996:190-192).

G.           Penetapan Waktu Longgar dan Waktu Baku
Waktu normal untuk suatu elemen operasi kerja adalah semata-mata menunjukkan bahwa seorang operator yang berkualitas baik akan bekerja menyelesaikan pekerjaan pada kesempatan atau tempo kerja yang normal. Sedangkan waktu baku adalah sama dengan waktu normal kerja dengan waktu longgar itu dapat diklasifikasikan menjadi :

1.        Kelonggaran waktu untuk kebutuhan personal (personal allowence)
Pada dasarnya setiap pekerja haruslah diberikan kelonggaran waktu untuk keperluan yang bersifat kebutuhan pribadi (personal needs). Jumlah waktu longgar untuk kebutuhan personal dapat ditetapkan dengan jalan melaksanakan aktifitas time study sehari kerja penuh dengan metode sampling kerja. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang relatif ringan dimana operator bekerja selama 8 jam per hari tanpa jam istirahat yang resmi sekitar 2% sampai 5% (atau 10 sampai 34 menit) setiap hari akan dipergunakan untuk kebutuhan-kebutuhan yang bersifat personal ini.
2.        Kelonggaran waktu untuk melepaskan lelah (fatique alloance)
Kelelahan fisik manusia bisa disebabkan oleh beberapa penyebab diantaranya adalah bekerja yang membutuhkan pikiran banyak (lelah mental) dan kerja fisik. Masalah yang dihadapi untuk menetapkan jumlah waktu yang diijinkan untuk istirahat melepas lelah sangat sulit dan komplek sekali. Waktu yang dibutuhkan untuk keperluan istirahat sangat tergantung pada individu yang bersangkutan. Interval waktu dari siklus kerja dimana pekerja akan memikul beban kerja secara penuh, koordinasi lingkungan fisik pekerjaan dan faktor-faktor lainnya.
Lamanya periode waktu istirahat dan frekuensi pengadaanya akan tergantung pada jenis pekerjaanya. Adapun waktu istirahat yang diperlukan berkisar antara 5 sampai 15 menit. Pekerjaan yang relatif ringan mungkin tidak memerlukan periode waktu istirahat, sedangkan untuk pekerjaan yang berat kebutuhan akan istirahat sudah berkurang karena pekerjaan mulai diaplikasikan pengguanaanya keperalatan atau mesin-mesin mekanis, sehingga mengurangi peran manusia. Sebagai konsekuensinya, maka kebutuhan waktu longgar untuk istirahat melepas lelah dapat dihilangkan pula.
3.        Kelonggaran waktu karena keterlambatan-keterlambatan (Delay Allowance)
Jenis dan lamanya keterlambatan untuk suatu aktivitas kerja dapat ditetapkan dengan teliti dengan melaksanakan aktivitas time study secara penuh ataupun bisa juga dengan kegiatan sampling kerja. Elemen-elemen kerja yang tidak masuk dalam siklus kerja akan tetapi merupakan bagian dari kerja atau operasi secara keseluruhan tidak akan dianggap sebagai delay akan tetapi harus diamati dan diukur sebagaimana elemen-elemen kerja lainya yang masih termasuk siklus operasi.
Personal allowance umumnya diaplikasikan sebagai prosentase tertentu dari waktu normal. Untuk mempermudah perhitungan biasanya fatique allowance juga akan dinyatakan sama (prosentase dari waktu normal) dan begitu pula halnya dengan delay. Apabila ketiga jenis kelonggaran waktu tersebut diaplikasikan secara bersamaan untuk seluruh elemen kerja, maka hal ini akan bisa menyederhanakan perhitungan yang harus dilakukan. Untuk merubah waktu baku (standar time) untuk menyelesaikan suatu operasi kerja disini tipe normal harus ditambahkan dengan Allowance Time (yang merupakan prosentase dari waktu normal). Disamping itu ada kecenderungan untuk mempertimbangkan Allowance Time ini sebagai waktu yang diberikan atau dilonggarkan untuk berbagai macam hal per hari kerja (Wignjosoebroto, 2006:201-203).

H.           Manajemen Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia dipandang semakin besar peranannya bagi kesuksesan suatu organisasi, maka banyak organisasi kini menyadari bahwa unsur “manusia” dalam organisasi dapat memberikan keunggulan bersaing. Manajemen Sumber Daya Manusia berhubungan dengan sistem rancangan formal dalam suatu organisasi untuk menentukan efektivitas dan efisiensi dilihat dari bakat seseorang untuk mewujudkan sasaran suatu organisasi. Keahlian teknis staf sumber daya manusia penting sebab mereka menyediakan tindakan menuju efektivitas strategis yang diperlukan untuk sumber daya manusia sebagai kontributor keuangan untuk suksesnya organisasi.
Dalam suatu organisasi, manajemen sumber daya manusia mencakup perekrutan, kompensasi, pelatihan dan pengembangan. Tingkat efektivitas manajemen sumber daya manusia dipandang turut mempengaruhi kinerja suatu organisasi, sebesar atau sekecil apapun organisasi tersebut. Efektivitas mananjemen sumber daya manusia berhubungan dengan peningkatan kinerja keuangan seperti diukur dengan produktivitas tenaga kerja, arus kas dan nilai pasar perusahaan (Mathis, Robert L & John H. J, 2001:3-4,106).
Rumah sakit besar yang memiliki kelompok tenaga medis yang banyak akan menangani pelayanan kesehatan yang cukup tinggi. Hal ini berdampak  pada beragamnya data dan informasi medis sebagai hasil tugas pelayanan dan berpengaruh terhadap pengelolaan data dan informasi serta manajemen sumber daya manusia di unit kerja rekam medis, supervisi staf harus dilakukan demi meningkatkan kinerja pelayanan rekam medis melalui para supervisor yang telah ditugaskan dan yang paham akan prinsip-prinsip manajemen sumber daya manusia yang efektif (Hatta, Gemala, 2008:315).

I.              Unit Rekam Medis
Unit Rekam Medis disarana pelayanan kesehatan merupakan unit yang sibuk dan sangat memerlukan kinerja tinggi dari para petugasnya. Meskipun petugas rekam medis tidak secara langsung terlibat dalam pelayanan klinis pasien, tetapi informasi yang tercatat pada rekam medis merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, sebenarna petugas unit kerja rekam medis mempunyai peran penting dalam proses pelayanan di rumah sakit.
Pengelolaan rekam medis di rumah sakit sangatlah penting, maka sangatlah perlu dukungan dari seluruh staf, baik staf medis maupun staf administrasi di rumah sakit. Mereka harus menyadari  betul akan pentingnya pekerjaan di unit rekam medis dan permasalahan-permasalahan yang ada dalam proses pencatatan data pelayanan pasien. Rasa saling memahami pekerjaan masing-masing  ini dapat dicapai melalui cara-cara berikut :
1.        Mengintensifkan hubungan dengan staf klinis dan staf administrasi rumah sakit dalam hal pengisian rekam medis dan prosedur yang diperlukan dalam manajemen pelayanan rekam medis
2.        Tercukupinya kebutuhan pekerjaan seperti berkas rekam medis, folder dan peralatan lainnya yang mendukung pelaksanaan fungsi rekam medis .
3.        Memiliki petugas yang cukup terlalatih guna melaksanakan semua prosedur pokok rekam medis.
Dalam menjalankan pelayanan rekam medis yang efektif, petugas rekam medis memerlukan dukungan dari panitia rekam medis atau biasanya dikenal dengan komite rekam medis. Mereka perlu mengungkapkan maslah-masalah yang berhubungan dengan pelayanan rekam medis kepada panitia tersebut untuk dibicarakan. Dalam hal ini, mereka juga perlu memastikan bahwa masalah-masalah tersebut benar-benar dicatat dan disampaikan kepada panitia rekam medis secara jelas dan objektif. Panitia ini mempunyai tugas pokok untuk mengevaluasi kerja rekam medis dalam rangka menjamin mutu pelayanan rekam medis.
Staf unit rekam madis dibawah kepemimpinan kepala unit rekam medis bertanggung jawab atas pelaksanaan rekam medis dan pelayanan rekam medis. Manajemen rumah sakit harus menyediakan sistem pengamanan dan ruang simpan yang mencukupi untuk berkas rekam medis, serta tempat kerja yang memadai untuk para petugasnya. Petugas rekam medis harus melindungi rekam medis dari kerusakan, kehilangan dan kerahasiaan atau penggunaan yang tidak benar. Mereka bertanggung jawab akan hal itu, mengingat bahwa hak privasi pasien dan kerahasiaan informaasi disimpan disini. Dalam hal ini kepala unit rekam medis bertanggung jawab atas penyusunan dan pelaksanaan kebijakan serta prosedur pelayanan rekam medis di rumah sakit. Fungsi utama unit rekam medis adalah :
1.        Membuat dan melaksanakan indek utama pasien (IUP) guna identifikasi pasien.
2.        Penyediaan rekam medis untuk pelayanan pasien dan penggunaan lainnya.
3.        Melaksanakan prosedur pasien-pulang (discharge) dan kelengkapan rekam medis setelah pasien keluar atau meninggal.
4.        Membuat kode penyakt dan kode operasi dari pasien yang sudah keluar atau yang meninggal.
5.        Melakukan pengarsipan (filing) atau penyimpanan rekam medis.
6.        Mengevaluasi pelayanan rekam medis
7.        Melakukan perhitungan-perhitungan dalam rangka pelaporan statistik bulanan dan tahunan.
8.        Menjaga masalah mediko-legal yang berhubungan dengan pelepasan informasi pasien dan masalah hukum lainnya.
Melihat fungsi tersebut di atas, maka ada hal-hal penting dalam prosedur pokok rekam medis yang harus dilakukan oleh petugas unit rekam medis. Kesalahan dalam pelaksanaan prosedur tersebut dapat berpengaruh terhadap pelayanan rekam medis secara keseluruhan (pusdiknakes 2010).

J.      Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber = Azwar, 2003: 109

Keterangan : Daerah yang bergaris putus-putus (--------) merupakan daerah yang  menjadi obyek penelitian.

 
 















K.           Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep-konsep yang diinginkan diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012:100).
 






Gambar  2.2
Kerangka konsep
Keterangan:
Waktu kerja tersedia, unit kerja dan kategori sumber daya manusia, standar beban kerja, standar kelonggaran dan perhitungan tenaga per unit kerja merupakan input yang nantinya akan dihitung dengan rumus WISN sehingga akan menghasilkan output jumlah tenaga kerja yang efektif.


 
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.           Jenis Penelitian
Penyusunan karya tulis ilmiah ini menggunakan jenis penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional, metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara, penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif, sedangkan pendekatan masalah yang terjadi pada objek penelitian dilakukan dan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan, (Indarwati, 2010:51-52)
B.            Identifikasi Variabel
1.        Menetapkan waktu kerja tersedia
2.        Menetapkan unit kerja dan kategori SDM
3.        Menyusun standar beban kerja
4.        Menyusun standar kelonggaran
5.        Perhitungan tenaga di unit kerja
6.        Perhitungan efektivitas waktu kerja


C.           Definisi Operasional
Tabel 3.1
Definisi Operasional
No
Variabel
Definisi Operasional

1.
Menetapkan waktu kerja tersedia
Penggunaan waktu yang dipakai perekam medis pada waktu kerja, dari jumlah keseluruhan waktu kegiatan dalam satu hari kerja. Adapun data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja tersedia dihitung dari jumlah hari kerja dalam satu minggu, satu tahun, cuti tahunan, hari libur, diklat, sakit, dan ijin/tahun, waktu kerja/hari dengan uraian perhitungan hari kerja tersedia (hari kerja/tahun) dan waktu kerja tersedia (jam kerja/tahun).
Dengan menggunakan rumus :
Waktu kerja tersedia = {A-(B+C+D+E)} x F
Keterangan:
A: Hari kerja tersedia = (6 hari kerja/minggu x 52     minggu/tahun)
B: Cuti tahunan
C: Diklat
D: Hari libur nasional
E: Ketidak hadiran
F: Waktu kerja
(sumber: Jurnal Pelayanan kesehatan, 2006)

Lanjutan tabel 3.1 dihalaman 36
 
2.
Menetapkan unit kerja dan kategori SDM
Unit Kerja adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui nama-nama orang dibawah manajer untuk mencapai tujuan bersama. SDM merupakan salah satu komponen penting dalam pelayanan rumah sakit. Kategori SDM dapat digolongkan menurut pendidikan, kesehatan dan pengalaman kerja seseorang. Manajemen profesional sangat dibutuhkan untuk menentukan kualitas sumber daya manusia dalam memberikan pelayanan rumah sakit yang berkualitas.
Data dan informasi yang dibutuhkan untuk menetapkan unit kerja dan kategori SDM adalah :
1.      Struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi masing-masing unit.
2.      Keputusan direktur rumah sakit tentang pembentukan unit kerja rekam medis.
3.      Data pegawai berdasarkan pendidikan yang bekerja di unit rekam medis.
4.      Peraturan pemerintah 32 tentang kesehatan.
5.      Undang-undang tentang jabatan fungsional.
6.      Standar profesi, standar pelayanan dan standar operasional di unit kerja rekam medis.
(sumber: Jurnal Pelayanan kesehatan, 2006)

Lanjutan tabel 3.1 dihalaman 35
 
No
Variabel
Definisi Operasional
3.
Menyusun Standar Beban kerja
Banyaknya jenis pekerjaan yang dapat dilaksanakan oleh seorang tenaga kesehatan profesional dalam satu tahun kerja sesuai standar profesional dan memperhitungkan waktu libur, sakit, ijin, cuti, dll yang disusun berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk menelesaikan (rata-rata waktu) dan waktu yang tersedia/tahun yang dimiliki oeh masing-masing kategori tenaga.
Untuk menyusun standar beban kerja menggunakan rumus :
(sumber: Jurnal Pelayanan kesehatan, 2006)
4.
Menyusun standar kelonggaran
Standar kelonggaran adalah waktu normal untuk menyelesaikan pekerjaan pada kecepatan atau tempo kerja yang normal. Memilih tujuan diperolehnya faktor kelonggaran tiap kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan.
Untuk menyusun standar kelonggaran menggunakan rumus :
(sumber: Jurnal Pelayanan kesehatan, 2006)
5.
Perhitungan kebutuhan tenaga/unit kerja
Banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan beban kerja agar produktivitasnya dapat tercapai.
Sumber data yang dibutuhkan :
1.      Data yang diperoleh sebelumnya yaitu waktu kerja tersedia, standar beban kerja, standar kelonggaran.
2.      Kuantitas kegiatan pokok per unit kerja selama satu tahun.
Untuk menghitung perhitungan tenaga/unit kerja menggunakan rumus :
(sumber: Jurnal Pelayanan kesehatan, 2006)
Lanjutan tabel 3.1 dihalaman 37
 
6
Efektivitas kerja
Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi/Instansi mencapai tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi tersebutdikatakan telah berjalan dengan efektif. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau
kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam pencapaian terget perhitungan efektivitas, metode yang digunakan adalah metode Charge Performance Index (CPI). Bila diformulasikan dalam rumus adalah sebagai berikut:
x100%

Lanjutan tabel 3.1 dihalaman 36
 
Dengan kriteria efektivitas penerimaan retribusi pelayanan sebagai berikut:
> 100%
Sangat efektif
91% - 100%
Efektif
81%- 90%
Cukup efektif
61% - 80%
Kurang efektif
< 60%
Tidak Efektif
 (sumber: Kepmendagri nomor. 690.900 tahun 1996)

D.           Populasi dan Sampel
1.               Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek, subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian dapat ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010:117). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua petugas unit rekam medis di Rumah Sakit Muhammadiyah Nambangan Selogiri yang berjumlah 4 orang.
2.             Sampel
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Artinya populasi sama dengan sampel yaitu 4 orang (Sugiyono, 2010:124).



E.            Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.             Pedoman Observasi
Membuat tabel kegiatan pengamatan terhadap kegiatan yang diteliti yang diberikan kepada kepala rekam medis dan petugas pendaftaran.
2.             Pedoman Wawancara
Membuat daftar pertanyaan yang ditentukan kepada kepala rekam medis dan petugas pendaftaran di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri.
3.             Stopwatch
Suatu alat yang digunakan untuk mengukur kegiatan yang diamati.

F.            Cara Pengumpulan Data
Cara pengolahan data terdiri dari jenis data yang akan diambil, cara pengumpulannya :
1.             Data primer adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung dari lapangan oleh peneliti, yaitu data hasil observasi dan wawancara.
2.             Data sekunder adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan oleh peneliti dari sumber yang ada seperti profil rumah sakit, prosedur rumah sakit dan jumlah kunjungan pasien rumah sakit (Notoatmodjo, 2010:18)



G.           Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan suatu sistem yang akan mengolah input berupa bahan baku dan bahan-bahan lain menjadi output berupa bahan jadi (George R.Terry).
1.             Colecting
Penulis mengumpulkan data tentang jumlah petugas di unit rekam medis, waktu kerja tersedia, unit kerja, standar beban kerja, standar kelonggaran dan kebutuhan tenaga per unit rekam medis dari sumber yang ada, melalui kegiatan observasi dan wawancara.
2.             Editing
Data observasi dan data wawancara yang diperoleh dari penelitian kemudian diperiksa dan disusun agar dapat dicapai keakuratannya.
3.             Klasifikasi
Pengelompokan data yang didapat dari penelitian yang dikelompokkan berdasarkan pertimbangan peneliti  sendiri yang disesuaikan dengan permasalahan dan tujuan penelitian.
4.             Tabulasi
Dari hasil pengelompokan data kemudian diperjelas dengan memasukkan kedalam tabel.
5.             Penyajian Data
Data yang diperoleh disajikan secara textular yaitu penyajian hasil penelitian dalam kalimat dan tabel (Notoatmodjo, 2005).

H.           Analisa Data
Penelitian ini menggunakan analisis deskripsi yaitu dengan cara melakukan analisis kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja di tempat pendaftaran pasien di  Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri serta mendiskripsikan hasil penelitian untuk diambil suatu kesimpulan.

BAB IV
HASIL  DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
1.        Sejarah Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri
Pendirian Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri ini awalnya didirikan oleh beberapa orang anggota Muhammadiyah pada tahun 1967 dengan surat keputusan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Wonogiri nomor : Ijin No PUD/B/Perid X/A tanggal 14 Juli 1970.
Pada awalnya amal usaha ini sangat sederhana mengingat pada masa itu kondisi Negara diliputi oleh politik yang tidak stabil dan inflasi ekonomi. Sebagai tempat usaha adalah rumah Bapak Khambali di dusun Nambangan, Desa Nambangan, kondisi bangunan yang sederhana, lantai rumah dari batu merah, dinding penyekat hanya terbuat dari bambu.
Dari kesederhanaan tersebut, justru memacu para pengurus untuk lebih dapat mengembangkan Rumah Bersalin sehingga dapat beroperasi, dari segi dana pengurus berusaha untuk menghimpunnya melalui iuran guru Agama yang menjadi anggota Muhammadiyah dan meminjam perhiasan milik warga kampung.
Atas bantuan-bantuan dan bimbingan Bapak Sahur, seorang anggota CPM TNI AD yang berasal dari Madura dan bertugas didaerah Selogiri dalam rangka menumpas G 30 S PKI, setapak demi setapak Rumah Bersalin PKU Muhammadiyah Nambangan dapat melaksanakan kegiatan membantu masyarakat dalam hal pertolongan persalinan.
Searah dengan perjalanan waktu serta kegigihan pengurus, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Nambangan akhirnya dapat membangun gedung diatas tanah milik sendiri yakni di Dusun Bulak Desa Nambangan Kecamatan Selogiri tahun 1979/1980.
Sejak saat itu Rumah Bersalin PKU Muhammadiyah terus berbenah diri baik fasilitas gedung, sarana:
a.    Ijin Operasional Sementara No. 98/Kanwil/RB/VIII/1994.
b.    Ijin Operasional Tetap No. YM.00.01.3.2.1.155.RB.
Pada tanggal 01 September 2001 mulai beroperasional Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri dengan Surat Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. YM.02.04.2.2.1174. Pada 22 November 2004 Perpanjangan Ijin Penyelenggaraan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. YM.02.04.3.5.3320, dan untuk Ijin operasional sampai pada saat ini adalah Keputusan Bupati Wonogiri No.170 Tahun 2010.
2.        Visi, Misi, Falsafah, Tujuan dan Motto Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri.
a.         Visi
Terwujudnya rumah sakit pilihan yang islami dengan pelayanan kesehatan yang professional dan berkualitas.

b.        Misi
1)        Memberikan pelayanan yang bermutu dan professional.
2)        Memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat dan peduli terhadap kaum dhuafa.
3)        Membentuk sumber daya manusia yang professional dan islami.
4)        Mendukung persyarikatan Muhammadiyah khususnya di bidang kesehatan dalam rangka amar ma’ruf nahi mungkar.
c.         Falsafah
Ruamah Sakit Muhammadiyah Selogiri Wonogiri merupakan sarana untuk beribadah kapada Allah SWT.
d.        Tujuan
1)        Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang bermutu dan professional.
2)        Teselenggaranya pelayanan kesehatan yang terjangkau bagi masyarakat dan peduli terhadap kau dhuafa.
3)        Terwujudnya rumah sakit yang mengedepankan nilai-nilai islami.
4)        Terlaksananya dakwah islamiyah sesuai tujuan Muhammadiyah.
e.         Motto
Ramah Santun dan Islami Dalam Pelayanan.
3.        Menetapkan Waktu Kerja Tersedia
Penetapan waktu kerja tersedia dapat diperoleh dari hari kerja dalam 1 tahun dikurangi cuti tahunan, ditambah hari untuk melakukan pendidikan atau pelatihan, ditambah hari libur nasional, ditambah ijin kerja kemudian dikali jam kerja dalam 1 hari. Data tersebut dapat diperoleh dari ketentuan yang ada di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri.
Tabel 4.3.1
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia di TPPRJ dan Filing
Faktor
Kategori Frekuensi Tenaga
TPPRJ dan Filing
Hari Kerja Tersedia (A)
313
Cuti (B)
12
Pendidikan (C)
4
Libur (D)
13
Izin (E)
5
Waktu Kerja (F)
6
Waktu Kerja Tersedia
{313-(12+4+13+6)}x6
Jumlah (jam)
1.674
Jumlah (menit)
100.080
Sumber: Hasil wawancara dengan petugas pendaftaran RS. Muhammadiyah Selogiri tahun 2014.

Tabel 4.3.2
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia di TPPRI dan TPPGD
Faktor
Kategori Frekuensi Tenaga
TPPRI dan TPPGD
Hari Kerja Tersedia (A)
365
Cuti (B)
12
Pendidikan (C)
4
Libur (D)
88
Izin (E)
5
Waktu Kerja (F)
7
Waktu Kerja Tersedia
{365-(12+4+88+5)}x7
Jumlah (jam)
1.792
Jumlah (menit)
107.520
Sumber: Hasil wawancara dengan petugas pendaftaran RS. Muhammadiyah Selogiri tahun 2014.

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa faktor penetapan waktu kerja tersedia tersebut diatas berhubungan dengan kategori tenaga, jadi untuk menentukan waktu kerja tersedia harus dilihat dulu faktor yang mempengaruhui waktu tersedia tersebut diatas untuk setiap kategori tenaga, kemudian disesuaikan lama harinya untuk setiap kategori tenaga yaitu tenaga pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan dan filing sebesar 100.440 menit/ tahun sedangkan tempat pendaftaran pasien gawat darurat dan rawat inap sebesar 107.520.
4.        Menetapkan Unit Kerja
Berdasarkan hasil wawancara di rumah sakit muhammadiyah selogiri di dapat data mengenai kategori sumber daya manusia pada petugas pendaftaran pasien sebagai berikut:
Tabel 4.4
Kategori Sumber Daya Manusia Petugas Pendaftaran Pasien
Unit Kerja
Kategori SDM
Jumlah Petugas
Pendaftaran
SMA
4 orang
Sumber: Hasil wawancara dengan Kepala Rekam Medis RS. Muhammadiyah Selogiri tahun 2014.

Dari tabel diatas diketahui bahwa petugas pendaftaran 4 orang merupakan lulusan SMA. Di bagian pendaftaran  rumah sakit muhammadiyah selogiri belum ada petugas lulusan D3 rekam medis, karena kurangnya tenaga kerja di bagian pendaftaran sehingga merekrut tenaga kerja yang bukan lulusan D3 rekam medis, padahal dibagian tersebut memerlukan pengetahuan lebih mengenai kinerja yang ada dibagian pendaftaran mengingat rata-rata pasien saat ini menggunakan jaminan kesehatan nasional atau BPJS.


5.        Menyusun Standar Beban Kerja
Dalam penyusunan standar beban kerja dapat dihitung dari jumlah rata-rata waktu per kegiatan pokok sesuai kegiatan yang dilakukan petugas pendaftaran pasien. Kegiatan pokok yang dimaksud yaitu kumpulan berbagai jenis kegiatan sesuai Standar Operasional Prosedur untuk menghasilkan pelayanan yang semaksimal mungkin.
1)   Pendaftaran Pasien Baru Rawat Jalan
Waktu rata- rata kegiatan pendaftaran pasien baru rawat jalan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri dalam memberikan pelayanan kepada setiap pasien mulai dari menyiapkan formulir rekam medis sampai pendistribusian dokumen rekam medis ditempuh selama 10 menit.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah sakit, rata-rata kegiatan pokok pendaftaran pasien baru rawat jalan sebagai berikut:
Tabel 4.5.1
Waktu rata-rata perkegiatan untuk pendaftaran pasien baru rawat jalan
Kegiatan Pokok
No
Uraian Kegiatan
Rata-rata Waktu (detik)
Pendaftaran pasien baru
1
Menyiapkan formulir dan berkas rekam medis
40,31
2
Mewawancarai pasien
52,53
3
Verifikasi syarat BPJS
63,84
4
Pengisian formulir pendaftaran
67,91
5
Pengisian KIB
45,39
6
Mengentri data pasien
89.24
7
Mendistribusikan berkas RM
81.47
Total waktu (detik)


440,69
Total waktu (menit)


7,35
Sumber: hasil pengamatan dibagian pendaftaran di rumah sakit muhammadiyah selogiri tahun 2014
Tabel diatas merupakan realisasi hasil perhitungan waktu rata-rata perkegiatan untuk kegiatan pokok pendaftaran pasien baru rawat jalan, untuk perhitungan standar beban kerjanya sebagai berikut:
2)   Pendaftaran Pasien Lama Rawat Jalan
Waktu rata- rata kegiatan pendaftaran pasien lama rawat jalan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri dalam memberikan pelayanan kepada setiap pasien mulai dari menanyakan Kartu Identitas Berobat (KIB) sampai pendistribusian dokumen rekam medis ditempuh selama 5 menit. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah sakit, rata-rata kegiatan pokok pendaftaran pasien lama rawat jalan sebagai berikut:
Tabel 4.5.2
Waktu rata-rata perkegiatan untuk pendaftaran pasien lama rawat jalan
Kegiatan Pokok
No
Uraian Kegiatan
Rata-rata Waktu (detik)
Pendaftaran pasien lama
1
Menanyakan KIB
15,37
2
Verifikasi syarat BPJS
66,59
3
Mengentri data pasien
88.93
4
Mencari berkas RM
67.28
5
Mendistribusikan berkas RM
89.35
Total waktu (detik)


327,52
Total waktu (menit)


5,46
Sumber: hasil pengamatan dibagian pendaftaran di rumah sakit muhammadiyah selogiri tahun 2014

Tabel diatas merupakan hasil realisasi dari perhitungan waktu rata-rata perkegiatan untuk kegiatan di pendaftaran pasien lama rawat jalan di rumah sakit muhammadiyah selogiri, untuk perhitungan standar beban kerjanya sebagai berikut:
3)   Pendaftaran Pasien Baru Rawat Inap
Waktu rata- rata kegiatan pendaftaran pasien baru rawat inap sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri, standar waktu rata-rata yang telah ditetapkan didalam memberikan pelayanan kepada setiap pasien baru rawat inap mulai dari menyiapkan formulir rekam medis sampai pendistribusian dokumen rekam medis, standar waktu pelayanan yang ditetapkan selama 10 menit. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di rumah sakit muhammadiyah selogiri, rata-rata kegiatan pokok pendaftaran pasien baru rawat inap sebagai berikut:


Tabel 4.5.3
Waktu rata-rata perkegiatan untuk pendaftaran pasien baru rawat inap
Kegiatan Pokok
No
Uraian Kegiatan
Rata-rata Waktu (detik)
Pendaftaran pasien baru
1
Menyiapkan formulir dan berkas rekam medis
38,41
2
Mewawancarai pasien
75,20
3
Verifikasi syarat BPJS
68,19
4
Pengisian formulir pendaftaran
66,07
5
Pengisian KIB
46,33
6
Mengentri data pasien
88,57
7
Mendistribusikan berkas RM
82,44
Total waktu (detik)


465,21
Total waktu (menit)


7,75
Sumber: hasil pengamatan dibagian pendaftaran di rumah sakit muhammadiyah selogiri tahun 2014

Tabel diatas merupakan hasil realisasi perhitungan waktu rata-rata perkegiatan untuk kegiatan di pendaftaran pasien baru rawat inap, untuk perhitungan standar beban kerjanya sebagai berikut:
4)   Pendaftaran Pasien Lama Rawat Inap
Waktu rata- rata kegiatan pendaftaran pasien lama rawat inap sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri dalam memberikan pelayanan kepada setiap pasien mulai dari menanyakan Kartu Identitas Berobat (KIB) sampai pendistribusian dokumen rekam medis ditempuh selama 5 menit. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah sakit, rata-rata kegiatan pokok pendaftaran pasien lama rawat inap sebagai berikut:
Tabel 4.5.4
Waktu rata-rata perkegiatan untuk pendaftaran pasien lama rawat inap
Kegiatan Pokok
No
Uraian Kegiatan
Rata-rata Waktu (detik)
Pendaftaran pasien lama
1
Menanyakan KIB
12,67

2
Mengentri data pasien
83,75

3
Verifikasi syarat BPJS
72,32

4
Mencari berkas RM
60,16

5
Mendistribusikan berkas RM
85,48
Total waktu (detik)


314,38
Total waktu (menit)


5,24
Sumber: hasil pengamatan dibagian pendaftaran di rumah sakit muhammadiyah selogiri

Tabel diatas merupakan hasil realisasi perhitungan waktu rata-rata perkegiatan untuk kegiatan di pendaftaran pasien lama rawat inap, untuk perhitungan standar beban kerjanya sebagai berikut:
5)   Kegiatan di filing
Waktu rata- rata kegiatan filing sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri dalam memberikan pelayanan kepada setiap dokumen  rekam medis mulai dari mencarikan berkas rekam medis dari rak filing sampai menjajarkan dokumen rekam medis di rak filing ditempuh selama 18 menit. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Rumah sakit, rata- rata kegiatan pokok filing sebagai berikut:
Tabel 4.5.5
Waktu rata-rata per kegiatan di bagian filing
Kegiatan pokok
No
Uraian Kegiatan
Rata-rata Waktu Kegiatan
Filing
1
Pengambilan berkas dari rak
83,54

2
Distribusi berkas ke unit pelayanan
29,62

3
Pengambilan berkas dari unit pelayanan
31,43

4
Penjajaran berkas di rak
82,21
Total waktu (detik)


226,8
Total waktu (menit)


3,78
Sumber: hasil pengamatan dibagian filing di rumah sakit muhammadiyah selogiri tahun 2014

Tabel diatas merupakan hasil realisasi perhitungan waktu rata-rata perkegiatan untuk kegiatan di filing, untuk perhitungan standar beban kerja petugas pendaftaran pasien rawat jalan yang merangkap tugas dibagian filing sebagai berikut:
Sedangkan perhitungan standar beban kerja petugas pendaftaran pasien rawat inap dan gawat darurat yang merangkap tugas dibagian filing sebagai berikut:
6.          Menetapkan Standar Kelonggaran
Penyusunan standar kelonggaran bertujuan untuk memperoleh faktor kelonggaran tiap kategori tenaga meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaikan kegiatan yang tidak terkait langsung atau sebaliknya yang dipengaruhi tinggi rendahnya kuantitas pokok pelayanan. Kegiatan yang dimaksud yaitu: rapat, melakukan kegiatan seminar, pelatihan, dll. Beberapa faktor-faktor yang didapat dalam menghitung standar kelonggaran adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6
Faktor Kelonggaran
Faktor Kelonggaran
Frekuensi
Waktu
Faktor Kelonggaran
Pertemuan rutin
1/Bulan
2Jam
24Jam/Tahun
Pelatihan kecil
1/Tahun
4Jam
4Jam/Tahun
Membimbing mahasiswa
Pelatihan besar
1/6Bulan
1/Tahun
2Jam
21Jam
4Jam/Tahun
21Jam/Tahun
Sumber: Data rumah sakit muhammadiyah selogiri



Dari tabel diatas standar kelonggaran dibagian tempat pendaftaran pasien sebagai berikut:
a.    Standar kelonggaran pelayanan di tempat pendaftaran pasien
1)   Pertemuan rutin
2)   Pelatihan kecil
3)   Membimbing Mahasiswa
4)   Pelatihan besar
Standar kelonggaran di tempat pendaftaran pasien = 0,039
b.    Standar kelonggaran pelayanan dibagian filing
1)   Pertemuan rutin

2)   Pelatihan kecil
3)   Membimbing Mahasiswa
4)   Pelatihan besar
Standar kelonggaran di filing = 0,039
Jadi standar kelonggaran untuk ke empat petugas pendaftaran dan filing yaitu 0,039
7.        Menetapkan jumlah kebutuhan tenaga kerja di pendaftaran
Perhitungan kebutuhan sumber daya manusia bertujuan untuk memperoleh jumlah dan sumber daya manusia per unit kerja yang sesuai dengan beban kerja selama satu periode. Data-data yang diperlukan untuk perhitungan kebutuhan sumber daya manusia per unit kerja yang meliputi, waktu kerja tersedia, standar beban kerja, standar kelonggaran untuk masing-masing kategori sumber daya manusia dan jumlah kegiatan tiap unit kerja selama satu periode. Kebutuhan tenaga per unit dapat diperoleh dari kuantitas kegiatan pokok dibagi standar beban kerja ditambah standar kelonggaran. Kuantitas pokok didapat dari banyaknya kegiatan yang dilakukan tiap unit kerja dalam kurun waktu satu tahun. Selanjutnya untuk memperoleh kebutuhan tenaga tiap bagian pendaftaran yaitu:
a.    Kebutuhan tenaga dibagian pendaftaran pasien baru rawat jalan dapat dihitung dari:
Realisasi kebutuhan tenaga kerja di bagian pendaftaran pasien baru rawat jalan
b.    Kebutuhan tenaga dibagian pendaftaran pasien lama rawat jalan dapat dihitung dari:
Realisasi kebutuhan tenaga kerja di bagian pendaftaran pasien lama rawat jalan
c.    Kebutuhan tenaga dibagian pendaftaran pasien baru rawat inap dapat dihitung dari:
Realisasi kebutuhan tenaga kerja di bagian pendaftaran pasien baru rawat inap
d.      Kebutuhan tenaga dibagian pendaftaran pasien lama rawat inap dapat dihitung dari:
Realisasi kebutuhan tenaga kerja di bagian pendaftaran pasien lama rawat inap
Jadi total kebutuhan tenaga kerja dibagian pendaftaran
e.    Kebutuhan tenaga kerja dibagian filing dapat dihitung dari:
1)      Realisasi kebutuhan tenaga kerja pendaftaran pasien rawat jalan yang merangkap tugas di bagian filing
2)      Realisasi kebutuhan tenaga kerja pendaftaran pasien rawat inap yang merangkap tugas di bagian filing
Jadi total kebutuhan tenaga kerja dibagian filing
8.        Efektivitas waktu kerja
Perhitungan efektivitas (hasil guna) digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan, metode yang digunakan adalah metode Charge Performance Index (CPI) yaitu merupakan perbandingan atau rasio antara realisasi pelayanan dengan target penerimaan yang direncanakan, diformulasikan dalam rumus sebagai berikut:
Perhitungan Efektivitas waktu kerja bertujuan untuk mengetahui waktu kinerja petugas didalam memberikan pelayanan kepada pasien.. Data-data yang diperlukan untuk perhitungan efektivitas waktu pelayanan per unit kerja meliputi, realisasi waktu kerja dan target waktu dalam pemberian pelayanan kepada pasien. Untuk menentukan tingkat efektivitas waktu kerja dapat diperoleh dari target penerimaan pelayanan dibagi realisasi penerimaan pelayanan dikali 100%. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat efektivitas waktu kerja di tiap bagian pendaftaran yaitu:


1)   Pendaftaran pasien baru rawat jalan
2)   Pendaftaran pasien lama rawat jalan
3)   Pendaftaran pasien baru rawat inap
4)   Pendaftaran pasien lama rawat inap
5)   Bagian filing

B.     Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan maka akan dibahas tentang masalah-masalah yang ada di Rumah Sakit muhammadiyah Selogiri Wonogiri tentang kebutuhan jumlah tenaga kerja berdasarkan beban kerja dan efektivitas waktu kerja di tempat pendaftaran pasien.
1.   Menetapkan Waktu Kerja Tersedia
Dari hasil pengamatan waktu kerja tersedia didapat dari jumlah hari dalam satu tahun, cuti pegawai dalam satu tahun, waktu pegawai mengikuti pelatihan atau pendidikan, hari libur nasional ketidak hadiran kerja dan waktu kerja selama satu hari. Sehingga diperoleh waktu kerja tersedia dibagian tempat pendaftaran poliklinik atau rawat jalan dan filing sebesar 100.080 menit per tahun sedangkan pada pendaftaran gawat darurat dan rawat inap sebesar 107.520 menit per tahun. Waktu kerja tersedia dibagian pendaftaran poliklinik atau rawat jalan dan filing mendapatkan hasil yang sama dikarenakan petugas pendaftaran juga bertanggung jawab terhadap pekerjaan dibagian filing. Bagian pendaftaran poliklinik atau rawat jalan di rumah sakit muhammadiyah Selogiri waktu kerjanya 6 hari dalam satu minggu, sedangkan pada pendaftaran gawat darurat dan rawat inap waktu kerjanya 7 hari dalam satu minggu. Hal tersebut sudah sesuai dengan teori yang ada, suma’mur mengatakan lama seseorang bekerja sehari secara baik adalah 6 sampai dengan 8 jam.
2.   Menetapkan Unit Kerja
Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri dalam pembagian petugas ditempat pendaftaran pasien belum maksimal dikarenakan petugas pendaftaran merangkap kerja dibagian filing. Hal ini mengakibatkan waktu pelayanan terhambat, Sehingga terjadi penumpukan antrian pasien pada saat pendaftaran poliklinik atau rawat jalan. Dengan demikian, beban kerja petugas pendaftaran poliklinik cukup tinggi. Penempatan Sumber Daya Manusia tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya, yaitu pada kegiatan pendaftaran dilakukan oleh seluruh petugas lulusan SMA, Untuk kegiatan yang dilakukan di rumah sakit muhammadiyah selogiri belum sesuai dikarenakan petugas pendaftaran masih merangkap tugas dibagian filing.
3.   Menetapkan Standar Beban Kerja
Dari hasil pengamatan beban kerja yang ditanggung oleh petugas di bagian pendaftaran pasien masing-masing berbeda-beda. Beban kerja yang ditanggung petugas dibagian pendaftaran pasien rawat jalan baru sebesar 227 jam per tahun didapat dari waktu kerja tersedia dibagi rata-rata waktu untuk kegiatan. Berbeda dengan pendaftaran pasien lama rawat jalan, beban kerjanya sebesar 305 jam/tahun, pendaftaran pasien baru rawat inap sebesar 231 jam/tahun, pendaftaran pasien lama rawat inap sebesar 342 jam per tahun dan bagian filing sebesar 441 jam per tahun. Untuk perhitunggan standar beban kerja didapat dari waktu kerja tersedia dibagi rata–rata waktu per kegiatan. Untuk perhitungan baban kerja dibagian pendaftaran pasien berbeda karena mempunyai waktu kerja tersedia dan waktu rata-rata per kegiatan yang berbeda-beda. Beban kerja tertinggi terdapat dibagian pendaftaran pasien poliklinik atau rawat jalan, hal ini terjadi selain jumlah pengunjung poliklinik yang tinggi petugas pendaftaran juga pempunyai perangkapan tugas dibagian  filing.
4.      Standar kelonggaran
Standar kelonggaran yaitu banyaknya kegiatan yang terkait langsung dengan kegiatan yang terkait langsung ataupun tidak langsung dengan pelayanan dalam kurun waktu satu tahun. Standar kelonggaran di bagian pendaftaran pasien dan juga filing sebesar 0,039 menit diperoleh dari rata-rata waktu per faktor kelonggaran dibagi dengan waktu kerja tersedia. Standar kelonggaran dibagian tempat pendaftaran pasien dan bagian filing sama dikarenakan petugas pendaftaran juga termasuk petugas filing.
Standar kelonggaran dibagian pendaftaran pasien rendah dikarenakan pada bagian tersebut waktu kerja tersedianya tinggi dan faktor kelonggaranya yaitu pertemuan rutin pelatihan kecil, pelatihan besar dan membimbing mahasiswa.

5.      Menetapkan kebutuhan tenaga kerja
Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri mempunyai petugas pendaftaran sebanyak 4 orang. Keempat petugas tersebut selain bertugas dibagian pendaftaran mereka juga merangkap tugas dibagian filing. Dalam bekerja mereka terbagi dalam 3 sift, ada sift pagi 1 orang, sift siang 1 orang, sift malam 1 orang, dan 1 petugas libur. Penelitian yang dilakukan yaitu pada waktu sift siang, karena pada sift tersebut poliklinik dibuka yaitu mulai pukul 14:00 sampai dengan 17:00 sehingga pasien lebih banyak dibandingkan dengan sift lain yang terkadang ada keterlambatan dalam pelayanan. Dari hasil pengamatan di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri kebutuhan tenaga kerja dibagian pendaftaran poliklinik atau rawat jalan yang memiliki kegiatan pendaftaran pasien rawat jalan dan filing yaitu 0.31+0.79+0,69 = 1,79 sedangkan pada bagian pendaftaran poliklinik atau rawat inap dan gawat darurat yang memiliki kegiatan pendaftaran pasien rawat inap, gawat darurat dan filing yaitu 0,12+0,14+0,15=0,41. jadi kebutuhan tenaga kerja yang belum sesuai dengan beban kerjanya yaitu pada bagian pendaftatan pasien poliklinik atau rawat jalan karena pada bagian tersebut mengalami beban kerja yang tinggi.
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan beban kerja di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri jika hasil semua perhitungan kebutuhan tenaga kerja di bagian pendaftaran dijumlahkan maka hasilnya 2,2 yang dibulatkan menjadi 3 orang, sedangkan jumlah petugas  pendaftaran di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri berjumlah 4 orang, hal ini tidak perlu dilakukan pengurangan jumlah tenaga kerja karena ke empat petugas tersebut waktu untuk bekerja terbagi menjadi 3 sift, sift pagi 1 orang, sift siang 1 orang, sift malam 1 orang, dan 1 petugas libur, ini sudah sesuai dengan teori yang ada bahwa pelayanan gawat darurat dilakukan selama 24 jam. Akan tetapi untuk petugas yang bekerja pada sift siang atau jam buka poliklinik akan mendapat beban kerja yang tinggi yang seharusnya sesuai dengan perhitungan dilakukan oleh 2 orang akan tetapi di rumah sakit muhammadiyah selogiri dilakukan oleh 1 orang.
Pada hasil wawancara yang dilakukan kepada petugas juga menyatakan karena rata-rata pasien perjanuari 2014 rata-rata menggunakan jaminan kesehatan nasional atau BPJS perlu penambahan petugas rekam medis pada bagian pendaftaran, hal ini dilakukan untuk efisiensi dan efektifitas penambahan jumlah petugas bagian pendaftaran di Rumah Sakit Muhammadiyah selogiri.
6.        Efektivitas waktu kerja
Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri memiliki tingkat efektivitas waktu kerja dibagian pendaftaran pasien baru rawat jalan sebesar 138%, dibagian pendaftaran pasien lama rawat jalan sebesar 95%, dibagian pendaftaran pasien baru rawat inap sebesar 129%, dibagian pendaftaran pasien lama rawat inap sebesar 95%, dan dibagian filing sebesar 476%. Berdasarkan prosentase diatas menunjukkan tingkat kecepatan setiap petugas dalam memberikan pelayanan kepada pasien yang melebihi target yang telah ditentukan didalam standar prosedur operasional rumah sakit muhammadiyah selogiri. Masing-masing petugas waktu kerja dalam memberikan pelayanan kepada pasien sudah efektif bahkan sangat efektif karena rumah sakit muhammadiyah selogiri waktu standar dalam memberikan pelayanan dalam SOP nya masih mengacu atau menggunakan standar pelayanan minimum sesuai dengan depkes tahun 2008, belum di modifikasi atau menyesuaikan pada keadaan dan kondisi lingkungannya.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.       Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan tentang kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja dan efektivitas waktu kerja petugas pendaftaran pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.    Waktu kerja tersedia di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri di bagi menjadi 2 yaitu bagian pendaftaran poliklinik dan filing hasilnya sebesar 1.674 jam per tahun, bagian pendaftaran rawat inap, gawat darurat dan filing yang hasilnya 1.792 jam per tahun.
2.    Penetapkan unit kerja di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri belum sesuai dengan latar belakang pendidikannya, semua petugas pendaftaran berlatar belakang SMA.
3.    Beban kerja yang ada di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri yang ditanggung petugas pendaftaran pasien yang merangkap tugas dibagian filing pada sift siang sebesar 973,70 jam per tahun sedangkan beban kerja yang ditanggung oleh petugas pendaftaran pasien rawat inap dan gawat darurat yang merangkap tugas dibagian filing sebesar 1.047,28 jam per tahun. Beban kerja petugas pendaftaran rawat inap dan gawat darurat  lebih tinggi dibandingkan dengan petugas pendaftaran yang bertugas pada sift siang atau rawat jalan.
4.    Standar kelonggaran Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri pada bagian pendaftaran dan filing sebesar 0.039, Standar kelonggaran  pada bagian pendaftaran dan filing sama dikarenakan petugas pendaftaran merangkap tugas pada bagian filing.
5.    Kebutuhan tenaga kerja berdasarkan rumus WISN diperoleh penambahan 1 orang petugas di bagian pendaftaran pada sift siang, dimana sift siang sudah ada 1 orang petugas pendaftaran, sesuai dengan standar beben kerja yang ditanggung bagian pendaftaran pada sift siang sebanyak 2 orang, sehingga petugas dapat melakukan kegiatan sesuai dengan tugasnya tanpa adanya perangkapan tugas dibagian filing.
6.    Waktu kinerja petugas pendaftaran pasien di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri kecepatan didalam memberikan pelayanan kepada pasien sudah efektif.

B.Saran
1.    Seharusnya tugas yang dilakukan oleh petugas bagian pendaftaran di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri sesuai dengan bagiannya, sehingga uraian kegiatan yang dilakukan oleh bagian pendaftaran lebih jelas dan tidak ada perangkapan dalam melakukan kinerja.
2.    Karena beban kerja pada bagian pendaftaran di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri pada sift siang tinggi, sehingga pada bagian tersebut perlu penambahan petugas.
3.    Apabila di Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri melakukan perekrutan pegawai baru dibagian pendaftaran, sebaiknya berlatar belakang D3 rekam medis.
4.    Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri dalam menetapkan standar pelayanan minimum untuk bagian standar waktu pelayanan pendaftaran sebaiknya disesuaikan dengan lingkungan yang ada.
5.    Rumah Sakit Muhammadiyah Selogiri perlu adanya penambahan petugas dibagian pendaftaran sebanyak 1 orang.

No comments:

Post a Comment